Informasi Lainnya

makalah tentang Dinsati Manchu

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
       Revolusi China 1911 dan Cina dalam perang dunia I terjadi karena timbulnya nasionalisme China. Dengan adanya penyelewengan dan kelemahan dinasti Manchu. Dinasti Manchu merupakan pemerintahan asing sebab bangsa Manchu bukan penduduk asli China. Dinasti Manchu memerintah secara feodal, memperbudak rakyat China. Sesudah kaisar besar dari Manchu meninggal dunia, lenyap pulalah masa kemakmuran China. Dengan terjadinya perebutan kekuasaan diantara putra-putra kaisar.
       Negeri Cina diperintah oleh raja-raja secara turun-temurun. Dinasti Mansyu adalah Dinasti terakhir yang memerintah Cina dengan cara kolot dan tidak mau menerima pengaruh asing.
1.2. Tujuan Penulisan
       Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang  Dinsati Manchu !



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Berdirinya Dinasti Manchu
       Dinasti Manchu (Dinasti Ch’ing) adalah suatu dinasti asing yang didirikan oleh bangsa Manchu. Dinasti ini termasuk salah satu dinasti yang paling lama masa pemerintahannya dalam sejarah Cina, yakni hampir 3 abad. Di bawah kekuasaan Dinasti Manchu, yakni pada masa pemerintahan kaisar-kaisar terkenal seperti K’ang His dan Ch’ien Lung, Cina mengalami masa kejayaan. Di bawah pemerintahan kedua kaisar tersebut wilayah kekuasaan Cina sangat luas, yakni meliputi seluruh wilayah “Cina Dalam” (china proper), dan “cina luar” (The Outlying Section) yang meliputi Mongolia, Manchuria, Sinkiang, dan Tibet). Pengaruhnya juga terasa sampai ke Nepal, Birma, Laos, Siam, Annam, Korea, dan Ryukyu. Pada masa Dinasti Manchu pula, penduduk Cina berkembang cepat, sebab masa ini merupakan masa kemakmuran Cina. Pada akhir abad XVII M dan awal abad XVIII M jumlah penduduk Cina berkembang pesat karena kemakmuran yang berlimpah. Pada masa ini juga sudah banyak orang-orang Eropa yang datang ke Cina, terutama Inggris, Prancis, Spanyol dan Portugis.
Selama itu dalam bidang kebudayaan Cina tidak mengalami banyak kemajuan. Perubahan terjadi setelah datangnya bangsa Barat. Bangsa Manchu ini termasuk penganut kebudayaan Cina, dan mereka ini menggunakan adat kebiasaan atau tradisi Tionghoa (Cina) sebagai kebudayaan sendiri.
  1. Muncul Kekuasaan Bangsa Manchu
      Bangsa Manchu adalah keluarga keturunan bangsa Yurchen yang bertempat tinggal di Manchuria. Pada awal abad XVII mereka berhasil membentuk pemerintahan di bawah pimpinan Nurhachu (Nurhachi). Sedangkan yang dianggap sebagai Kaisar pertama dari Dinasti Manchu ialah cucu Nurhachu, yakni Shun Chih (1644-1662 M). Tugas utama Shun Chih ialah memperkuat kerajaan, karena masih terdapat sisa-sisa keluarga Dinasti Ming, serta munculnya pemberontakan-pemberontakan di bawah pimpinan Wu San Kuei dan Li Tsu Cheng. Namun kemudian pemberontakan-pemberontakan tersebut akhirnya terpecah. Li Tsu Cheng menggabungkan diri dengan bangsa Manchu, sedangkan Wu San Kuei bergabung dengan sisa-sisa keluarga Ming yang bertahan di Hanchow, Canton dan Foochow, namun akhirnya berhasil dihancurkan.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh Shun Chih dalam upaya memperkuat kekuasaan, antara lain :
1.      Tiap-tiap orang Tionghoa harus berkucir sebagai tanda takluk dan untuk membedakan dengan bangsa Manchu;
2.      Pejabat tinggi dalam pemerintahan dijabat oleh dua orang ,yakni seorang bangsa Tionghoa dan seorang bangsa Manchu. Ini membuktikan bahwa bangsa Manchu menggunakan adat tradisi Tionghoa sebagai kebudayaan sendiri;
3.      Negara dibagi menjadi 18 provinsi, untuk memudahkan pengaturan administrasi. Di samping itu tetap dilakukan sistem ujian jabatan;
4.      Melarang orang “kebiri”. Yaitu penjaga-penjaga harem untuk menjabat jabatan dalam pemerintahan. Begitu juga melarang perkawinan campur;
5.      Mengadakan hubungan persahabatan dengan bangsa Barat (Belanda). Persahabatan itu diperkuat dengan dikirimkannya utusan ke Peking dibawah pimpinan Pieter de Goyer dan Jacob de Keyser pada 1656 M (Leo Agung, 2012: 55-56).

