Makalah Perkembangan Budidaya Ikan Konsumsi Lengkap
Perkembangan Budidaya Ikan Konsumsi
IKAN NILA, IKAN LELE
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia itu terkenal dengan kondisi perairan dan
lahan yang sangat cocok untuk Pertanian , Perikanan dan Perkebunan . Tapi
sangat jarang bahkan sampai sekarang indonesia yang katanya penghasil ikan
terbesar tapi hanya mengandalkan tangkapan alamnya saja. Kita haru bisa
membudidaya ikan secara khusus, kami sangat mendukung jika indonesia
menjadi produsen ikan terbesar didunia melalu sistem budidaya ikannya .
Budiaya ikan tidaklah serumit yang dibayangkan ,
Kita hanya perlu Lahan dan kolam atau aquarium . Budidaya ikan selain menjadi
hobi juga bisa menghasilkan uang.
Budidaya ikan yang sangat diminati saat ini adalah
budidaya ikan air tawar Budidaya ikan untuk konsumsi umum seperti Ikan lele,
Gurami , Ikan Mas , Udang , Nila dan Budidaya untuk konsumsi lainnya
Budidaya ikan yang tidak kalah dari ikan konsumsi
adalah ikan Hias, Anda bisa melihat banyaknya jenis ikan hias yang beredar
diindonesia ini . yang rata-rata indonesia meng ekspor ikan nya keluar daerah
seperti ke singapura.
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik
(berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan
kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari
27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic
yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi
ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag),
ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari),
dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam
berbagai bahasa daerah disebut iwak.
Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu
yang berukuran 14 meter (45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7
mm (kira-kira 1/4 inci). Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai
"ikan", seperti ikan paus, ikan cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya
tidak tergolong sebagai ikan.
Sampai saat ini, ikan pada umumnya dikonsumsi
langsung. Upaya pengolahan belum banyak dilakukan kecuali ikan asin. Ikan dapat
diolah menjadi berbagai produk seperti ikan kering, dendeng ikan, abon ikan,
kerupuk ikan, ikan asin, kemplang, bakso ikan dan tepung darah ikan sebagai pupuk
tanaman dan pakan ikan.
B.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah
ini adalah untuk mengetahui Perkembangan dan Cara Budidaya Ikan Konsumsi, Ikan
konsumsinya salah satu Ikan Nila dan Ikan Lele.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ikan konsumsi adalah jenis-jenis ikan yang lazim
dikonsumsi sebagai pangan oleh manusia. Ikan konsumsi dapat dikelompokkan
berdasarkan habitat hidup jenis-jenis ikan yaitu dari laut dan dari perairan di
darat. Ikan konsumsi juga dapat dikelompokkan berdasarkan upaya memperoleh ikan
tersebut seperti penangkapan langsung dari alam dan hasil pembudidayaan.
Pada umumnya jenis-jenis ikan konsumsi dari laut
dilakukan dengan penangkapan langsung di laut, sementara hanya sedikit jenis
ikan laut yang dilakukan dengan upaya pembudidayaan. Jenis-jenis Ikan Konsumsi
diperolah dari penangkapan di laut dilakukan oleh nelayan dari mulai nelayan
kecil yang mengandalkan jala lempar sampai kepada nelayan besar yang
menggunakan peralatan modern.
Ikan Konsumsi dari perairan di darat biasanya
disebut juga sebagai Ikan Air Tawar. Ikan Air Tawar sebagai ikan konsumsi
diperoleh dengan menangkap dari alam atau ikan yang dibudidayakan.
B.
Ikan Konsumsi
1. Ikan Nila
Budidaya Ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis ikan untuk konsumsi dan
hidup di air tawar. Ikan ini cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta
sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis iklan yang paling
sering dikonsumsi sehari-hari oleh Masyarakat. Dengan teknik budidaya yang sangat
mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, sehingga budidaya ikan nila sangat
layak dilakukan, baik skala rumah tangga maupin skala besar atau perusahaan.
Jenis
Jenis Ikan Nila
Klasifikasi
ikan nila adalah sebagai berikut:
-
Kelas : Osteichthyes
-
Sub-kelas : Acanthoptherigii
-
Crdo : Percomorphi
-
Sub-ordo : Percoidea
-
Famili : Cichlidae
-
Genus : Oreochromis
-
Spesies : Oreochromis niloticus
Terdapat
beberapa jenis nila yang dikenal di masyarakat, antara lain: nila biasa, nila
merah (nirah), nila albino, nila gesit, dan nila gift
- Tanah yang baik
untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos.
Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor
sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
- Kemiringan tanah
yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan
pengairan kolam secara gravitasi.
- Ikan nila cocok
dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
- Kualitas air untuk
pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan
air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan.
Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang
kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena
banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik
untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton harus
dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut
piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka
kecerahan yang baik antara 20-35 cm.
- Debit air untuk
kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih,
karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus
deras.
- Nilai keasaman air
(pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan
keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
- Suhu air yang
optimal berkisar antara 25-30o C.
- Kadar garam air
yang disukai antara 0-35 per mil.
Cara Budidaya Ikan Nila
Cara budidaya ikan nila terdiri dari beberapa
tahapan yang sangat penting untuk diketahui, yaitu mulai dari persiapan kolam,
penerbaran benih ikan, pencegahan penyakit, dan masa pemanenan. Untuk mengetahi
secara detail tentang langkah-langkah tersebut diatas, maka berikut akan
diberikan penjelasannya secara spesifik kepada Anda.
1.
Persiapan Kolam
Kolam adalah salah satu hal yang paling penting untuk
membudidayakan ikan nila. Kolam sebagai tempat pembiakan ikan nila perlu
dipersiapakan secara maksimal, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
- Pengeringan kolam;
- Perbaikan
pematang, saluran pemasukkan dan pengeluaran;
- Pengapuran dengan
ukuran 25-1000 gram/m2;
- Pemupukan dengan
pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2 dan TSP gram/ m2.;
- Pengisian air
kolam;
- Dapat dilakukan
penyemprotan dengan pestisida;
- Untuk mencegah
h.ewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan pada pintu masuk
air;
- Masukkan air
sampai kedalaman 80 - 150 cm, kemudian tutup pintu pemasukkan dan
pengeluarannya, biarkan air tergenang;
- Penebaran Ikan
Nila dilakukan setelah 5 - 7 hari pengisian air kolam.
2.
Penerban Benih Ikan Nila
Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana
dengan baik, maka pada hari yang kelima samapai hari ketujuh setelah masa
pengisian air kolam dilakukan akan dilakukan penebaran benih ikan nila. Dalam
hal ini yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih ikan yang disebarkan
hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau dengan ukuran berat 30 gram/ekor dengan
pada tebar sekitar 5-10 ekor/m2. Pemeliharaan ikan nila dilakukan selama 6
bulan atau hingga ukuran berat ikan nila sudah mencapai 400-600 gram/ekor.
3.
Pemberian Makanan
Dalam pemberian makanan ikan nila diberikan setiap
hari dengan komposisi makanan alami dan juga makanan tambahan. Makanan ikan
nila ini bisa terdiri dari dedak, ampas kelapa, pelet dan juga sisa-sisa
makanan dapur.
Umumnya
pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini:
1.
Protein 20-30%;
2.
Lemak 70% (maksimal.);
3.
Karbohidrat 63 - 73%.
4.
Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah :
-
Kaliandra
-
Kalikina atau kecubung;
-
Kipat
-
Kihujan
4.
Penyakit
Ikan nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit
serius yang disebabkan oleh lingkan dan keadaan yang tidak menyenangkan,
seperti populasi yang terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan yang kuran
baik dan sebagainya. Penanggulangan yang paling efektif dilakukan adalah dengan
memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan tersebut.
Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada
sebuah kolam ikan nila, maka semua upaya yang dilakukan akan terlambat dan
sia-sia. Penyembuhan dengan memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh
kolam memerlukan biaya yang cukup mahal.
Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang
paling umum dilakukan adalah melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan
dengan melakukan pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan pada
kolam dan melakukan penyiapan dari permulaan.
4. Pemanenan Ikan Nila
4. Pemanenan Ikan Nila
Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan
setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan. Ikan nila pada usia 4-6 bulan
pemeliharaan akan memiliki berat yang bevariasi, yaitu antara 400-600
gram/ekor.
Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa
belum maksimal, maka pemanenan bisa juga dilakukan dengan sistem bertahap,
dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan
menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.
Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga
dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan
dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi
apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang. dalam budi
daya ikan nila tidak hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kolam yang
terbuat dari semen taupun langsung menggunakan tanah melainkan juga dapat
menggunakan kolam yang terbuat dari terpal.
