MAKALAH PENGANTAR GEOGRAFI LENGKAP FOOTNOTE
MAKALAH PENGANTAR GEOGRAFI MELIPUTI :
1. Menjelasakan pengetahuan dan pemahaman dan kedudukan geografi
2. Menjelaskan perkembangan geografi dari masa ke masa
3. Menjelaskan kedudukan geografi di tengah kedudukan ilmu lainnya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gê ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan"). Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subyek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Claudios Ptolemaios (abad kedua).
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1. Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwageografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, diberi nama ‘Atlas Ptolomaeus’.
Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re de vie”.
Perbedaan kedua faham tersebut, paham Determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan paham Posibilismememandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.Setiap manusia memiliki pendapat masing-masing tentang berbagai hal dalam kehidupannya. Demikian pula dengan definisi atau pengertian geografi. Berikut ini disajikan beberapa definisi yang akan saling melengkapi dan dengan demikian diharapkan dapat menyingkap inti masalah atau pokok kajian geografi.
Preston e James berpendapat bahwa, “Geografi dapat diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan” karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing.
“Geografi adalah interaksi antar ruang”. Definisi ini dikemukakan oleh Ullman (1954), dalam bukunya yang berjudul Geography a Spatial Interaction.
Objek study geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi. Definisi ini dikemukakan oleh Maurice Le Lannou (1959). Ia mengemukakan dalam bukunya yang berjudul La Geographie Humaine.
Paul Claval (1976) berpendapat bahwa ‘Geografi selalu ingin menjelaskan gejala-gejala dari segi hubungan keruangan’.
Suatu definisi yang lain adalah hasil semlok (seminar dan lokakarya) di Semarang tahun 1988. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Dapat kita perhatikan beberapa definisi/pengertian dan sejarah perkembangan dari geografi tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan. Namun kalau kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Menjelasakan pengetahuan dan pemahaman dan kedudukan geografi
2. Menjelaskan perkembangan geografi dari masa ke masa
3. Menjelaskan kedudukan geografi di tengah kedudukan ilmu lainnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetahuan dan pemahaman dan kedudukan geografi
Geografi merupakan salah satu dari sejumlah ilmu yang samasama mempelajari bumi. Geografi dapat dibedakan dari ilmu lain tentang bumi oleh karena apa yang dipelajari dan sasaran kajiannya yang berbeda. Setiap orang yang mempelajari geografi perlu memahami seluk beluk ilmu geografi, khususnya yang berkenaan dengan adanya pembagian geografi secara umum menjadi dua bagian. Pembagian geografi secara umum tersebut adalah geografi alam/fisik (physical geography) dan geografi manusia (human geography). Namun tidak boleh diartikan bahwa antara geografi manusia dan geografi fisik terdapat garis pemisah yang tegas. Geografi manusia dan georafi fisik sebenarnya saling berkaitan karena bersama-sama mewujudkan geografi yang utuh.
Geografi yang hanya mempelajari bentang alam saja (aspek fisik/natural landscape) tanpa memperhatikan aspek manusianya akan terasa kurang bermanfaat, karena segi-segi sosial atau unsur kemanusiaan ikut memberikan corak pada lingkungan dan dapat merubah pola persebaran. Dengan kata lain, geografi sosial ikut memberikan gambaran secara geografis tentang suatu tempat di permukaan bumi.
Banyak kawasan alam (natural regions)berubah menjadi kawasan budaya (cultural regions), karena pengaruh atau campur tangan manusia. Geografi sosial sendiri memiliki 2 pengertian yaitu dalam arti luas, geografi sosial merupakan bagian studi yang membahas / mengkaji masyarakat, sedangkan dalam arti sempit, geografi sosial kedudukannya setara/sama dengan geografi ekonomi, geografi penduduk, geografi sejarah maupun geografi politik.
