Makalah Posisi dan Kondisi Indonesia selama PD II dan Pengaruhnya PD II terhadap kemerdekaan Indonesia
Makalah Posisi dan Kondisi Indonesia selama PD II dan Pengaruhnya PD II terhadap kemerdekaan Indonesia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perang merupakan masalah abadi yang sudah ada semenjak
adanya manusia dan pada abad nuklir ini perang menjadi semakin canggih. Perang
dengan berbagai latar belakangnya selalu bermuatan politik, serta cenderung
tidak terkendali dan tidak manusiawi, meskipun pada akhirnya perang
mengakibatkan penderitaan bagi semua pihak namun diperlukan adanya perlidungan
kepada penduduk sipil dan orang sipil (civilian) khususnya perlindungan kepada
anak.
Menurut Larry May dari Washington University, Amerika
Serikat mengatakan ada beberapa argumen moral yang biasa dijadikan pegangan
sehingga perang atau konflik bersenjata menjadi diterima sebagai “sesuatu” yang
benar. Secara teoritis ini juga yang sering digunakan oleh kalangan militer di
Indonesia dalam membenarkan perlunya mengangkat senjata dalam melawan “musuh”,
siapapun mereka. Alasan – alasan tersebut, yaitu: (1) Prinsip membela diri (2)
Berkaitan dengan adanya suatu permintaan/kewajiban bahwa kita semua
diminta/wajib untuk membantu orang – orang yang tidak bersalah yang menderita.
(3) Kekerasan senjata “terpaksa” digunakan untuk mencegah kejahatan yang lebih
besar lagi.
Sejalan dengan perkembangan situasi maka istilah perang
kemudian digantikan dengan sangketa bersenjata (armed conflict). Hal ini
dikarenakan orang berusaha untuk agresor. Tetapi dalam kenyataannya tetap ada
konflik yang secara teknis intensitasnya sama dengan perang. Menurut beberapa
ahli hukum, istilah ini dianggap lebih sesuai karena lebih masuk akal.
Karl Joseph Partsch membedakan anatara sangketa bersenjata
internasional (international armed conflict) dan sanketa bersenjata
non-internasional (non international armed conflict. Kedua istilah ini
dapat ditemukan pada Konvensi Janewa 1949.
Ketika perang atau konflik bersenjata terjadi banyak
kerusakan-kerusakan/kerugian yang muncul baik itu bentuknya materi maupun
psikis. Untuk meminimalkan kerusakan – kerusakan tersebut maka kemudian dikenal
teori – teori yang bertujuan untuk memanusiawikan perang / konflik bersenjata
yang terjadi tersebut. Dikenallah teori mengenai Perang yang Adil/Just War
Theory yang dikemukakan oleh Douglas P. Lackey, seorang profesor filsafat
dari City University, New York. Meskipun dalam teori ini terungkap bahwa perang
dapat dibenarkan.
Berkembangnya negara-negara fasis seperti Italia, Jerman,
dan Jepang membuat situasi politik di kawasan Eropa semakin menghangat, dan
diwarnai dengan ketegangan yang mendorong terjadinya Perang Dunia II.
Berjalannya Perang Dunia II senada dengan sebuah kisah yang
menceritakan tentang sebuah dunia yang eksotik dan misterius di Jepang pada
awal tahun 1930-an. Kisahnya berlatar pada era sebelum Perang Dunia II
berkecamuk. Saat itu, seorang gadis kecil bernama Chiyo (Suzuka Ohgo) dan kakak
perempuannya dibawa ke kota Kyoto untuk bekerja sebagai pelayan di
sebuah rumah geisha.
B. Tujuan Masalah
Dari latar belakang masalah di
atas, Tujuan Penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui Posisi dan
kondisi Indonesia selama Perang Dunia II dan Pengaruhnya Perang Dunia Ke II
terhadap Kemerdekaan Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perang Dunia II
Keadaan politik internasional
menjelang Perang Dunia II menyerupai keadaan tahun 1900 - 1914 sebelum Perang
Dunia I. Perang Dunia II merupakan lanjutan Perang Dunia I. Perang Dunia I merupakan
balas dendam negara Perancis terhadap Jerman karena dipermalukan dalam
kekalahannya ketika kalah perang tahun 1870 - 1871. Dalam hal industri, Jerman
juga bersaing dengan Inggris yang menyebabkan adanya persekutuan militer. Yaitu
Triple Alliantie (Blok Sentral) terdiri dari negara Jerman, Austria, dan
Italia, serta Triple Entente (Blok Sekutu) terdiri dari negara Perancis,
Inggris, dan Rusia.