2.2. Berkembangnya Kekuasaan Bangsa Manchu
Dinasti Manchu mengalami puncak kejayaan baik di bidang politik,ekonomi maupun sosial budaya khususnya sastra ketika berada dibawah pemerintahan Kaisar K’ang Hsi dan Kaisar Ch’ien Lung.
  1. Masa Pemerintahan K’ang Hsi (1662-1722)
Shun Chin meninggal pada 1662 M, lalu kemudian digantikan oleh putranya yakni K’ang Hsi yang masih berumur 9 tahun. Semula ia didampingi oleh seorang Wali, tapi sejak 1669 M, ia mulai memerintah tanpa Wali.
Masa pemerintahannya bersamaan dengan masa pemerintahan Louis XIV di Prancis, Pieter Agung di Rusia, Aurangzeb di India dan Wiliam III di Inggris. K’ang Hsi memiliki kecakapan dalam memerintah yang setara, atau bahkan lebih unggul dari mereka. K’ang Hsi mempunyai karakteristik yang besar dan bijaksana, serta mempunyai kecakapan dalam hal pemerintahan. Pada masa awal pemerintahannya, ia berhasil menghancurkan lawan-lawannya. Pada masa awal pemerintahannya pula meletus pemberontakan dibawah pimpinan Tiga Raja Muda tahun 1673 M, yang dalam sejarah Cina dikenal dengan nama Pemberontakan San Fu(Pemberontakan Tiga Raja Muda), yakni :
1.      Pemberontakan Wu San Kuei di Canton;
2.      Pemberontakan Keng Ching Chung di Fukien;
3.      Pemberontakan Shang Chih Hsin di Kwangtung.
Pemberontakan tersebut akhirnya dapat dihancurkan oleh K’ang Hsi pada 1681 M. Kebesaran K’ang Hsi  bukan hanya di bidang politik/pemerintahan, akan tetapi juga tampak dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesusastraan. Selain itu, ia sendiri juga seorang sastrawan. Hasil karya K’ang Hsi yang terkenal ialah :
1.      Menyusun Kitab Logat yang disebut dengan nama: “K’ang Hsi Tse Tien” (Kitab Logat K’ang Hsi);
2.      Menyusun suatu ensiklopedia, yang memuat kutipan-kutipan buku-buku penting. Ensiklopedia ini terdiri dari 5.000 jilid;
3.      Sebagai seorang pelindung sastra dan seni, ia menulis cerita “Impian di Paseban Merah” (The Dream of Red Chamber) atau “Hung Lew Meng”;
4.      Ia juga mengeluarkan Edic Suci, yang berisi tentang peraturan-peraturan kebijaksanaan bagi bangsa Tionghoa. Edic Suci ini merupakan pegangan hidup, karena berisi dasar-dasar pemeritahan dan cara-cara hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
5.      Dalam bidang Ekonomi, k’ang Hsi menitik beratkan dalam bidang pertanian. Ia banyak membuka lahan pertanian baru, dan memberikan bantuan kepada petani, yaitu antara lain : bibit, perkakas pertanian dan bahkan mengadakan penyuluhan dengan menggunakan tenaga ahli-ahli pertanian. Selain itu pengairan di perbaiki, mengadakan pengeringan rawa-rawa, dan juga menggalakkan penanaman pohon murbei.

