Campuran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Campuran merupakan gabungan dua atau lebih zat tunggal yang tidak saling bereaksi dan masing-masing komponen masih mempertahankan sifat asalnya. Campuran tidak memiliki komposisi yang tetap, berbeda dengan senyawa. Susunan zat dalam campuran dinyatakan dalam persen, baik persen massa maupun persen volume. Komponen yang kadarnya sangat kecil dapat dinyatakan dalam bagian persejuta (bpj atau ppm = part per million).
1.2. Tujuan percobaan
Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar zat dalam suatu campuran.Seperti pada larutan asam cuka, dengan melakukan percobaan tersebut kita akan dapat mengetahui berapa persen kadar larutan asam cuka tersebut.
1.3. Permasalahan
Sukar menemtukan kadar asam cuka , dan sukar menentukan berapa NaOH yang terpakai.
1.4. Ruang Lingkup
Percobaan tentang kadar zat dalam campuran , dilakukan di laboratorium MIPA ( Biologi, Fisika, dan Kimia ), yang berada dibiro lama UNIGHA , jalan Rawa, Sigli. Percobaan ini berada pada kondisi ruangan + 25 ˚ C dan pada tekanan 1 atm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Campuran adalah gabungan dua atau lebih zat tunggal yang tidak saling bereaksi, dan masing-masing komponen masih mempertahankan sifat asalnya. Berbeda dengan senyawa, campuran tidak mempunyai komposisi yang tetap.
Campuran meliputi :
1. Larutan, yaitu campuran yang bersifat homogen,
Contoh : Larutan gula, larutan garam, larutan cuka dan lain-lain.
2. Dispersi koloid, yaitu campuran yang bersifat antara homogen dan heterogen
Contoh : susu, asap, kabut, dan lain-lain.
3. Suspensi yaitu : campuran yang bersifat heterogen
Contoh : campuran air teh, air kopi, dan lain-lain.
Susunan zat dalam campuran dinyatakan dalam kadar dari zat yang membentuk campuran itu. Kadar biasanya dinyatakan dalam persen baik persen massa maupun persen volume. Komponen yang kadarnya sangat kecil dapat dinyatakan dalam bagian persejuta ( bpj atau ppm= part permillion).
Kadar atau jumlah komponen dalam campuran dapat ditentukan dengan cara:
a. Persen Massa
Persen massa adalah perbandingan massa zat komponen dengan massa campuran.
massa komponen
% massa = x 100 %
massa campuran
b. Persen Volume
Perseb volume adalah perbandingan volume zat komponen dengan volume campuran.
Volume komponen
% Volume = x 100 %
Volume campuran
c. Persen massa pervolum
Persen massa pervolum adalah perbandingan massa zat komponen dengan volume campuran.
atau dengan rumus :
massa komponen
% massa per volum = x 100 %
volume campuran
d. Bagian persejuta (bpj) atau part per million ( ppm )
Bagian persejuta adalah perbandingan atau bagian zat komponen dengan satu juta bagian campuran.
Satu bagian komponen
Bpj =
1.000.000,. bagian campuran
1
Bpj =
1.000.000,.
1 % = 10.000 Bpj
Contoh Soal
1. Dalam 100 gr roti terdapat 5 gr gula . Berapa % kadar gula dalam roti tersebut.
Jawab :
Dik : Massa gula ( komponen ) = 5 gr
Massa roti ( campuran ) = 100 gr
Dit : % kadar gula
Jawab :
Massa gula
Kadar gula = x 100 %
Massa campuran
5
Kadar gula = x 100 %
100
Kadar gula = 5 %
2. Berapa mililiter cuka murni yang terdapat pada 200 ml larutan cuka 25 %
Jawab :
Dik : Volume campuran ( larutan cuka ) = 200 ml
Kadar cuka = 25 %
Dit : Volume cuka murni ?
Jawab :
Volume cuka murni = Kadar cuka x volume campuran
Volume cuka murni = 25 % x 200 ml
Volume cuka murni = 50 ml
3. Berapa gram garam NaCl yang terdapat dalam satu liter air laut.Jika diketahui kadar NaCl dalam air laut adalah 0,05 % ( gr/ml).
Jawab :
Dik : Volume campuran = 1 liter = 1000 ml
Kadar Na Cl = 0,05 %
Dit : Massa NaCl ?
Jawab :
Massa NaCl = Kadar NaCl x Volume Campuran
Massa NaCL = 0,05% x 1000 ml
Massa NaCl = 0,5 gram
4. Dalam suatu daerah kadar gas CO2 adalah 0,00012 %. Tentukan kadar gas tersebut dalam Bpj !
Jawab :
Dik : kadar CO2 = 0,00012 %
Dit : Bpj kadar ? CO2
Jawab :
1% = 10.000 Bpj
Bpj kadar CO2 = 0,00012%
Bpj kadar CO2 = 0,00012 x 10000 Bpj
Bpj kadar CO2 = 1,2 Bpj
Pemisahan Komponen dalam campuran.
a. Dekantasi
Yaitu pemisahan komponen-komponen dalm campuran dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur(suspensi).
Contoh: pemisahan campuran air dan pasir
b. Filtrasi
Yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan menggunakan filter (penyaring). Hasil filtrasi disebut fltrat, sedangkan sisa filtrasi disebut residu atau ampas. Filtrasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang tidak saling larut.
Contoh : pemisahan campuran air dan kopi.
c. Kristalisasi
Yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara mengkristalkan komonen tercampur dengan cara dipanaskan kemudian didinginkan. Kristalisasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut.
Contoh: pemisahan campuran air dan garam
d. Sublimasi
Yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang mudah menyublim dengan cara penyubliman melalui pemanasan . Sublimasi dapat dilakukan untuk memisahkan komponen campuran yang mudah menyublim.
Contoh : pemisahan campuran kotoran pada kapur barus
e. Destilasi
Yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen campuran tersebut melalui pemanasan atau pendidihan campuran. Destilasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuaran zat cair dan zat cair yang berbeda titik didihnya.
Contoh : pemisahan campuran air dan alcohol.
f. Krimatografi
Yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang didasarkan pada perbedaan kecepatan peresapan pada medium resap / adsorben.
Contoh : pemisahan campuran air dan tinta.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
1. Alat
- Labu erlenmayer
- Beaker gelas
- Gelas ukur
- Pipet tetes
2. Bahan
- Cuka dengan merek berlainan
- Aquadest
- NaOH Indikator PP
3.2. Cara Kerja
a. Ambil 2 ml asam cuka dan letakkan kedalam beaker gelas catat mereknya.
b. Lalu tambahkan 100 ml aquadest kedalamnya.
c. Ambil 25 ml larutan asam cuka dan letakkan di labu erlenmeyer dan ditetesi 2 tetes indikator PP.
d. Ambil 100 ml NaOH 0,1 , lalu letakkan/ lakukan titrasi asam cuka dengan NaOH sampai larutan berubah warna.
e. Lakukan tutrasi sebanyak dua kali.
f. Hitung kadar cuka perdagangan yang dipakai.
