PERKEMBANGAN KANAK-KANAK AWAL
PERKEMBANGAN KANAK-KANAK AWAL
Masa anak-anak awal atau bisa disebut juga masa prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buwang air dan mengenal beberapa hal yang di anggap berbahaya atau mencelakakan dirinya. Memberikan gambaran singkat tentang perkembangan fisik, motorik, bicara, emosi, sosial, dan bermain pada awal masa kanak-kanak dan membandingkan perkembangan bidang-bidang ini dengan perkembangan yang berkembang pada masa bayi.
Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Jika perkembangan anak luput dari perhatian orangtua (tanpa arahan dan pendampingan orangtua), maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri mereka. Dan kelak, orangtua juga yang akan mengalami penyesalan yang mendalam.
Dampak negatif dari perkembangan anak yang kurang perhatian dari orang tuanya adalah anak menjadi nakal dan susah diatur. Dan dampak lain yang ditimbulkan adalah perusakan moral yang dialami anak yang kemungkinan diakibatkan dari salah bergaul dan berteman. Dan akhirnya, anak-anak inilah yang membawa dampak buruk bagi teman-temannya.
A. Defenisi Perkembangan masa awal anak-anak
Perkembanagan masa awal kanak-kanak merupakan hal yang menarik untuk dipelajari. Perkembangan awal anak-anak dibagi atas empat macam perkembangan fisik, kognitif, emosi, psikososial.
Perkembangan fisik yang terjadi berawal dari perubahan tinggi dan berat yang bertambah, perubahan yang terjadi karena pertambahan saraf-saraf otak,perkembangan motorik, perkembangan kemampuan anak yang terjadi dari anak mulai dapat berjalan sampai berlari tanpa jatuh, dan kemampuan anak dari membuat lingkaran hingga mengusun kotak-kotak dengan kmpleks.
Perkembangan kognitif merupakan perkembangan memori atau cara pikir anak dan kemampuan anakdalam merespon. Perkembangan kognitif sangat berpengaruh terhadap proses berpikir anakdan penyikapan anak terhadap suatu hal.
Perkembangan emosi merupakan suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan belajar dn motoris.
Perkembangan psikososial merupakan kemampuan untuk beradaptasi terhadap orang lain. Perkembangan ini sangat berpengaruh terhadap cara anak bersosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya.
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik adalah perkembangan-perkebangan dimana keterampilan motorik kasar dan motorik halus sangat berkebang pesan.
a. Tinggi dan berat
Anak-anak dengan usia sebaya dapat memperlihatkan tinggi tubuh yang sangat berbeda , tetapi pola pertumbuhan tinggi tubuh mereka tetap mengikukuti aturan yang sama.selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat berat bertambah antara 2,5-3,5 kg setiap tahunnya. Pada usia tiga tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 16,5 kg.pada usia lima tahun tinggi anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 kg.
b. Perkembangan otak
Salah satu perkembangan fisik yang paling penting selama masa perkembangan masa awal anak-anak ialah perkembangan otak. Otak dan kepala bertumbuh lebih pesat dari pada tubuh bagian manapun. Pada saat bayi mencapai usia dua tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa , dan pada usia lima tahun ukuran otaknya telah mencapai 90% otak orang dewasa. Pertumbuhan otak pada masa awal anak-anak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara daerah-daerah otak. Beberapa petambahan otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination, yaitu suatu proses di mana sel-sel urat saraf ditutup dan disekat dengan lapisan sel-sel lemak.
c. Perkembangan motorik
Perkembanagan fisik pada masa anak-anak ditandai dengan berkembangnya ketrampilan motorik, baik kasar maupun halus. Sekitar usia tiga tahun, anak sudah dapat berjalan dengan baik dan sekitar usia empat tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa.
Masa usia sekolah dasar sering pula disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian sekolah. Pada masa keserasian ini anak secara relatif anak-anak mudah lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya.
2. Perkembangan masa pertengahan dan akhir anak-anak
Masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan kelanjutan dalam masa awal anak-anak yang telah dipaparkan. Periode ini berlangsung dari usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Permulaan masa pertengahan dan akhir anak-anak ini ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya, sebab masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku.
3. Faktor-faktor dalam perkembangan mental anak
Pada dasarnya, perkembangan mental anak muncul sebagai satu rangkaian dari tiga periode besar. Masing-masing periode ini memperluas periode sebelumnya, merekonsruksinya pada suatu level baru, yang kemudian bahkan melampauinya dalam tingkatan yang lebih besar. Hal ini pun berlaku bagi periode pertama karena evolusi skema sensori-motor memperluas dan mengungguli struktur organik yang berlangsung selama masa embriogenesis.
Integrasi struktur yang berurutan, yang masing-masing mengebabkan kemunculan integrasi berikutnya, memungkinkan untuk membagi perkembangan anak menjadi preode-preode atau tahapan panjang dan sub-subperiode atau sutahap yang dapat dikarakterisasikan sebagai berikut:
a. urutan rangkaiannya bersifat konstan, meski usia rata-rata berlangsungnya berbeda-beda pada tiap individu ,menurut tingkatan kecerdasannya atau lingkungan pergaulanya. Dangan demikia,perkembangan tahapan akan mengakibatkan akselerasi atau retardasi ,tetapi urutanya tetap konstan dalam area-area (operasi-operasi,dan lain-lain) di mana tahapan-tahapan semacam itu telah menunjukkan keberadaannya.
b. tiap tahapan dikarakterisasi oleh keseluruhan struktur yang dengan merujuk kepadanya pola-pola perilaku utama dapat dijelaskan. Guna membangun tahapan-tahapan eksplanatoris tersebut tidaklah cukup merujuk pada pola-pola ini saja atau pada kelaziman suatu karakteristik tertentu (sebagai mana tahapan-tahapan yang diusulkan oleh freud dan wallon).
c. struktur-struktur menyeluruh ini bersifat integratif dan tak dapat dipertukarkan.
Empat faktor umum perkembangan mental:
a. Faktor pertama adalah pertumbuhan organik dan terutama kematangan sistem saraf dan sistem endokrin. Tidak diragukan bahwa sejumlah pola perilaku bergantung pada berfungsinya pertama-tama struktur. Disamping itu, semakin jauhkemahiran-kemahiran dipindahkan dari sensori-motor yang merupakan asal mereka,semakin berubah-ubah kronologi mereka,maksutnya bukan rangkaian mereka,tetapiwaktu kemunculan. Kematangan hanyalah satu dari bangak faktor yang terlibat dan pengaruh lingkungan fisik dan sosial bertambah penting terhadap pertumbuhan anak.
b. Faktor pokok kedua adalah peran latihan dan pengalaman yang diperoleh dalam tindakan-tindakan yang dilakukan pada objek-objek (yang dipertentangkan dengan pengalaman sosial). Hal ini juga merupakan faktor mendasar dan diperlukan. Akan tetapi, situasi ini tidak dengan sendirinya menjabarkan segala hal, meski demikian yang diklaim oleh para empiris.
c. Faktor pokok ketiga adalah interaksi dan transmisi sosial. Meski diperlukan dan sangat penting, faktor ini juga tidak cukup dengan sendirinya. Sosialisasi merupakan suatu strukturasi yang kepadanya individu berkontribusi sebanyak yang ia peroleh darinya, dari sinilah terjadi interdependensi dan isomorfisme “operasi” dan “kooperasi”.
d. Tiga faktor yang sangat berlainan tidak menjelaskan perkembangan berorientasi sama sederhana dan regulernya dengan tiga tahapan berangkai besar yang sudah dijelaskan. Dengan mempertimbangkan peran subjek dan koordinasi umum tindakan dalam perkembangan ini, kita dapat terdorong untuk membayangkan sebuah rencana yang dibentuk sebelumnya.