Terjadilah perang yang hampir
melibatkan seluruh dunia yang di kenal dengan Perang Dunia I. Perang ini berakhir
dengan kekalahan Jerman. Kekalahan Jerman memberi kesempatan kepada Adolf
Hitler membangkitkan bangsanya untuk melakukan balas dendam kepada Perancis.
Adolf Hitler mengembangkan fasisme dan kemudian memulai Perang Dunia II dengan
menyerbu Polandia.
Sebab Umum
Terjadinya Perang Dunia II :
- Kegagalan Liga Bangsa -
Bangsa (LBB) dalam menciptakanperdamaian dunia
- Negara - negara maju saling
berlomba memperkuat militer dan persenjataannya
- Adanya politik Aliansi
(mencari kawan persekutuan)
- Adanya pertentangan -
pertentangan akibat ekspansi
- Adanya pertentangan faham
demokrasi, fasisme, dan komunisme
- Adanya politik balas dendam
Jerman terhadap Perancis
Sebab
Khusus Terjadinya Perang Dunia II :
1.
Adanya penyerbuan Jepang terhadap Amerika di Pearl
Harbour pada tanggal 7 Desember 1941
2.
Perebutan kembali kota Danzig yang dilakukan oleh
Jerman terhadap Polandia pada tanggal 1 September 1939
B. Posisi Indonesia Ketika Terjadi
Perang Dunia II
Perang Dunia II di medan Asia
Pasifik di awali oleh Jepang mem-bom secara tiba - tiba terhadap pangkalan
terbesar Angkatan Laut Amerika Serikat Pearl Harbour di Pasifik pada tanggal 7
Desember 1941. Jepang dalam waktu singkat melakukan serbuan ke selatan yakni
pada tanggal 8 Desember 1941, menyerbu Lapangan Terbang Clark Field dan
Lapangan Iba di Pulau Luzon, Filipina. Setelah menguasai dua tempat tersebut,
Jepang melanjutkan menduduki Hainan, Hongkong, dan Bangkok. Hongkong merupakan
pos terdepan bagi Inggris di Asia.
Pada bulan Januari 1942 Jepang
menduduki Malaysia, Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Malaysia pada waktu itu,
dikuasai Sekutu berhasil direbut Jepang. Pada tanggal 24 januari 1942 Jepang
menduduki Tarakan, Balikpapan, dan Kendari. Balikpapan merupakan sumber -
sumber minyak maka diserang dengan hati - hati agar tetap utuh, tetapi
dibumi-hanguskan oleh tentara Belanda.
Tanggal 3 Februari 1942 Samarinda
diduduki pasukan Jepang. Pada waktu itu, Samarinda masih dikuasai tentara
Hindia-Belanda(KNIL). Dengan direbutnya lapangan terbang oleh Jepang, maka
tanggal 10 Februari 1942 Banjarmasin dengan mudah dapat diduduki. Pada tanggal
4 Februari 1942, menguasai Palembang dan sekitarnya. Dengan jatuhnya Palembang,
maka Jepang dengan mudah masuk ke Pulau Jawa. Jepang menyerang di Pulau Jawa
karena di pandang sebagai basis kekuatan politik dan militer Belanda. Oleh
karena itu, gerakan pasukan Jepang baik dari arah barat maupun dari arah timur
ditujukan ke Pulau Jawa.
Indonesia dijadikan tempat
pertahanan terakhir oleh Jepang karena pada saat itu terjadi pengeboman di kota
Hiroshima dan Nagasaki. Selain itu Jepang juga mengalami kekalahan perang terus
- menerus dari serangan Sekutu.