g. Ulangi percobaan diatas dengan sampel yang berbeda.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Rata-Rata Titrasi
a. Asam cuka merek Bintang
Tritasi 1 : 2 ml
Tritasi 2 : 2 ml
Rata-rata titrasi : 2 ml = 0,002 L
b. Asam cuka merek Tiga Berlian
Tritasi 1 : 5 ml
Tritasi 2 : 5 ml
Rata-rata titrasi : 5 ml = 0,005 L
2. a. Asam cuka merek Bintang
- NaOH yang terpakai = Moralitas NaoH x rata-rata titrasi
= 0,1Mx 0,002 L
= 0,0002 mol
- Asam cuka yang ada pada cuka sebelum pengeceran :
Volume pengeceran
= x NaOH yang terpakai
Sampel
0,102
= x 0,0002
0,002
= 0,0102
- Kadar cuka perdagangan
Moralitas sebelum pengeceran =
Volume Sampel
0,102
=
0,025
= 0,408
- Kadar cuka dalam persen
Kadar cuka perdagangan
= x 100%
Molaritas Sampel
0,408
= x 0,0002
17,4
= 2,34 %
b. Asam cuka merek Bintang
- NaOH yang terpakai = Moralitas NaoH x rata-rata titrasi
= 0,1Mx 0,005 L
= 0,0005 mol
- Asam cuka yang ada pada cuka sebelum pengeceran :
Volume pengeceran
= x NaOH yang terpakai
Sampel
0,102
= x 0,0005
0,002
= 0,0255
- Kadar cuka perdagangan
Moralitas sebelum pengeceran =
Volume Sampel
0,0255
=
0,025
= 1,02
- Kadar cuka dalam persen
Kadar cuka perdagangan
= x 100%
Molaritas murni asam cuka
= 1,02 x 100%
17,4
= 5,86%
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh yaitu :
1. Percobaan dilakukan dengan 2 merek asam cuka yang berlainan, yaitu :
Asam suka merek Bintang, dan
Asam cuka merek Tiga Berlian
2. Perbandingan rata-rata titrasi asam cuka, yaitu :
Asam cuka merek Bintang memiliki rata-rata titrasi 2 ml, sedangkan
Asam cuka merek Tiga Berlian memiliki rata-rata titrasi 5 ml
3. Perbandingan kadar kedua asam cuka, yaitu :
Asam cuka merek Bintang mempunyai kadar 2,34%, sedangkan
Asam cuka merek Tiga Berlian mempunyai kadar 5,86%
4. Molaritas murni asam cuka :17,4
DAFTAR PUSTAKA
www. Google. Com. Kadar zat dalam campuran.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Campuran merupakan gabungan dua atau lebih zat tunggal yang tidak saling bereaksi dan masing-masing komponen masih mempertahankan sifat asalnya. Campuran tidak memiliki komposisi yang tetap, berbeda dengan senyawa. Susunan zat dalam campuran dinyatakan dalam persen, baik persen massa maupun persen volume. Komponen yang kadarnya sangat kecil dapat dinyatakan dalam bagian persejuta (bpj atau ppm = part per million).
1.2. Tujuan percobaan
Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar zat dalam suatu campuran.Seperti pada larutan asam cuka, dengan melakukan percobaan tersebut kita akan dapat mengetahui berapa persen kadar larutan asam cuka tersebut.
1.3. Permasalahan
Sukar menemtukan kadar asam cuka , dan sukar menentukan berapa NaOH yang terpakai.
1.4. Ruang Lingkup
Percobaan tentang kadar zat dalam campuran , dilakukan di laboratorium MIPA ( Biologi, Fisika, dan Kimia ), yang berada dibiro lama UNIGHA , jalan Rawa, Sigli. Percobaan ini berada pada kondisi ruangan + 25 ˚ C dan pada tekanan 1 atm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Campuran adalah gabungan dua atau lebih zat tunggal yang tidak saling bereaksi, dan masing-masing komponen masih mempertahankan sifat asalnya. Berbeda dengan senyawa, campuran tidak mempunyai komposisi yang tetap.
Campuran meliputi :
1. Larutan, yaitu campuran yang bersifat homogen,
Contoh : Larutan gula, larutan garam, larutan cuka dan lain-lain.
2. Dispersi koloid, yaitu campuran yang bersifat antara homogen dan heterogen
Contoh : susu, asap, kabut, dan lain-lain.
3. Suspensi yaitu : campuran yang bersifat heterogen
Contoh : campuran air teh, air kopi, dan lain-lain.