Geografi merupakan ilmu yang berada pada dua sisi antara natural science dengan social science. Dalam perkembangannya saat ini Geografi terbagi menjadi 3 bagian yakni; Geografi Manusia, Geografi Fisik dan Geografi Teknik. Terlepas dari hal tersebut, dalam tulisan ini akan saya coba angkat mengenai Geografi dari sudut pandang Ilmu Sosial. Jika saya membaca buku pengantar ilmu sosial banyak sekali perbedaan pendapat tentang apa yang disebut sebagai ilmu-ilmu (ilmu sosial), namun pada hakekatnya semua mengarah pada mempelajari perilaku dan aktivitas sosial dalam kehidupan bersama.
Menurut (Wallerstein dalam pengantar ilmu sosial) menjelang pecahnya Perang Dunia I, terjadi konvergensi umum atau konsensus mengenai disiplin ilmu sosial seperti; ilmu sejarah, ilmu ekonomi, sosiologi, dan ilmu politik. Sebaliknya ilmu geograf, psikologi, dan antropologi di luar disiplin ilmu tersbut. Pada akhir abad ke-19 geografi berhasil mengkonstruksikan diri sebagai disiplin baru terutama di universitas-universitas Jerman (Wallerstein dalam pengantar ilmu sosial), sehingga geografi membentuk dan mengilhami perkembangan di tempat-tempat lain[1].
Walaupun perhatian geografi adalah apa yang menjadi perhatian ilmu sosial, tetapi menolak kategorisasi. Memang jika dilihat dari sejarah munculnya geografi pada saat masa Herodotus geografi lebih menekankan kajiannya pada ilmu-ilmu alam dalam hal ini pada geografi fisik. Namun pada akhir abad ke – 19 dengan realitas sosial yang ada kajian geografi menjadi semakin terpisah-pisah, dengan pembagian kerja yang jelas sehingga banyak yang memandang geografi tampak anakronitis dengan kecenderungankecenderungan yang generalis, sintesis, dan non analitis. Sebagai konsekuensinya ilmuwan geografi dalam ilmu sosial relatif miskin dari jumlah sarjana dan prestasinya.
Dengan demikian, wilayah studi geografi dapat meliputi semua fenomena yang terdapat di permukaan bumi, baik alam organik maupun alam anorganik dalam interelasi dan interaksinta dalam ruang (spatial relationship), dimana semuanya dikaji. Preston E. James pernah mengatakan bahwa ilmu geografi memiliki kajian yang sangat luas sehingga menurutnya geografi dapat dianalogikan sebagai perpaduan dari berbagai disiplin ilmu, yaitu ilmu murni, terapan, eksak, noneksak, alam, dan sosial maka menurutnya geografi sering disebut sebagai “ibu” atau “induk” ilmu pengetahuan. Pernyataan tersebut berdasarkan alasan yang kuat, karena bidang geografi yang luas mencakup beberapa aspek-aspek alamiah yang sifatnya eksak, kemudian bidang-bidang sosial yang noneksak.
Berdasarkan tinjauan ilmuawan geografi kontemporer bahwa secara sederhana geografi merupakan disiplin akademik yang berkaitan dengan penguraian dan pemahaman atas perbedaan – perbedaan kewilayahan dalam distribusi lokasi di permukaan bumi. Menurut saya, kedudukan geografi dalam ilmu – ilmu sosial lebih bisa diterima dibandingkan keudukan geografi dalam ilmu –ilmu alam dalam hal ini geografi fisik. Jika dalam geografi manusia (human geography), ilmu geografi dapat menjadi induk berbeda dengan di ilmu-ilmu alam sepertinya geografi hanya sebagai cabang. Dalam menelaah batuan misalnya, geologi lebih berperan karena mempelajari bagian-bagian dari batuan. Sedangkan, geografi hanya kulit nya saja jika bicara batuan sehingga dalam hal ini geografi hanya sebagai pelengkap saja[2].