Berikut
ini cara membuat kolam untuk budidaya ikan nila menggunakan terpal
Bahan:
-
Terpal (ukuran sesuai dengan keinginan anda)
-
Sekam
-
Batako / Bata Merah
Cara
pembuatan kolam terpal
- Cari posisi tanah
yang langsung terkena sinar matahari dan cukup luas untuk pembuatan kolam.
- Gali tanah sesuai
dengan luas kolam yang anda inginkan dengan kedalaman ± 50 cm.
- Tanah hasil galian
tadi digunakan untuk tanggul di sisi kolam dan dipadatkan supaya tanggul
tersebut kuat lalu permukaan tanggul diberi batako / bata merah supaya
permukaannya rata.
- Setelah penggalian
selesai, selanjutnya dasar kolam diberi sekam secar merata.
- Terpal siap
dipasang dan diisi air.
- Diatas terpal
diberi batako / bata merah lagi supaya aman dan rapi. Hal ini dimaksudkan
juga supaya terpal tidak gampang berubah posisi, terutama saat angin
berhembus lumayan kencang.
Setelah kolam terpal jadi, hal yang harus
diperhatikan dalam budidaya ikan nila adalah air. Sumber air yang akan kita
gunakan haruslah air yang bersih, dapat berupa air sumur, air PAM, air
hujan yang ditampung, dan lain-lain yang layak digunakan. Lebih ideal lagi jika
kolam terpal mendapat pasokan dari sungai, saluran irigasi, waduk, atau danau.
Analisa
KeuntunganUsaha
Pembesaran
Ikan Nila
Pembesaran
nila mulai dari benih berumur dua bulan (ukuran jempol) sampai nila berukuran
4-5 kg/ekor selama 4 bulan. perhitungan yang digunakan dalam usaha pembesaran
nila sebagai berikut:
- Luas
kolam 1000 m persegi merupakan lahan sewa
- Benih
yang akan dibesarkan sebanyak 60.000 ekor
- Jumlah
tenaga kerja dua orang. Rp 750.000/bln/org
- Pembesaran
ini selama empat bulan berukuran 200-300 g/ekor.
- Total
produksi nila konsumsi yang dipanen kurang lebih 10 ton.
Modal
sarana pembesaran
-
Kolam 1000 meter persegi selama empat bulan
|
Rp.
1.200.000
|
-
Benih nila 60.000 ekor
|
Rp.
9.000.000
|
-
Alat perikanan
|
Rp.
500.000
|
Total
|
Rp.
10.700.000
|
Biaya
operational
-
Pakan buatan sendiri
|
Rp.
42.000.000
|
-
Tenaga kerja dua orang
|
Rp.
6.000.000
|
-
Obat-obatan dan keperluan lain
|
Rp.10.000.000
|
Total
|
Rp.
58.000.000
|
Total
Pengeluaran=Modal Sarana Pembesaran + Biaya Operational
=
Rp. 10.700.000 + Rp. 58.000.000
=
Rp. 68.700.000
2.
Ikan Lele
Budidaya Ikan Lele
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang
sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan
menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya
ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif.
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu
segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan betjuan untuk
menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk
menghasilkan ikan lele siap konsumsi. Pada kesempatan kali
ini alamtani akan membahas tahap-tahap persiapan budidaya ikan lele
segmen pembesaran.
Penyiapan
kolam tempat budidaya ikan lele
Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan
untuk tempat budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk
memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan,
ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada.
Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya
ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan
keramba. Namun dalam artikel ini kita akan membahas kolam tanah, mengingat
jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan. Sebagai
pengetahuan tambahan, Tahapan yang harus dilakukan dalam
menyiapkan kolam tanah adalah sebagai berikut:
a.
Pengeringan dan pengolahan tanah
Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus
dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung
pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah
retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering.
Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan
mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut
bisa bekembang dari periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan
dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati.
Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau
dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki
kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam
tanah.Bersamaan dengan proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang
terdapat di dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan
gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari
tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan ikan.
b.
Pengapuran dan pemupukan
Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman
kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang
digunakan adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara
ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik
tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk
pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat
keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan.
Langkah selanjutnya adalah pemupukan.
Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan
TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos.
Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya
adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi.
Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air
seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami
ikan lele.
c.