Susunan zat dalam campuran dinyatakan dalam kadar dari zat yang membentuk campuran itu. Kadar biasanya dinyatakan dalam persen baik persen massa maupun persen volume. Komponen yang kadarnya sangat kecil dapat dinyatakan dalam bagian persejuta ( bpj atau ppm= part permillion).
Kadar atau jumlah komponen dalam campuran dapat ditentukan dengan cara:
a. Persen Massa
Persen massa adalah perbandingan massa zat komponen dengan massa campuran.
massa komponen
% massa = x 100 %
massa campuran
b. Persen Volume
Perseb volume adalah perbandingan volume zat komponen dengan volume campuran.
Volume komponen
% Volume = x 100 %
Volume campuran
c. Persen massa pervolum
Persen massa pervolum adalah perbandingan massa zat komponen dengan volume campuran.
atau dengan rumus :
massa komponen
% massa per volum = x 100 %
volume campuran
d. Bagian persejuta (bpj) atau part per million ( ppm )
Bagian persejuta adalah perbandingan atau bagian zat komponen dengan satu juta bagian campuran.
Satu bagian komponen
Bpj =
1.000.000,. bagian campuran
1
Bpj =
1.000.000,.
1 % = 10.000 Bpj
Contoh Soal
1. Dalam 100 gr roti terdapat 5 gr gula . Berapa % kadar gula dalam roti tersebut.
Jawab :
Dik : Massa gula ( komponen ) = 5 gr
Massa roti ( campuran ) = 100 gr
Dit : % kadar gula
Jawab :
Massa gula
Kadar gula = x 100 %
Massa campuran
5
Kadar gula = x 100 %
100
Kadar gula = 5 %
2. Berapa mililiter cuka murni yang terdapat pada 200 ml larutan cuka 25 %
Jawab :
Dik : Volume campuran ( larutan cuka ) = 200 ml
Kadar cuka = 25 %
Dit : Volume cuka murni ?
Jawab :
Volume cuka murni = Kadar cuka x volume campuran
Volume cuka murni = 25 % x 200 ml
Volume cuka murni = 50 ml
3. Berapa gram garam NaCl yang terdapat dalam satu liter air laut.Jika diketahui kadar NaCl dalam air laut adalah 0,05 % ( gr/ml).
Jawab :
Dik : Volume campuran = 1 liter = 1000 ml
Kadar Na Cl = 0,05 %
Dit : Massa NaCl ?
Jawab :
Massa NaCl = Kadar NaCl x Volume Campuran
Massa NaCL = 0,05% x 1000 ml
Massa NaCl = 0,5 gram
4. Dalam suatu daerah kadar gas CO2 adalah 0,00012 %. Tentukan kadar gas tersebut dalam Bpj !
Jawab :
Dik : kadar CO2 = 0,00012 %
Dit : Bpj kadar ? CO2
Jawab :
1% = 10.000 Bpj
Bpj kadar CO2 = 0,00012%
Bpj kadar CO2 = 0,00012 x 10000 Bpj
Bpj kadar CO2 = 1,2 Bpj
Pemisahan Komponen dalam campuran.
a. Dekantasi
Yaitu pemisahan komponen-komponen dalm campuran dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur(suspensi).
Contoh: pemisahan campuran air dan pasir
b. Filtrasi
Yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan menggunakan filter (penyaring). Hasil filtrasi disebut fltrat, sedangkan sisa filtrasi disebut residu atau ampas. Filtrasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang tidak saling larut.
Contoh : pemisahan campuran air dan kopi.
c. Kristalisasi
Yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara mengkristalkan komonen tercampur dengan cara dipanaskan kemudian didinginkan. Kristalisasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut.
Contoh: pemisahan campuran air dan garam
d. Sublimasi
Yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang mudah menyublim dengan cara penyubliman melalui pemanasan . Sublimasi dapat dilakukan untuk memisahkan komponen campuran yang mudah menyublim.