Ilmu lain yang saat ini sedang berkembang adalah Sistem Informasi Geografi (SIG), sebenarnya SIG merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memberikan gambaran informasi berupa peta. Namun, pada kenyataannya banyak yang berpendapat SIG bukan alat dalam geografi tapi merupakan sebuah ilmu sendiri.
Kedudukan geografi di dalam mata pelajaran sekolah-sekolah juga masih menjadi kendala, kurikulum yang ada di Indonesia menempatkan geografi menjadi mata pelajaran yang hanya ada pada kelas yang mengambil jurusan IPS. Padahal, jurusan yang tersedia di Universitas Indonesia berada dalam fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, berbeda dengan Universitas Gadjah Mada yang memiliki fakultas tersendiri yang membagi antara geografi manusia dengan geografi fisik. Menurut saya, geografi seharusnya diberikan pada siswa yang mengambil jurusan IPS dan IPA karena esensi yang dapat diperoleh dari kondisi tersebut adalah setiap siswa paham akan keberadaan negaranya dan kekayaan alam yang dimiliki oleh negaranya, sehingga akan muncul rasa cinta tanah air. Ada beberapa teori yang digunakan dalam ilmu geografi tetapi berasal dari ahli – ahli ekonomi ataupun ahli-ahli ilmu sosial lainnya seperti teori post modernitas. Ada perbedaan antara post modernitas dengan post modernisme, jika post modernisme mengacu kepada pandangan bahwa institusi dan karakteristik cara hidup modernitas sudah digantikan oleh institusi baru, dan kita hidup dalam zaman baru, post modernitas, dan kita membutuhkan cara – cara baru untuk menjadikan masuk akal.
Dalam teori ini ada beberapa yang dijadikan garis besar munculnya kapitalisme, teknikteknik produksi massal, konglomerasi urban besar-besaran, negara-bangsa, dominasi global barat dan sekularisasi pengetahuan.
· Kapitalisme sekarang sudah menjadi fenomena global, saat ini kapitalisme bukan saja berkembang di negara asalnya seperti Amerika. Tetapi sudah merambah ke negara-negara berkembang bahkan negara miskin. Konsep kapitalisme sangat kuat sehingga membuat negara menjadi ketergantungan terhadap pemilik modal besar. Jika kita membawa kepada ilmu geografi kita akan melihat kecenderungan pemilihan konsep ekonomi di negara mana saja yang menggunakan konsep ekonomi kapitalisme.
· Negara-bangsa abad ke-21, dengan munculnya kapitalisme yang sudah menggurita dapat mengancam kekuasaan dari suatu negara bangsa. Walaupun dalam mengambil sebuah kebijakan dalam pemerintahan dinilai bertentangan dengan konsep atau idiologi negara-bangsa, atas nama pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran. Kepentingan korporasi yang memiliki modal besar akan didahulukan daripada mementingkan kehormatan negara-bangsa.
· Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi abad ke-21, dengan merosotnya kekuasaan negarabangsa akibat dikuasai oleh kapitalisme menjadikan proses urbanisasi terutama di negara Ketiga semakin cepat, sedangkan di negara dunia Pertama lebih cenderung menurun. Dapat terlihat dari perluasan yang cukup signifikan kekayaan dan kekuasaan di Asia dibandingkan yang terjadi di Eropa
· Globalisasi pasar dan pemasaran, hal ini dapat dilihat dari berbagai merk pakaian yang berasal dari negara barat, sehingga arus barang yang masuk ke dalam sebuah negara berkembang dikuasai oleh produk-produk dari luar.