·         Politik Luar Negeri k’ang His
       K’ang Hsi aktif melakukan perluasan daerah. Hubungan dengan Rusia terjalin baik setelah terjadi Perjanjian Nerchinsk pada 1689 M yang isinya mengenai tapal batas kedua Negara (Cina-Rusia) yakni Sungai Amur. Di samping itu juga ia membuat kebijakan mengenai perdagangan dan hak ekstrateritorial, yaitu yang isinya antara lain :
       “Jika masing-masing berbuat salah di Negara lain, maka akan diadili oleh Negara sendiri. Namun kemudian diubah menjadi : jika mereka bersalah di Negara lain akan ditangkap dan terus dikirim ke Negara asalnya”.
Selanjutnya untuk mempererat hubungan antara keduanya, Rusia pada 1719 M mengirimkan utusan ke Peking di bawah pimpinan Ismaloff. Hubungan perdagangan Cina-Rusia semakin ramai. Dari Cina barang-barang dibawa ke Rusia, antara lain : sutera, the, tenun dan barang-barang porselin, sebaliknya barang-barang yang masuk ke Cina terutama antara lain Arloji.
Selain dengan bangsa Belanda dan Rusia, K’ang Hsi juga menjalin hubungan dagang dengan bangsa barat lain yakni Inggris. Jadi, K’ang Hsi juga mengijinkan bangsa-bangsa Eropa yang lain untuk berdagang di Cina, akan tetapi harus tunduk kepada peraturan-peraturan dari Co-hong, agar supaya perdagangan luar negeri dapat diawasi atau dikontrol. Oleh karena itu perdagangan di Cina pada masaitu maju dengan pesat. Sebagai kota Bandar yang tertua dan terbesar, Canton memiliki fungsi sebagai pintu masuk orang-orang, barang-barang, dan pengaruh-pengaruh Barat ke Cina.

·         Co-hong
Co-hong adalah gabungan dari sekelompok orang-orang Cina yang masih bersaudara dan terkemuka (golongan borjuis),yang mempunyai ha katas monopoli perdagangan asing. Orgaisasi Co-hong ini diciptakan oleh K’ang Hsi pada 1720 M, dengan menggabungkan 13(tiga belas) saudagar Tionghoa yang terkemuka.
  1. Masa Pemerintahan Chien Lung (1723-1735)
Pengganti K’ang Hsi ialah Yung Cheng, namun ia tidak cakap dalam hal kepemerintahan. Pada 1735 M ia meninggal, dan kemudian digantikan oleh putranya yang keempat yakni Ch’ieng Lung (1736-1796 M). Pada masa pemerintahannya, Cina mengalami masa kejayaan yang kedua. Ch’ieng Lung aktif mengadakan ekspansi, memajukan bidang  perdagangan dan pertanian, serta kesusastraan. Pada masa ini perdagangan dengan Barat semakin meluas, yakni antara lain dengan bangsa Portugis, Prancis, Belanda, Jerman dan Amerika Serikat, dengan pusat perdagangan yang terkenal di Macao (abad XVII M) dan Canton (abad XVIII M) sebagai poros utamanya. Dalam bidang pertanian, ia menekankan pada perbaikan pertanian, di mana tanah-tanah yang tidak dipergunakan kemudian diambil alih oleh pemerintah untuk lahan pertanian.para petani dibantu supaya dapat menghasilkan panen yang banyak, sehingga tercapai kemakmuran. Dengan tercapainya kemakmuran, maka jumlah penduduk bertambah dengan cepat, bahkan hingga dua kali lipat (pada 1736 M jumlah penduduk = 60 juta jiwa, pada 1753 M meningkat menjadi  100 juta jiwa, dan pada 1792 M telah mencapai 300 juta jiwa).
Seperti halnya pendahulunya (K’ang His), Ch’ien Lung juga terkenal sebagai pelindung dan peminat bidang kesusastraan, dan seni. Hasil Karya Chien Lung (Nio You Lan, 1952 : 172-173) yang terkenal antara lain :
1.      Sajak Eligi, yakni tentang Mukden; ibu kota bangsa Mnchu zaman dahulu.
2.      Kitab Ontologi, yang diberi nama: “Zse Ku Chuan Su” (Empat Kamar Mestika). Kitab ini dikerjakan oleh 15.000 penulis yang selesai dalam waktu 8 tahun (1782-1790 M), dan terdiri dari 3.462 buah buku, terdiri dari 26.000 kodi sebanyak 79.582 pasal. “Zse Ku Chuan Su” terdiri dari empat bagian, yakni :
1.      Bagian I    berisi komentar-komentar Kung Fu Tze;
2.      Bagian II   berisi Ilmu Filsafat dan Ilmu Pengetahuan;
3.      Bagian III berisi Hikayat;
4.      Bagian IV berisi Ilmu Kesusastraan.