C. Posisi Indonesia Setelah Perang
Dunia II
Adanya Perang Dunia II secara
tidak langsung membawa perubahan kepada kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan
negara Indonesia. Pada tahun 1942, Indonesia dijajah oleh Jepang selama 3,5
tahun. Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia diarahkan untuk memperkuat
kekuatan militer. Selain itu untuk ikut mendukung kemenangannya dalam
menghadapi Sekutu. Perang Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia dalam
mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14
Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan).
Jepang sudah menyerah berarti tidak mempunyai hak memerintah Indonesia,
sementara Sekutu, saat itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan
bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.
D.
Pengaruh Perang Dunia II bagi Indonesia terhadap Kemerdekaan Indonesia
Terjadinya PD II secara
tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan
kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan Belanda,
maka posisi Belanda Indonesia diambil alih oleh Jepang. Artinya Indonesia mulai
dijajah oleh Jepang. Masa pendudukan Jepang berjalan sekitar 3,5 tahun.
Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia diarahkan untuk memperkuat kekuatan
militer. Selain itu untuk ikut mendukung kemenangannya dalam menghadapi Sekutu.
Perang Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia
dalam keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan). Jepang sudah menyerah
berarti tidak mempunyai hak memerintah Indonesia, sementara Sekutu, saat itu
belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaan.
Latar Belakang dan Proses Pendudukan Jepang (1942 -
1945)
Masa pendudukan Jepang merupakan
periode yang penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Pendudukan Jepang di
Indonesia ditujukan untuk mewujudkan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di
Pearl Harbour, Hawai. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Desember 1941.
Gerakan invasi militer Jepang cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Pada
bulan Januari-Februari 1942, Jepang menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan
Timur), Balikpapan, Pontianak, dan Samarinda. Pada bulan Februari 1942 Jepang
berhasil menguasai Palembang. Untuk menghadapi Jepang, Sekutu membentuk Komando
gabungan. Komando itu bernama ABDACOM (American British Dutch Australian
Command). ABDACOM dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wavell dan berpusat di
Bandung. Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di Jawa yaitu Teluk
Banten, di Eretan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Timur). Pada tanggal 5
Maret 1942 kota Batavia jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret
1942 Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang.
Upacara penyerahan kekuasaan
dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Dalam
upacara tersebut Sekutu diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh
dan Jenderal Ter Poorten, sedang Jepang diwakili oleh Jenderal Hitoshi Imamura.
Dengan penyerahan itu secara otomatis Indonesia mulai dijajah oleh Jepang.
Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia pada
prinsipnya diprioritaskan pada dua hal, yaitu:
- Menghapus pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia, dan
- Memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
Politik imperialisme Jepang di
Indonesia berorientasi pada eksploitasi sumber daya alam dan manusia. Jepang
melakukan eksploitasi sampai tingkat pedesaan. Dengan berbagai cara, Jepang
menguras kekayaan alam dan tenaga rakyat melalui janji-janji maupun kekerasan.
- Wilayah I, meliputi Pulau Jawa dan Madura diperintah oleh Tentara keenambelas dengan pusatnya di Batavia (Jakarta).
- Wilayah II meliputi daerah Pulau Sumatra, diperintah oleh tentara keduapuluh lima dengan pusatnya di Bukittinggi.
- Wilayah III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor, Maluku diperintah oleh Armada Selatan Kedua dan berkedudukan di Makassar (Ujungpandang)
Pemerintahan pada Zaman Pendudukan Jepang
Masa pendudukan Jepang berbeda
dengan masa penjajahan Belanda. Pada penjajahan Belanda pemerintahan dipegang
oleh pemerintahan sipil. Sedangkan masa Jepang dipimpin oleh militer. Dalam
menjalankan pemerintahannya, Indonesia dibagi dalam tiga wilayah kekuasaan
militer.
Berbagai Perubahan Akibat Pendudukan Jepang
Pendudukan Jepang telah
mengakibatkan berbagai perubahan pada masyarakat pedesaan Indonesia, khususnya
Jawa. kebijakan-kebijakan Jepang mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan
dalam kehidupan masyarakat. Berikut ini beberapa perubahan yang
terjadi akibat pendudukan Jepang di Indonesia.
terjadi akibat pendudukan Jepang di Indonesia.