B. Perkembangan Moralitas Anak
Manusia itu hidup dalam masyarakat dengan berbagai macam interaksi,yakni interaksi dalam keluarga, dimasyarakatditempat belajar (sekolah, kampus), tempat kerja, ditempat bermain, berolahraga, rekreasi, dan sebagainya. manusia juga berinteraksi dengan alam fisik , bahkan alam gaib sekalipun. Perkembangan moral merupakan akibat interaksi potensial indivindu dengan pengaruh-pengaruh sosial budaya dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasyarakat sepanjang hidupnya. Lebih jauh lagi, bahwa perkembangan moral itu terkait dengan kaitan-kaitan tingkah laku individu dalam kelompoknya, yakni di masyarakatnya.
Alasan adana moral adalah masyarakat yang memberi kerangka referensi pada prilaku-prilaku individu.tanpa adanya kelompok da masyarakat,sebenarnya moral tidak akan tumbuh dan berkembang. Mengapa demikian?karena semua kelompok dan masarakat mempunyai sistem norma kehidupanya. sistem dari aturan-aturan yang engatur hidupdn beroperasintya masyarakat , lalu menjadi sebagai trasisisosial budaya . cara ini akan berlaku terus-menerus dari generasi kegenerasi sepanjang masa.
Sikap-sikap dan nilai-nilai merupakan faktor-faktor penting dalam perkembangan moral manusia. Keduanya menjadi dimensi kepda intelek dalam mencari apresiasi terhadap tingkahlaku budaya yang diterima oleh masyarakatnya.secara mudahnya,sikap dalam bentuk yang paling sederhana, adalah suatu kompleks perasaan-perasaan,berasal visceral, yang diorganisir secara tidak langsung oleh ulangan-ulangan peristiwa sebagai suatu hubungan kepada suatu fenomena atau yang lainnya. Lama-kelamaan sikap tersebut membentuk suatu sistem yang mendeterminasi cara seseorang untuk memandang dunia ini. Sistem semacam ini akan berpengaruh pada keputusan-keputusan yang diambil orang dalam memilih berbagai masalah termasuk moral. Perkembangan selanjutnya adalah, bahwa kerangka referensi moralnya akan dikendalikan oleh sistem sikap tersebut.
Sikap-sikap itu secara langsung terbentuk sebagai interaksi-interaksi individu dengan fisiko-sosiokultural universal, juga terbentuk secara tak langsung dengan peniruan atau pembelajaran (belajar) moralitas manusia (anak-anak) terbentuk karena belajar, dan sebagai akibat dari proses-proses intelektual dan sikap. Pembentukan (belajar) moral tersebut berjalan terus sepanjang hidup manusia, dan dapat dibahas dalam konteks perkembangan.
Cara-cara lain dalam terbentuknya moral adalah dengan penguasaan-penguasaan nilai-nilai. Apakah nilai itu? Nilai-nilai (values) adalah suatu harga (apresiasi) terhadap suatu benda atau orang. Penguasaan nilai-nilai itu berkembang melalui pengalaman-pengalaman dari masa kanak-kanak. Bayi lahir, belum mempunyai moral, bayi tumbuh dan berkembang akan menyerap nilai-nilai yang ada dimasyarakat, terutaa dalam keluarganya.
Pembentukan nilai-nilai tidak seperti sikap, nilai-nilai terbentuk karena kognitif, dan sikap karena emosi. Pembentukan nilai mulai keputusan-keputusan yang berkembang dalam berpikir evaluatif, dan berkembang menjadi kemapuan-kemampuan menghargai, mengapresiasi, yang kemudian membentuk kriteria.
Menurut Andreas Angyal ada tiga unsur dalam internalisasi nilai-nilai moral, yakni:
· Semangat otoritas dan disiplin.
· Gerakan bergabung pada masyarakat.
· Otonomi atau determinisme diri.
C. Ciri-Ciri Perkembangan Kanak-Kanak Awal
Hurlock (1980) menerangkan bahwa awal masa kanak-kanak mulai dari umur 2 (dua) sampai dengan 6 (enam) tahun. Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan. Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yaitu kira-kira usia 2 (dua) tahun sampai saat matang secara seksual. Berikut ini ciri-ciri pada awal masa kanak-kanak:
1. Usia yang mengundang masalah atau usia sulit
Masa bayi sering membawa masalah bagi orang tua dan umumnya berkisar pada masalah perawatan fisik bayi, sehingga sering terjadi masalah perilaku yang menyulitkan. Perilaku tersebut diantaranya bandel, keras kepala, tidak menurut, negativistis, melawan, dan temper tantrum (seringkali marah tanpa alasan). Pada malam hari terganggu oleh mimpi buruk dan pada siang hari ada rasa takut yang tidak rasional, dan merasa cemburu.