· Masyarakat Jaringan, saat ini masyarakat sudah terhubung antara satu dengan yang lain. Dengan sistem komunikasi yang ada saat ini semua sudah saling terhubung, tidak ada lagi gap (pemisah). Revolusi informasi, menurut ahli teori Spanyol, Manuel Castells merupakan pendefinisian transformasi bagi eksistensi manusia karena antara satu dengan yang lain sudah seperti jaringan yang saling terkoneksi. Teori – teori sosial seperti post modernitas dapat digunakan dalam mengkaji suatu fenomena dalam sebuah negara. Secara global kita dapat menggambarkan fenomena tersebut ke dalam bentuk peta, sehingga menjadi sebuah kajian yang menarik. Demikian tulisan singkat saya, mengenai kedudukan geografi dalam ilmu sosial dan juga penggunaan teori sosial dalam ranah geografi. Saya sangat tertarik untuk bisa mempelajari filsafat ilmu geografi, karena dari sana kita dapat mengetahui manfaat atau aksiologi dari sautu disiplin ilmu yaitu geografi. Jika ada yang mengatakan geograf hanya sebuah ilmu komplementer (pelengkap) maka salah besar, karena geograf merupakan induk dari ilmu. Suatu kajian akan lebih menarik jika menggunakan sudut pandang geografi, masih banyak kekurangan dalam tulisan ini mohon dikoreksi[3].
B. Perkembangan Geografi dari Masa ke Masa
Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang terus berkembang sepanjang masa. Perkembangan ilmu pengetahuan ini berawal dari motologi-mitologi yang berkembang di masyarakat pada kala itu. Setelah itu seiring perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan hidup, manusia mulai melakukan penjelajahan ke berbagai tempat di muka bumi sehingga melahirkan catatan-catatan mengenai daerah yang disinggahi yang dinamakan logografi. Dari situlah ilmu geografi kemudian berkembang dan sampai saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Istilah geografi dikemukakan pertama kali oleh Erasthosthenes (276-195 SM), yang berarti geo = bumi dan graphein = gambaran, jadi geografi adalah gambaran tentang bumi.
Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk Persi.
Sejarah perkembangan ilmu geografi dibedakan menjadi 5 pandangan:
1. Geografi Klasik
Geografi sudah dikenal sejak zaman Romawi kuno dan pengetahuan tentang bumi pada masa itu masih dipengaruhi oleh mitologi. Pada awalnya ruang muka bumi banyak digambarkan oleh para pelancong, mereka menjelaskan pengalaman mereka ketika menemukan daerah yang berbeda dengan daerah asalnya.
2. Geografi Abad Pertengahan
Pada akhir abad pertengahan, uraian-uraian tentang geografi masih berisikan laporan perjalanan,baik hasil perjalanan darat maupun laut. Pada abad ini motif para pelancong sudah meliputi gold, glory, gospel. Pada masa ini banyak ditemukan wilayah-wilayah baru. Masa ini sering disebut juga dengan Revolusi Geografi.
3. Geografi Modern ( abad 18)
Pada masa ini geografi sudah dianggap suatu disiplin ilmu ilmiah dan sudah dipandang dari segi ilmu praktis.
4. Geografi Akhir abad ke 19 – abad ke 20
Ciri pandangan geografi akhir abad ke 19 adalah terhadap iklim, tumbuhan, hewan serta terhadap bentang alam. Kebanyakan ahli geografi pada periode ini memperdalam geologi pada penelitiannya dan kajian geografi manusia semakin berkurang.
5. Geografi Mutakhir
Perkembangan geografi saat ini lebih mengarah pada upaya pemecahan masalah yang dihadapi manusia. Geografi tidak bisa lepas dari ilmu lainnya dan sudah menggunakan metode kuantitatif dan peranti Komputer dalam penyelidikannya.
C. Kedudukan Geografi ditengah Kedudukan Ilmu Lainnya
1. Hubungan geografi dengan ilmu fisik
Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi untuk memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk memahami pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.Seperti: atmosfer - kepulauan - benua - gurun - pulau - bentuk muka bumi - samudera - laut - sungai - danau - ekologi - iklim - tanah - geomorfologi - biogeografi - garis waktu geografi, paleontologi - paleogeografi - hidrologi.
a. Geografi manusia
Cabang geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial, aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transformasi makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi ekonomi, geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk geografi kota), geografi feminisme dan geografi militer.
Selama masa determinisme lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia dan lingkungannya berinteraksi. walaupun paham determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada tradisi kuat di antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan alam. Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan politik dam penelitian risiko-bencana. banyak lingkungan yang sudah dirusak oleh manusia, seharusnya sudah menjadi tugas manusia yang harus menjaga dan melestarikan lingkungan, mungkin alam sudah tidak akan kuat bertahan lagi.
b. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Cabang Geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada sekitar tahun 1980-an oleh para Geografiwan Eropa, terutama dari Nederland. Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan sekarang lebih dikenal dengan Program Studi Pengembangan Wilayah. Sebelum berdiri menjadi disiplin tersendiri yang memadukan Ilmu Geografi dengan Ilmu Perencanaan Wilayah, proyek ini dikenal dengan nama Rural and Regional Development Planning (RRDP). Selain itu dapat dijelaskan bahwa perencanaan dan pengembangan wilayah dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial terutama terkait dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep dan teori-teori sosial yang ada.
c. Ekologi budaya dan politik
Ekologi budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan (sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik bangkit ketika beberapa geografer menggunakan aspek geografi kritis untuk melihat hubungan kekuatan alam dan bagaimana pengaruhnya terhadap manusia. Misalnya, studi yang berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat bahwa kelaparan di Sahel disebabkan oleh perubahan sistem politik dan ekonomi di wilayah itu sebagai hasil dari kolonialisme dan menyebarnya praktek kapitalisme.
d. Geografi sejarah
Cabang ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci atas bidang ini - banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.
Bagi Sauer, muka bumi dan budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika mempelajari semua pengaruhnya (fisik, budaya, ekonomi, politik, lingkungan) menurut sejarah. Sauer menekankan kajian wilayah sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan kekhususan pada wilayah di atas bumi.
Dalam ilmu geografi terdapat cabang yaitu geologi yang mempunyai hubungan dengan ilmu ekonomi dimana Geologi ekonomi berhubungan dengan material bumi yang dapat digunakan untuk tujuan ekonomi dan/atau industri.
Geologi ekonomi dipelajari dan dilaksanakan oleh para ahli geologi, walaupun demikian hal ini juga menjadi perhatian penting untuk para bankir investasi, analis saham dan pekerja lainnya seperti teknisi, ilmuwan dan konservator lingkungan dikarenakan akibat jangka panjang industri pengolahan terhadap masyarakat, perekonomian dan lingkungan.
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal[4].
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi bangunan dll).Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara), geofisika bumi padat dan oseanografi(laut).Geoarkeologi merupakan bagian dari arkeologi yang menggunakan teknik dan bidang perhatian geografi serta ilmu bumi lainnya untuk menguji topik yang memberikan pemikiran dan pengetahuan arkeologi
Ahli geoarkeologi mempelajari proses fisik alami yang memengaruhi lokasi arkeologi seperti geomorfologi, pembentukan lokasi selama proses geologi dan efek terhadap tempat yang terkubur serta artefak yang telah terkubur.
Pekerjaan ahli geoarkeologi sering kali memerlukan penelitian tanah dan sedimen seperti juga konsep geografi lainnya untuk menghasilkan suatu penelitian arkeologi.Geoarkeologi merupakan bagian dari arkeologi yang menggunakan teknik dan bidang perhatian geografi serta ilmu bumi lainnya untuk menguji topik yang memberikan pemikiran dan pengetahuan arkeologi
2. Hubungan geografi dengan ilmu ekonomi
Para ahli geografi indonesia sepakat untuk menguraikan definisi geografi sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan untuk menyepakati (10) konsep esensial geografi sebagai ciri ilmu dan pengajaran geografi. Kesepuluh konsep sesensial geografi tersebut adalah (a) konsep lokasi, (b) konsep jarak, (c) konsep keterjangkauan, (d) konsep pola, (e) konsep morfologi, (f) konsep nilai kegunaan, (g) konsep aglomerasi, (h) konsep interaksi dan interpendensi, (i) konsep diferensiasi areal (struktur keruangan/distribusi keruangan, (j) konsep keterkaitan keruangan (proses keruangan).
Menurut Bintarto (1984) Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala muka bumi, baik fisik maupun makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan. Batasan Geografi ini mengandung arti bahwa studi geografi merupakan pengkajian keilmuan, gejala dan masalah geografi.
Geografi dibedakan menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik menurut Nursid yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi. Sedang geografi manusia yaitu cabang geografi yang bidang studinya aspek keruangan gejala di permukaan bumi dengan mengambil manusia sebagai obyek pokoknya. (Sumaatmaja,1988:52-53 ).
Nursid (1988:54 ) mendefinisikan geografi ekonomi sebagai cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas keruangan ekonomi sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia.
Dengan demikian pokok Geografi Ekonomi adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia antara lain termasuk di dalamnya bidang pertanian dalam arti luas seperti pertambangan, industri, perdagangan, pelayanan, transportasi dan komunikasi. Sejalan dengan itu Miller dan Renner (1957) mengemukakan geografi ekonomi adalah studi tentang aktivitas-aktivitas ekonomi dan hubungannya dengan lingkungan fisikal.
1.) Industri
Industri merupakan kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi, atau pengolahan barang setengah jadi menjadi barang jadi ataupun mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang lebih bermanfaat. Pemilihan lokasi industri ditetapkan berdasarkan bermacam-macam orientasi.
Keputusan lokasi yang bersangkutan, ada yang berorientasi kepada energi, tenaga kerja, pasar, bahan baku, dan ada pula yang berorientasi pada kemajuan teknologi. Dasar orientasi keputusan tersebut terutama ditekan kepada biaya transportasi yang terendah (Sumaatmaja,1988:129).
Menurut Weber, tiga faktor utama penentu lokasi adalah material dan konsumsi, kemudian tenaga kerja. Semua itu ditimbang dengan biaya transportasi, dengan menggunakan beberapa asumsi demikian: (a) hanya tersedia satu jenis alat transportasi, (b) tempat berproduksi ( lokasi pabrik ) hanya pada satu tempat, (c) jika ada beberapa bahan mentah, asalnya itu dari beberapa tempat.
Industri dalam arti luas adalah seluruh kegiatan manusia yang produktif, jadi di sini industri meliputi juga industri pertanian, industri peternakan, pertambangan, dsb. Sedangkan dalam arti sempit industri dapat diartikan dengan bagian dari proses produksi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi.
Dalam menentukan lokasi suatu industri untuk memperoleh perkembangan memerlukan perencanaan yang baik, karena berkaitan dengan produk yang dihasilkan.
Faktor yang menunjang dalam perindustrian di Indonesia.
a. Jumlah penduduk Indonesia sangat banyak (sebagai tenaga kerja dan pemasaran/konsumen)
b. Suasana industri yang baik
c. Jaringan komunikasi dan transportasi yang mantap.
d. Terjaminnya persediaan bahan mentah (hasil pertanian, hasil hutan, hasil laut,hasil tambang).
e. Tersedianya tenaga energy
f. Pasar dan sarana pasar yang baik
g. Perangkat pengelola yang baik.
h. Ketenteraman politik dan sosial.
i. Posisi silang Indonesia yang strategis (memperlancar pemasaran ke negara tetangga)
Syarat-syarat berdirinya suatu industri yaitu:
a. Tersedianya bahan mentah
b. Tersedianya modal
c. Tersedianya sumber tenaga seperti tenaga dari minyak bumi,batu bara, air,dan sebagainya.
d. Adanya tenaga buruh (termasuk tenaga ahli)
e. Tempat pemasaran bagi hasil industry
f. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi
g. Lokasi yang baik
Dalam studi Geografi yang studinya memperhatikan relasi lingkungan, tidak bisa lepas dari konsep lokasi. Lokasi merupakan konsep utama yang menjadi ciri khusus dari pengetahuan geografi. Lokasi dapat dibedakan antara lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut suatu wilayah atau tempat yaitu lokasi
Hubungan geografi dengan filsafat ilmu
Haggett (2001) dalam bukunya: “Geography. A Global Synthesis” menyebutkan berbagai definisi geografi (p. 763) dan salah satunya adalah “ Geography is an integrative discipline that brings together the physical and human dimensions of the world in the study of people, places, and environments” yang dirumuskan oleh American Geographical Society tahun 1994. Dalam definisi tersebut tersirat pengertian yang jelas bahwa geografi merupakan disiplin ilmu bersifat integratif yang mempelajari obyek studi (penduduk, tempat dan lingkungannya) dalam dimensi fisik dan manusia.
Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa geografi adalah bidang ilmu yang bersifat integratif yang mempelajari gejala gejala yang terjadi di muka bumi (dalam dimensi fisik dan dimensi manusia) dengan menggunakan perspektif keruangan (spatial perspective). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa “aspek keruangan”lah yang menjadi ciri pembeda bidang geografi dengan bidang ilmu lain
.Gejala sosial yang berlangsung di muka bumi jika ditelaah melalui perspektif keruangan membentuk bidang kajian geografi sosial. Melalui proses yang sama lahir bidang kajian geografi ekonomi, geografi politik, geografi budaya dan lain lain. Bagian bidang ilmu alam seperti geologi difokuskan pada pengetahuan geomorfologi, klimatologi dari meteorologi, biogeografi dari biologi dan seterusnya.
Interkoneksi berbagai bidang ilmu dengan bidang geografi menunjukkan fenomena di mana perkembangan bidang ilmu geografi dapat dikatakan sangat ditentukan oleh kemampuan geograf dalam memperoleh informasi perkembangan bidang ilmu lainnya. Hasil riset bidang ilmu lain akan memperkaya (proliferate) cakupan penelitian geografi. Demikian pula, hasil riset geografi tentang topik tertentu (secara terbatas) dapat memicu perkembangan bidang ilmu lainnya.
1.) Ontologi ilmu geografi
Mengacu pengertian geografi yang telah disampaikan di atas maka dapat dijelaskan bahwa apa yang ingin diketahui ilmu geografi adalah “berbagai gejala keruangan dari penduduk, tempat beraktifitas dan lingkungannya baik dalam dimensi fisik maupun dimensi manusia”. Perbedaan dan persamaan pola keruangan (spatial pattern) dari struktur, proses dan perkembangannya adalah penjelasan lebih lanjut dari apa yang ingin diketahui bidang ilmu geografi.
Sebagai salah satu penjelasan lebih rinci, pola keruangan dari gejala yang berlangsung di muka bumi biasanya disajikan dalam model simbolik (dalam bentuk peta).Obyek material studi geografi meliputi lapisan atmosfer, lapisan litosfer, lapisan hidrosfer dan lapisan biosfer.
2.) Epistemologi ilmu geografi
Seperti bidang bidang ilmu lainnya, bidang ilmu geografi dapat menggunakan metode deduktif, metode induktif atau gabungan ke dua metode tersebut, tergantung persoalan yang ingin dijawab. Sebagai contoh sederhana, apabila ingin mengetahui hubungan antara bentuk bentang alam dan pola sebaran pemukiman penduduk maka yang pertama harus dilakukan adalah menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:
a. apakah terdapat hubungan logis antara bentuk bentang alam dan pola pemukiman?
b. jika ya, apakah hubungannya bersifat satu arah atau dua arah?
c. selanjutnya, apakah hal tersebut pernah diteliti dan teori apa yang digunakan peneliti.
3.) Metode atau teknik
Setelah metode dipilih selanjutnya ditetapkan cara atau teknik apa yang akan digunakan dalam pengumpulan data, pengolahan dan analisis data penelitian. Metode induktif misalnya, tidak dapat mengabaikan peranan statistik dalam pengumpulan, pengolahan dan analisis data. Sampai di sini kita harus dapat membedakan makna metode dan teknik atau cara penelitian. Overlay atau superimposed peta dapat dipandang sebagai sebuah teknik analisis dan bukan metode analisis..
4.) Axiologi ilmu geografi
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, peta dikatakan sebagai satu satunya sarana untuk dapat menyajikan fakta geografi yang memenuhi pola berpikir keruangan, secara cepat dan mudah dipahami. Dari sebuah peta dapat dikenali berbagai elemen ukuran sebuah gejala seperti titik, garis, area, arah, jarak, luas, kepadatan, kerapatan dan lainnya sebagai satuan ukuran karena bidang ilmu geografi harus dapat terukur. Dari skala peta dapat dinilai tingkatan informasinya, dari yang bersifat umum sampai informasi yang lebih rinci dari sebuah populasi.
Bidang ilmu geografi sampai saat ini masih eksis karena memang memiliki nilai kegunaan bagi umat manusia baik untuk pengembangan keilmuannya maupun terapannya untuk peningkatan kesejahteraan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Geografi sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dan pengetahuan tentang bumi pada masa tersebut masih dipengaruhi oleh Mitologi. Pada akhir abad pertengahan, uraian-uraian tentang Geografi masih bercirikan hasil laporan perjalanan, baik perjalanan yang dilakukan melalui darat maupun melalui laut. Pada masa modern geografi sudah dianggap sebagai suatu disiplin ilmiah dan sudah dipandang dari sudut praktis. Pada zaman modern, salah satu tokohnya, adalah Immanuel Kant
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan menggambarkan segala sesuatu yang ada di permukaan bumi. Hal ini di sebabkan karna objek kajian studi geografi sangat luas yaitu geosfer yang meliputi atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer dan antrofosfer.
Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subjek ini yang terkenal adalah geographia tulisan klaudios ptolemaos ( abad kedua ).
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi jika mengapa disitu dan di tempat lainnya, kadang di artikan dengan “lokasi pada ruang”. Geeografi mempelajari hal ini, baik yang di sebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang di sebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
Meskipun interaksi antara manusia dan lingkungannya merupakan inti kajian geografi, terdapat berbagai pendapat mengenai hakekat, konsep dan batasan geografi, antara lain sebagai berikut. Geografi adalah ilmu pengetahuan yang menceritakan, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala – gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas tentang kehidupan dari unsur – unsur bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, R. dan Surastoto Adisumamo. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan ekonomi dan sosial.
Bertens, K 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisisus.
Bachtiar, Harsja. 1997. Pengamatan sebagai Suatu Metode Penelitian dalam Koentjaraningrat (ed) Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Edisi ketiga. Jakarta: Gramedia
Hasan, Hamid. Pengantar Ilmu Sosial. 2007. Jakarta: Bumi Aksara
Jones, Pip. Pengantar Teori-teori Sosial. 2009. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
[1]Jones, Pip. Pengantar Teori-teori Sosial. 2009. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
[2]Hasan, Hamid. Pengantar Ilmu Sosial. 2007. Jakarta: Bumi Aksara
[3]Hasan, Hamid. Pengantar Ilmu Sosial. 2007. Jakarta: Bumi Aksara
[4]Rizqullah, Faishal Zaid. (2012). Sejarah Perkembangan Geografi,
http://geografibaru.blogspot.com/2009/10/sejarah-perkembangan geografi.html.[10 September 2013]
0 Response to "MAKALAH PENGANTAR GEOGRAFI LENGKAP FOOTNOTE"
Post a Comment