1 . Aspek Politik Pemerintahan
Dalam bidang pemerintah terjadi
perubahan dari pemerintahan sipil ke pemerintahan militer, jabatan Gubernur
Jenderal diganti dengan Panglima Tentara Jepang. Untuk memperlancar proses
eksploitasi di pedesaan dan mengontrol rakyat, Jepang membentuk tonarigumi
(Rukun Tetangga). Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengawasan terhadap
penduduk. Akibat dibentuknya tonarigumi, peran dan fungsi lembaga politik
tradisional memudar.
2. Aspek
Sosial Ekonomi
Pada masa Jepang, juga
diberlakukan politik penyerahan padi secara paksa. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan pangan bagi para tentara. Akibat penyerahan padi itu antara
lain angka kematian meningkat, tingkat kesehatan masyarakat menurun, kelangkaan
bahan pangan, dan kesejahteraan sosial sangat buruk. Mobilitas sosial
masyarakat cukup tinggi. Golongan pemuda, pelajar, dan tokoh masyarakat
mengalami peningkatan status sosial. Hal ini disebabkan mereka bergabung dalam
organisasi bentukan Jepang. Selain itu juga duduk dalam pemerintahan.
3.Aspek
Mentalitas Masyarakat
Pulau Jawa memiliki jumlah
penduduk yang sangat banyak. Melihat hal tersebut, Jepang memanfaatkannya
sebagai tenaga kerja. Masyarakat pedesaan dipaksa menjadi romusha. Para romusha
harus membuat pabrik senjata, benteng pertahanan, dan jalan. Mereka. Tidak
hanya bekerja di Indonesia tetapi juga dikirim ke luar negeri. Para romusha
sangat menderita dan tidak dapat upah dan makanan. Mereka masih menerima
perlakuan yang kejam dari Jepang. Hal ini menimbulkan ketakutan pada masyarakat
yang harus menyerahkan warganya untuk menjadi romusha
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terjadinya PD II secara tidak
langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan
Indonesia. Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan Belanda, maka posisi
Belanda Indonesia diambil alih oleh Jepang. Artinya Indonesia mulai dijajah
oleh Jepang. Masa pendudukan Jepang berjalan sekitar 3,5 tahun. Berbagai
kebijakan Jepang di Indonesia diarahkan untuk memperkuat kekuatan militer.
Selain itu untuk ikut mendukung kemenangannya dalam menghadapi Sekutu. Perang
Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang
kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan
“vacuum of power” (kekosongan kekuasaan). Jepang sudah menyerah berarti tidak
mempunyai hak memerintah Indonesia, sementara Sekutu, saat itu belum datang.
Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaan.
Dampak
perang dunia II:
·
Negative:
PD II
menimbulkan bencana besar bagi umat manusia, kerusakan harta benda, dan nyawa
sangat besar.
Kota
Batavia jatuh ke tagan Jepang pada tanggal 5 maret 1942.
Jepang
menduduki Filipina, Tarakan(Kalimantan Timur), Balik papan, Pontianak, dan
Samarinda. Dan Palembang pun di kuasai oleh jepang.
Rakyat
Indonesia menjadi sengsara karena perekonomiannya tidak berjalan dengan lancar
akibat dari rusaknya lahan pertanian.
·
Positive :
Indonesia dalam keadaan ‘Vacuum Of
Power’ (kekosongan kekuasaan), dan Indonesia dapat memanfaatkan waktu itu. Dan
pemerintah Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dengan
membentuk PPKI sebagai pengganti BPUPKI.
DAFTAR PUSTAKA
www///http
geogle.com Tindak Perkosaan Di Waktu Perang Pengertian Perang/Konflik
Bersenjata Dalam Hukum Humaniter Februari 2011.
www///http geogle.com Crayonpedia Perang Dunia
II. Februari 2011.
http://www.blc-burma.org/html/Constitution/1974.html
www///http geogle.com ‘MEMOIRS OF A GEISHA’ Ketika Kecantikan
Hati Bicara Posted
on Wednesday, June 4,
2008 by deltapapa
![]() |
Makalah Posisi dan Kondisi Indonesia selama PD II dan Pengaruhnya PD II terhadap kemerdekaan Indonesia |
0 Response to "Makalah Posisi dan Kondisi Indonesia selama PD II dan Pengaruhnya PD II terhadap kemerdekaan Indonesia"
Post a Comment