2. Usia mainan
Sebagian besar waktu pada saat ini dihabiskan dengan bermain. Penyelidikan tentang permainan anak menunjukkan bahwa bermain dengan mainan mencapai puncaknya pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak, kemudian menurun saat anak mencapai usia sekolah. Ketika masuk sekolah, anak-anak juga melakukan permainan dalam bentuk olahraga dan permainan lainnya. Mainan merupakan unsur yang penting dari aktivitas bermain mereka.
3. Usia prasekolah
Anak-anak mulai dipersiapkan untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal. Masa ini disebut juga dengan masa persiapan, yaitu anak-anak disiapkan secara fisik dan mental (harapan dan tekanan) untuk mengikuti pendidikan formal. Biasanya anak dititipkan di tempat-tempat perawatan, taman indria atau taman kanak-kanak.
4. Usia kelompok
Masa dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk pendidikan formal.
5. Usia menjelajah
Rasa ingin tahu (Curious) yang besar menjadikan anak-anak ingin mengetahui dan mengeksplorasi keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya, dan menjadi bagian dari lingkungan.
6. Usia bertanya
Salah satu cara untuk menjelajahi lingkungan adalah dengan bertanya. Rasa ingin tahu pada alam, lingkungan sekitar diterjemahkan anak-anak melalui pertanyaan “mengapa begini dan mengapa begitu” serta “apa ini dan apa itu”.
7. Usia meniru
Yang paling menonjol dalam periode ini adalah meniru (membeo) pembicaraan dan tindakan orang lain. Anak cenderung mencontoh (modelling) perilaku yang dilakukan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Anak laki-laki mencontoh yang dikerjakan ayahnya, sedangkan anak perempuan mencontoh yang dikerjakan oleh ibunya.
8. Usia kreatif
Anak cenderung menunjukkan kreativitasnya dalam bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan dengan masa-masa lain dalam kehidupannya. Imajinasi, kemampuan abstraksi (berkhayal) cenderung dituangkan dalam kreativitas bermain. (Ris).
D. Belajar Perbedaan Dan Aturan Jenis Kelaminan
Belajar membedakan jenis kelamin, serta dapat bekerja sama dengan jenis kelamin lain. Melalui observasi, maka anak akan melihat tingkah laku yang berbeda jenis kelamin satu dengan yang lain dan melalui latihan-latihan mereka akan bertingkah laku seperti anak laki-laki atau anak perempuan. Anak juga akan sadar dan tertarik soal-soal seks pada manusia dan usaha kerja sama dengan adanya perbedaan kenyataan seksnya dan seks yang lain.
E. Kontak Perasaan Orang Tua, Keluarga Dan Orang Lain
Belajar untuk menghubungkan diri sendiri secara emosional dengan orang lain, sanak saudara dan orang lain. Melalui gerak-gerik anak, anak dinyatakan sedang belajar mencari pengalaman dari orang lain;interaksi anak dengan orang lain menjadikannya mampu meniru dan dapat mengidentifikasikan diri terhadap orang lain sesuai dengan keinginannya.
F. Belajar Apa Yang Benar Dan Apa Yang Salah Perkembangan Kata Hati
Belajar membedakan baik dan buruk yang berarti mengembangkan kata hati (hati nurani). Belajar mengembangkan kata hati, berarti supaya anak dapat hidup dalam masyarakat anak harus mengetahui apa yang benar dan yang salah, teladan, hukuman dan ganjaran. Anak harus mengetahui jika berbuat salah akan mendapat ganjaran atau hukuman dan jika berbuat baik akan mendapat respon berupa pujian.
0 Response to "PERKEMBANGAN KANAK-KANAK AWAL"
Post a Comment