Pengaturan air kolam
Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele
adalah 100-120 cm. Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam
dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari
selama satu minggu.
Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih
bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti
fitoplankton tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton
berwarna kehijauan.
Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar.
Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan
lele sampai pada ketinggian ideal.
Pemilihan
benih ikan lele
Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat
ditentukan oleh kualitas benih yang ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang
biasa dibudidayakan di Indonesia. Kami
merekomendasikan jenis ikan lele Sangkuriang yang
dikembangkan BBPBAT Sukabumi.
Ikan lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan dari lele dumbo. BBPBAT
mengembangkan ikan lele sangkuriang karena kualitas lele dumbo yang saat
ini beredar di masyarakat semakin menurun dari waktu ke waktu. Benih ikan lele
bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan pembenihan ikan lele
sendiri.
a.
Syarat benih unggul
Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar
sehat. Ciri-ciri benih yang sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau
luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya
normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan
tersebut menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya
baik.
Ukuran
benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm.
Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari
benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan
didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.
b.
Cara menebar benih
Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim
terlebih dahulu. Caranya, masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke
dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih
dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih
keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih.
Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan
kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam,
semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak
lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa
menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam
berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air
yang ideal.
Menentukan
kapasitas kolam
Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk
budidaya ikan lele secara intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter
(kedalaman yang dianjurkan). Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan
adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4
meter maka jumlah bibit ikannya minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3×4)
x 400 = 4800 ekor.
Catatan:
kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok.
Pakan
untuk budidaya ikan lele
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam
budidaya ikan lele. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan
ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih
kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging.
Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan.
Untuk
mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan
utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal,
a.
Pemberian pakan utama
Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak
mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan
lele adalah protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin
dan mineral.
Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah
dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai
memilih mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan
kadaluarsa.
Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan.
Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya.
Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5%
bobot tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang
dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen,
persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.
Jadwal
pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5
kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih
sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari.
Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada
malam hari. Pertimbangkan pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam
hari. Si pemberi pakan harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan
lele agresif menyantap pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas
untuk menyantapnya.
b.
Pemberian pakan tambahan
Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk
memberi pakan tambahan. Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat
biaya pengeluaran pakan yang menguras kantong.
Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan,
bisa dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan
tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat
dalam penangkapannya. Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas
tahu.
Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan
pengolahan terlebih dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan.
Kemudian pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk
limbah ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele. Satu hal yang
harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan sampai telat atau
kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni suka memangsa sejenisnya.
Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan memangsa
ikan yang lebih kecil.
Pengelolaan
air
Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah
pengelolaan air kolam. Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air
harus tetap terjaga. Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak
habis di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau
hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Apabila sudah muncul
bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi dengan air baru.
Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pada kebiasaan pemberian pakan.
Apabila dalam pemberian pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan
lebih sering dilakukan.
Pengendalian
hama dan penyakit
Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele
antara lain hama predator seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung.
Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya
yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang
pagar di sekeliling kolam.
Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari
protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai
penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung
perut dan luka di kepala dan ekor.
Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah
dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan
kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain
penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti
kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain.
Panen
budidaya ikan lele
Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai
ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam tempo
2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda dengan konsumsi domestik,
ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor.
Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan
lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan
lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya.
Pemisahan ukuran berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi
berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ikan konsumsi adalah jenis-jenis
ikan yang lazim dikonsumsi oleh manusia sebagai sumber pangan. Ikan konsumsi
dapat diperoleh salah satunya dari proses budidaya. Contoh ikan konsumsi yang
sering dibudidayakan antara lain : lele, gurami, nila, mas, bawal dan patin.
Ikanikan tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Pengenalan struktur
ikan tidak terlepas dari morfologi ikan, yaitu bentuk tubuh ikan sebagai
ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat. Morfologi ikan sangat berhubungan
dengan habitat ikan tersebut.
Sumber :
http://www.duniapengetahuan.com/2013/02/cara-budi-daya-ikan-nila-dan-keuntungan.html
http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-perikanan/budidaya-ikan-nila/
http://updatetugassekolah.blogspot.co.id/2014/10/bagaimana-teknik-budidaya-pembesaran.html
https://sainsz.blogspot.com/2015/02/makalah-tentang-budidaya-ikan-konsumsi.html
0 Response to "Makalah Perkembangan Budidaya Ikan Konsumsi Lengkap"
Post a Comment