Contoh : pemisahan campuran kotoran pada kapur barus
e. Destilasi
Yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen campuran tersebut melalui pemanasan atau pendidihan campuran. Destilasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuaran zat cair dan zat cair yang berbeda titik didihnya.
Contoh : pemisahan campuran air dan alcohol.
f. Krimatografi
Yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang didasarkan pada perbedaan kecepatan peresapan pada medium resap / adsorben.
Contoh : pemisahan campuran air dan tinta.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
1. Alat
- Labu erlenmayer
- Beaker gelas
- Gelas ukur
- Pipet tetes
2. Bahan
- Cuka dengan merek berlainan
- Aquadest
- NaOH Indikator PP
3.2. Cara Kerja
a. Ambil 2 ml asam cuka dan letakkan kedalam beaker gelas catat mereknya.
b. Lalu tambahkan 100 ml aquadest kedalamnya.
c. Ambil 25 ml larutan asam cuka dan letakkan di labu erlenmeyer dan ditetesi 2 tetes indikator PP.
d. Ambil 100 ml NaOH 0,1 , lalu letakkan/ lakukan titrasi asam cuka dengan NaOH sampai larutan berubah warna.
e. Lakukan tutrasi sebanyak dua kali.
f. Hitung kadar cuka perdagangan yang dipakai.
g. Ulangi percobaan diatas dengan sampel yang berbeda.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Rata-Rata Titrasi
a. Asam cuka merek Bintang
Tritasi 1 : 2 ml
Tritasi 2 : 2 ml
Rata-rata titrasi : 2 ml = 0,002 L
b. Asam cuka merek Tiga Berlian
Tritasi 1 : 5 ml
Tritasi 2 : 5 ml
Rata-rata titrasi : 5 ml = 0,005 L
2. a. Asam cuka merek Bintang
- NaOH yang terpakai = Moralitas NaoH x rata-rata titrasi
= 0,1Mx 0,002 L
= 0,0002 mol
- Asam cuka yang ada pada cuka sebelum pengeceran :
Volume pengeceran
= x NaOH yang terpakai
Sampel
0,102
= x 0,0002
0,002
= 0,0102
- Kadar cuka perdagangan
Moralitas sebelum pengeceran =
Volume Sampel
0,102
=
0,025
= 0,408
- Kadar cuka dalam persen
Kadar cuka perdagangan
= x 100%
Molaritas Sampel
0,408
= x 0,0002
17,4
= 2,34 %
b. Asam cuka merek Bintang
- NaOH yang terpakai = Moralitas NaoH x rata-rata titrasi
= 0,1Mx 0,005 L
= 0,0005 mol
- Asam cuka yang ada pada cuka sebelum pengeceran :
Volume pengeceran
= x NaOH yang terpakai
Sampel
0,102
= x 0,0005
0,002
= 0,0255
- Kadar cuka perdagangan
Moralitas sebelum pengeceran =
Volume Sampel
0,0255
=
0,025
= 1,02
- Kadar cuka dalam persen
Kadar cuka perdagangan
= x 100%
Molaritas murni asam cuka
= 1,02 x 100%
17,4
= 5,86%
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh yaitu :
1. Percobaan dilakukan dengan 2 merek asam cuka yang berlainan, yaitu :
Asam suka merek Bintang, dan
Asam cuka merek Tiga Berlian
2. Perbandingan rata-rata titrasi asam cuka, yaitu :
Asam cuka merek Bintang memiliki rata-rata titrasi 2 ml, sedangkan
Asam cuka merek Tiga Berlian memiliki rata-rata titrasi 5 ml
3. Perbandingan kadar kedua asam cuka, yaitu :
Asam cuka merek Bintang mempunyai kadar 2,34%, sedangkan
Asam cuka merek Tiga Berlian mempunyai kadar 5,86%
4. Molaritas murni asam cuka :17,4
DAFTAR PUSTAKA
www. Google. Com. Kadar zat dalam campuran.
0 Response to "Campuran"
Post a Comment