Selain kebijakan di atas, Ch’ien Lung juga mengeluarkan kebijakan-kebijakan lain yang berhubungan dengan perangan. Pada 1755 M mengalahkan bangsa Eleuthen di Kulja, 1759 M menundukkan bangsa turki Muslim di Kasygar dan Yarkand, menduduki Thibet 1765 M, selanjutnya menundukkan Birma 1765-1769 M. Dengan demikian wilayah kekuasaan Dinasti Manchu masa Chien Lung meliputi seluruh Cina Dalam, Cina Luar, Thibet, Birma, sedangkan Annam dan Korea menjadi daerah vassalnya.
Zaman pemerintahan Ch’ien Lung merupakan masa kejayaan bagi Cina, namun di masa-masa akhir pemerintahannya menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Hal ini berkaitan dengan munculnya semangat nasionalisme Cina. Muncullah perkumpulan-perkumpulan rahasia yang menentang kekuasaan Manchu, seperti Pei Lien Chiao (Perkumpulan Teratai Putih), Tien Ti Hui dan Kao Lao Hui yakni merupakan gerakan di bawah tanah (Leo Agung, 2012: 57-61).



BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dinasti Ching merupakan dinasti asing di China yang didirikan oleh bangsa Manchu. Dinasti ini termasuk salah satu dinasti yang cukup lama memerintah yakni hampir 3 abad. Bangsa Manchu sekeluarga dengan Bangsa Yurchen yang bertempat tinggal di Manchuria. Pada Awal abad ke 17 mereka berhasil memebentuk sebuah pertahanan dibawah pimpinan Nurhachu (Nurhachi). Di bawah kekuasan dinasti Ching, khususnya pada masa pemerintahan kaisarnya yang terkenal, seperti K’ang Hsi dan Ch’ien Lung, cina mengalami kejayaan. Dibawah pemerintahan kaisar tersebut wilayah kekuasaan cina sangat luas, meliputi seluruh wilayah cina dalam (Cina Proper) dan Cina Luar (The Outlying Section, Mongolia, Manchuria, Sinkiang, dan Tibet). Pengaruh dinasti ini sampai ke Nepal, Birma, Laos, Siam, Annam, Korea dan Ryukyu. Pada masa dinasti ini pula penduduk cina berkembang pesat karena masa ini merupakan masa kemakmuran Cina. Pada masa ini pun sudah banyak orang-orang Eropa yang datang ke Cina, seperti Inggris, Prancis Spanyol dan Portugis.





DAFTAR PUSTAKA
https://ekkameliyana.wordpress.com/2013/07/02/dinasti-manchu/
            Jakarta,diunduh.01.April.pada.pukul.13.00

Agung, Leo. 2012. Sejarah Asia timur I. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
            Medan, diunduh.20.Februari/pada/pukul.23.00

Taniputera, Ivan. 2008. History of China. Yogyakarta: Ar ruzz Media.
            Yogya, diunduh-25/April/.pada.pukul.10.00




0 Response to "makalah tentang Dinsati Manchu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel