Makalah Hubungan Manusia Dan Lingkungan Akibat Dinamika Atmosfer
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Atmosfer ialah lapisan gas dengan ketebalan ribuan kilometer yang terdiri atas beberapa lapisan dan berfungsi melindungi bumi dari radiasi dan pecahan planet lain (meteor). Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer yang menekankan pada lapisan udara yang menyelubungi bumi. Beberapa hal pokok yang dipelajari dalam meteorologi di antaranya adalah angin, awan, cuaca, guntur, gejala cahaya, endapan air di udara, serta suhu dan tekanan udara.
Dua bagian utama yang dipelajari di afmosfer sebagai berikut.
1) Bagian atmosfer atas, yang dimonitoring dengan menggunakan balon yang dilengkapi dengan meteograf (alat pencatat temperatur, tekanan, dan basah udara), juga balon yang dipasangi alat berupa radio sonde yang dapat memancarkan hasil penyelidikan mengenai temperatur, tekanan, dan lengas udara ke permukaan bumi.
2) Bagian atmosfer bawah, yang dimonitoring dengan beberapa alat pencatat secara langsung dengan menggunakan termometer, anemometer, altimeter, barometer, dan alat lainnya.
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan manusia dan lingkungan akibat Dinamika Atmosfer !
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hubungan Manusia Dan Lingkungan Akibat Dinamika Atmosfer
Adapun Hubungan Manusia dan Lingkungan akibat dinamika Atmosfer dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya sebagai berikut :
2.1.1 Lapisan Atmosfer
A. Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut sekitar 30 derajat Celsius, dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap kenaikan 100m suhu berkurang 0,61 derajat Celsius (sesuai dengan Teori Braak). Pada lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju, kemarau, dan sebagainya. Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut. Di antara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopause, yang membatasi lapisan troposfer dengan stratosfer.
B. Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu atau sekitar . Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu. Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirruskadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah seiring kenaikan ketinggian. Hal ini dikarenakan bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon. Lapisan ozon ini menyerapradiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopausememisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
C. Mesosfer
Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga lapisan keempat, termosfer. Udara yang di sini akan mengakibatkan pergeseran yang berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi terbakar pada lapisan ini. Kurang lebih 25 mil atau 40km di atas permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga 200 K, terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, hingga menjadi sekitar -143° C (dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km di atas permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Atmosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause
D. Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982° C. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra violet. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio.
E. Ionosfer
Lapisan ionosfer yang terbentuk akibat reaksi kimia ini juga merupakan lapisan pelindung bumi dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa karena ditarik oleh gravitasi bumi. Pada lapisan ionosfer ini, batu meteor terbakar dan terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis terbakar di lapisan udara ionosfer ini, maka akan jatuh sampai ke permukaan bumi yang disebut Meteorit. Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi pada lapisan ini.
2.1.2 Cuaca
A. Suhu Udara
Suhu udara yaitu temperatur udara yang ada di permukaan bumi. Setiap daerah di permukaan bumi biasanya akan memiliki suhu udara yang berbedabeda, ada yang panas ada yang dingin. Perbedaan suhu udara di suatu daerah biasanya disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya penyinaran matahari dan sudut jatuh sinar matahari. Sinar matahari yang mencapai permukaan bumi akan menentukan suhu suatu wilayah, yang dampaknya membentuk pola iklim dan cuaca. Permukaan bumi yang melengkung mengakibatkan sinar matahari yang diterima oleh berbagai tempat di bumi berbeda-beda. Di sepanjang garis ekuator (khatulistiwa) suhu cukup tinggi. Makin jauh dari khatulistiwa, sudut jatuh sinar matahari melebar sehingga suhu makin menurun. Ini terjadi karena sinar matahari harus berjalan melalui atmosfer yang jauh sehingga panasnya banyakterserap dalam perjalanan, dan juga energinya menyebar ke seluruh permukaan bumi sehingga efek panasnya berkurang. Karena letaknya yang paling jauh dari khatulistiwa, tidak mengherankan jika wilayah kutub merupakan tempat yang paling dingin di bumi.
B. Tekanan Udara
Tekanan udara di suatu daerah berbeda-beda seperti halnya suhu di setiap daerah yang berbeda-beda. Daerah dengan tekanan udara yang tinggi cenderung menjadi panas, cuaca kering pada musim panas, dan cuaca dingin kering pada musim dingin. Wilayah bertekanan rendah cenderung berawan, mengalami hujan atau salju. Alat yang biasa digunakan untuk mengetahui tekanan udara disebut barometer.
C. Kelembapan Udara
Kelembapan udara yaitu tingkat kandungan air yang ada dalam udara. Setiap daerah biasanya memiliki tingkat kandungan udara yang berbeda-beda. Secara umum, kandungan udara dibedakan menjadi kelembapan udara relatif dan kelembapan udara mutlak. Kelembapan udara relatif adalah jumlah kandungan uap air yang terkandung dalam satu meter kubik udara pada temperatur tertentu dibandingkan dengan jumlah uap air yang ditampung udara tersebut. Adapun kelembapan mutlak adalah perbandingan kandungan uap air dalam setiap unit berat udara. Alat yang biasa digunakan untuk mengetahui kelembapan udara adalah higrometer.
D. Angin
Angin yaitu udara yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Udara bergerak dari daerah panas ke daerah dingin sehingga udara panas naik di khatulistiwa dan bergerak menuju daerah kutub. Udara dingin bergerak ke daerah sebaliknya. Jenis-jenis angin yang ada di Indonesia di antaranya sebagai berikut.
E. Hujan
Hujan yaitu turunnya butiran-butiran air dari awan ke bumi. Secara sederhana, siklus hujan berasal dari penguapan air di permukaan bumi akibat penyinaran matahari. Kemudian, mengalami pengembunan membentuk butiran-butiran air yang berkumpul menjadi awan. Apabila kandungan butiran-butiran air di dalam awan sudah cukup berat, jatuhlah sebagai hujan
2.1.3 Iklim
A. Iklim Matahari
Iklim matahari adalah iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari. Berdasarkan iklim matahari, iklim dibedakan menjadi 4 yaitu: (1) iklim tropis, (2) iklim sub-tropis, (3) iklim sedang dan (4) iklim dingin.
B. Iklim koppen
iklim Köppen adalah salah satu sistem klasifikasi iklim yang paling banyak digunakan secara luas. Sistem ini dikembangkan oleh WladimirKöppen, seorang ahli iklim Jerman, sekitar tahun 1884 (dengan beberapa perubahan oleh Köppen, tahun 1918 dan 1936).
C. Iklim Schmidt Ferguson
Iklim Schmidt-Ferguson merupakan klasifikasi yang dibuat oleh Schmidt dan Ferguson berdasarkan pada jmlh curah hujan setiap bulan dalam 1 thn yg dikenal sebagai rasio bulan basah dan bulan kering.
D. Iklim Oldeman
Klasifikasi iklim Oldeman tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia dan pada beberapa hal masih mengundang diskusi mengenai batasan atau kriteria yang digunakan. Namun demikian untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup berguna terutama dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di Indonesia.
E. Iklim Junghuhn
Iklim Junghuhn adalah iklim bedasarkan ketinggian suatu wilayah vegetasi. Iklim Junghuhn membagi iklim indonesia menjadi empat yaitu:
1) zona iklim panas, terletak pada ketinggian (0-650 meter) suhu udara antara 26,3-22°c.
2) Zona iklim sedang, terletak pada ketinggian 650 meter dari permukaan laut-1500 meter, suhu udara berkisar 22°c-17,1°c.
3) Zona iklim sejuk, terletak pada ketinggian antara 1500 meter-2500 dpl, suhu udara antara 17,1°c-11,1°c.
4) Zona iklim dingin, teerletak diketinggian lebih dari 2500 meter dari permukaan laut. suhu udara dibawah 11,1°c
2.1.4 Perubahan Iklim Global
A. Dampak Perubahan Iklim Global
Iklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun waktu. Perubahan iklim dapat berdasarkan wilayahnya (ruang), yaitu perubahan iklim secara lokal dan global. Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah dalam bentuk siklus, baik harian, musiman, tahunan, maupun puluhan tahun. Perubahan iklim adalah perubahan unsur unsur iklim yang mempunyai kecenderungan naik atau turun secara nyata.
B. Upaya Penanggulangan Perubahan Iklim Global
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai warga Bumi untuk turut berperan serta mengatasi peristiwa Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate Change) yang sedang dialami Bumi, dimulai dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan oleh semua orang dari rumah tempat kita tinggal, diantaranya seperti hal-hal berikut ini:
a). Hemat Pemakaian Listrik
Matikan peralatan listrik jika sedang tidak digunakan. Hanya menggunakan peralatan listrik ketika kita membutuhkannya. Tidak menggunakan peralatan yang menggunakan listrik; jika dapat dengan mudah dilakukan dengan tangan, seperti membuka kaleng, botol dsb. Hubungkan lampu di halaman rumah dengan sebuah alat pengatur waktu (timer) atau fotocel sinar matahari. Gunakan jenis lampu fluorescent dan lampu hemat energi untuk menghemat listrik. Jenis lampu hemat energi akan memangkas 80 % boros listrik daripada lampu pijar.
b). Hemat Pemakaian Air
Jangan mencuci piring dengan air yang mengalir terus menerus. Jangan menggosok gigi, juga dengan kran air yang mengalir, karena air akan banyak terbuang. Mandi menggunakan gayung yang terukur dan seperlunya, daripada pakai kran shower dengan air mengalir atau berendam pada ‘bath-tub’. Demikian pula untuk mencuci mobil, cukup gunakan ember dan gayung daripada menggunakan selang dengan air mengalir.
c). Manfaatkan Sumber Energi dari Alam
Gunakan tenaga surya untuk rumah dan pemanas air. Gunakan sinar matahari untuk mengeringkan pakaian Anda. Gunakan pencahayaan dari sinar matahari secara optimal, bukannya mengandalkan lampu listrik. Buka jendela, agar angin dapat berhembus masuk untuk menyejukkan dan menyegarkan ruangan di rumah anda, daripada menggunakan penyejuk udara buatan yang boros listrik seperti AC.
d). REUSE (Gunakan Kembali) Dan lain-lainnya
Gunakan keramik atau gelas cangkir kopi bukan cangkir sekali pakai seperti yang terbuat dari plastic dan Styrofoam. Gunakan kembali kantong plastik dan wadah penyimpan barang lainnya. Gunakan kertas bekas surat dan amplopnya, kalender bekas, untuk kertas corat-coret atau catatan keperluan sehari-hari.
e). REDUCE ( Berhemat ) Dan lain-lainnya
Hemat penggunaan kertas dan tissue karena terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan, sedangkan hutan dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di udara. Memelihara, merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki dan sudah digunakan daripada sering membeli baru. Prioritaskan membeli produk yang berlabel ramah lingkungan. Beli produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang.
f). RECYCLE ( Daur Ulang ) Dan lain-lainnya
Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan. Gunakan tas daur ulang untuk menyelamatkan lingkungan. Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng, plastik, kulit, kaca dan aluminium serta bahan anorganik lainnya. Bagi Anda yang suka berkreasi manfaatkan sampah non organik untuk didaur ulang menjadi produk kerajinan tangan yang indah.
g). Hijaukan Lingkungan ( Go Green ) di halaman rumah.
Pohon-pohon yang kita tanam di halaman rumah sekecil apa pun halamannya, sudah pasti akan berperan untuk menetralisir CO2 di udara sekaligus menyegarkan dan menyehatkan kita. Jadi jangan ragu untuk mulai menanam pohon dan terus tambah koleksi tanaman di halaman rumah.
h). Informasikan Bahaya Pemanasan Global, kepada yang lainnya
Beritahu kepada sebanyak mungkin orang sebagai warga Bumi, akan bahaya Pemanasan Global. Ajarkan anak dan cucu untuk menghormati serta turut menjaga alam dan lingkungan. Dan yang terakhir,
j). Efisiensi Penggunaan Kendaraan Bermotor
Biasakan berjalan atau bersepeda, yang tentunya lebih menyehatkan dan ramah lingkungan, misalnya untuk tujuan dekat seperti berbelanja ke supermarket di sekitar rumah.
2.1.5. Research dan Informasi Cuaca dan Iklim.
Cuaca dan iklimyang terjadi alam tak dapat dikendalikan oleh tangan manusia. Adapun pengendalian nan bisa dilakukan manusia sangat terbatas. Misalnya, hujan protesis nan hanya berlaku pada daerah nan sempit dan waktu nan pendek. Padahal, banyak hal nan bergantung pada keberadaan cuaca nan stabil, misalnya pertanian. Hal ini disebabkan proses pertumbuhan dan pembuahan tanaman pertanian sangat terpengaruh oleh keberadaan air dan suhu.
Cuaca dan iklim nan berubah-ubah akan membuat para petani kalang kabut dalam mengatur pola tanam sehingga mengakibatkan produksi pangan tanah air menurun atau gagal panen. Gagal panen nan dialami petani sering menjadi warta hangat di media cetak dan elektronik dan hal itu sangat menyedihkan sebab petani harus rugi di saat kebutuhan dewasa ini sangat mahal.
Bila para petani mempunyai keahlihan dalam memprediksi iklim bagi komoditas tanaman maka mereka kemungkinan besar akan menuai hasil pertanian nan maksimal. Bahasan kita kali ini mengenai bagaimana memanfaatkan perubahan cuaca iklim pada sektor pertanian.
A. Mengenai Cuaca Dan Iklim
Sebelum kita membahas lebih dalam maka kita harus mengerti pengertian generik mengenai cuaca dan iklim.
1. Cuaca
Cuaca adalah citra kondisi atmosfer udara di loka eksklusif dengan waktu nan pendek. Yang berarti, cuaca itu terdiri atas gabungan unsur udara dan waktu nan pendek. Nah sering kita lihat dan dengan mengenai prakiraan cuaca di televisi tentang cuaca nan akan terjadi di pagi, siang, sore dan malam hari pada tanggal tertentu. Informasi cuaca ini sangat diperlukan oleh orang nan ingin beraktifitas misalnya berangkat kerja, berwisata, dan jalan-jalan.
2. Iklim
Iklim adalah citra kondisi cuaca dalam jangka waktu nan panjang, misalnya 1 tahun dan meliputi wilayah nan luas seperti propinsi, pulau atau negara. Untuk mengetahui iklim sebuah negara, maka diperlukan penelitian nan memakan waktu bertahun-tahun. Dalam melakukan penelitian iklim para ilmuan memakai patokan peredaran matahari.
Matahari dijadikan patokan sebab panas dan cahayanya bisa menimbulkan cuaca nan berbeda-beda. Panas dan cahaya matahari dapat mempengaruhi atmosfer udara nan meliputi peredaran dan kelembaban udara, angin, awan, air dan tekanan udara.
B. Pengaruh Cuaca Dan Iklim Bagi Tanaman
Tanaman nan sehat ialah tanaman nan bisa tumbuh dengan cepat dan menghasilkan buah dan kembang nan lebat. Buah dan kembang nan lebat itu dihasilkan dengan proses fotosintesis nan sempurna. Secara sederhana proses fotosistesis diartikan sebagai proses tanaman menghasilkan nutrisi/gizi bagi tubuhnya dengan cara merubah bahan makanan (seperti air, mineral dan unsur hara) dengan donasi sinar matahari.
Di dalam ilmu biologi dijelaskan bahwa fotosistesi pada tumbuhan adalah proses pengkonversian gelombang elektromagnetik nan ada dalam sinar matahari menjadi menjadi energi kima. Sebagian energi kimia tersebut masih diproses lagi menjadi energi kinetik dan panas melalui proses respirasi. Proses respirasi digunakan tanaman buat pemenuhan internal tubuh.
Sebagian besar energi kima dirubah menjadi nutrisi tubuh seperti karbohidrat, protein, asam amino dan lainnya buat metabolisme seluruh tubuh. Proses pengkonversian tersebut memakai zat daun hijau atau diistilahkan klorofil. Klorofil biasanya terdapat pada daun tanaman.
Dari klarifikasi mengenai proses fotosintesis di atas maka diketahui bahwa tanaman sangat bergantung kehidupannya pada banyak unsur, yaitu cahaya matahari, air, unsur hara, suhu udara, dan CO2. Berdasarkaan hal tersebut dan dari penelitian aktual nan dilakukan, ilmuan telah memberikan citra pada kita bahwa pertumbuhan tanaman sangat bergantung pada cuaca dan iklim pada loka tanaman itu hidup.
Tanaman nan membutuhkan sinar dan panas matahari nan besar tentunya akan layu dan wafat bila dia tak mendapatkannya dengan cukup, contohnya adalah tanaman tembakau. Begitu pun sebaliknya, tanaman nan membutuhkan sinar dan panas matahari nan sedikit akan layu dan wafat bila terlalu banyak mendapatkannya, contohnya adalah tanaman anggrek.
C. Pemanfaatan Informasi Cuaca Dan Iklim Bagi Pertanian
Pengalaman para petani dan penelitian forum pemerintah menunjukkan bahwa unsur cuaca dan iklim bisa menentukan produktifitas pertanian sebuah wilayah, minimal sebesar wilayah kabupaten. Dalam menentukan taktik pertanian, pemerintah menggunakan informasi iklim sebagai tolak ukurnya sebab manusia tak bisa merubah dan mengendalikan iklim di sebuah negara sebab sudah sunnatullah .
Untuk itu, memanfaatkan prediksi iklim nan akan terjadi di sebuah wilayah ialah cara nan paling tepat bagi bidang pertanian.Produksi pertanian akan sukses maksimal bila melakukan beberapa cara dalam memanfaatkan iklim, di antaranya yaitu:
1. Pembangunan Wilayah Dan Komoditas
Pembangunan wilayah ialah kegiatan menyiapkan huma agar sinkron dengan cuaca dan iklim di daerah itu, nan dilakukan dengan termin penyesuaian unsur tanah, merencanakan posisi dan letak tanam. Banyak petani nan berhasil dengan menanam komoditas pertanian nan mahal seperti ubi Jepang buat diekspor. Dalam menanam ubi Jepang di tanah air, petani harus menambah dan merubah unsur hara dalam tanah dengan menyesuaikan dengan kondisi tanah di Jepang.
Sedangkan, komoditas tanaman langsung berkaitan dengan pemilihan tanaman nan akan ditanam berdasarkan iklim di wilayah tersebut. Contohnya, bila iklimnya tropis maka tanaman seperti tembakau, bawang, dan palawija dapat ditanam, sedangkan bila subtropis maka tanaman seperti anggur, gandum, apel dan lainnya dapat ditanam.
2. Memaksimalkan Kegiatan Pengolahan/Budidaya Pertanian
Kegiatan ini menyangkut pola penanaman, kegiatan penyediaan air/pengairan, pemupukan lahan, pengendalian hama, dan kegiatan panen. Pola tanam di sini dilakukan dengan cara bersilang/bervariasi sinkron dengan perubahan cuaca dan iklim, misalnya pola tanam padi-kedelai-cabe-tembakau-padi. Hal ini dilakukan agar tanaman dapat bertahan hayati dengan disamping itu unsur hara nan terbentuk juga akan bergantian sehingga padi dan tembakau dapat sukses maksimal.
Pemakaian pupuk harus dilakukan petani agar hasil panennya lebih banyak. Namun, perlu diperhatikan agar pupuk nan digunakan sebaiknya nan kondusif bagi kelestarian tanah. Petani harus sedini mungkin sadar bahwa pemakaian pupuk kimia nan berbahaya bagi tanah harus dihindari agar mereka bisa bertani dalam jangka waktu lama.
Kegiatan pengairan berkaitan erat dengan irigasi. Petani dapat membuat jalur kecil seperti sungai kecil (dam) agar irigasi dapat mencukupi lahannya nan luas. Air nan mencukupi kebutuhan tanaman akan membuat proses fotosintesis berjalan sempurna.
Pembedaan kebutuhan air harus dimengerti jangan sampai petani salah dalam mengaturnya. Contohnya, tanaman tembakau nan membutuhkan air sedikit diberi air banyak sehingga tanaman wafat dan gagal panen.
3. Menganalisa Sistem Pertanian Yang Dijalankan
Kegiatan ini meliputi penelitian huma dan menghitung hasil pertanian. Penelitian huma akan membutuhkan tim pakar spesifik nan berasal dari laboratorium atau forum pemerintah. Petani besar biasanya memiliki laboratorium buat mengalisa huma tanam nan dimilikinya, misalnya berapakah unsur hara nan dimiliki tanah. Hal ini dilakukan agar huma pertanian tetap baik buat ditanam sebab unsur tanah dapat berubah sebab pemakaian nan lama dan penggunaan pupuk.
Bila unsur hara dalam tanah sinkron komposisi nan dibutuhkan tanaman, maka hasilnya akan maksimal. Kegiatan menghitung hasil pertanian harus dilakukan petani agar tahu akan taraf produktifitas lahannya.
Bila produktifitasnya tinggi, maka dapat dia jadikan patokan komoditas tanaman buat ditanam pada cuaca dan iklim nan sama pada kemudian hari. Namun bila produktifitasnya rendah maka dia akan segera meninjau ulang terhadap seluruh kegiatan pertanian dari awal hingga akhir agar menemukan kesalahan apa nan dilakukan.Bila kegagalan panen tersebut diakibatkan ketidakcocokan komoditas tanaman maka dia dapat menghilangkannya dari daftar tanam.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelapkelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikitargon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
0 Response to "Makalah Hubungan Manusia Dan Lingkungan Akibat Dinamika Atmosfer"
Post a Comment