Informasi Lainnya

Laporan Organisme Pengganggu Tumbuhan Lengkap



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian atau biasa disebut sebagai daerah agraris, dan hampir sebagian besar penduduk di Indonesia berprofesi sebagai petani, akan tetapi sebagian besar dari petani tidak mengerti dan mengetahui secara menyeluruh tentang ilmu pertanian, mereka hanya mengetahui ilmu yang mereka dapat dari nenek moyang mereka, masalah yang paling sering ditemui oleh para petani adalah masalah organisme pengganggu tanaman terutama hama dari jenis serangga, hama dari jenis serangga ini menyerang tanaman dengan cara yang berbeda, gejala yang ditimbulkanpun berbeda.
Cara dan gejala serangan yang ditimbulkan hama tergantung dari ordonya meskipun sama-sama dari kelompok hama tapi gejala yang di timbulkan berbeda, masalnya hama pemakan jika gejala gigitannya halus maka hama yang menyerang adalah hama dari ordo coleopteran, tapi jika gejala gigitannya bergerigi maka yang menyerang adalah hama dari ordo ortoptera.
Hama dari jenis serangga memiliki enam ordo yang membedakannya satu dengan yang lain, ordo-ordo tersebut adalah :

a) Lepidoptera
b) Ortoptera
c) Dipter
d) Coleopteran
e) Hemiptera
f) Homoptera

Organisme yang paling sering dijumpai mengganggu tanaman adalah hama, seperti yang di jumpai pada daerah Sumbawa yang sebagian besar  tanaman padinya terserang oleh hama walang sangit (Leptocorixa acuta) yang mengakibatkan menurunnya hasil pendapatan padi petani, juga menurunkan kualitas padi para petani, para petani sudah berusaha menghentikan serangan hama ini, akan tetapi jumlah hama malah bertambah dari sebelumnya, hal ini diakibatkan oleh ulah para petani yang memberikan pestisida secara berlebihan dalam penanganan hama. Sejauh ini dinas pertanian daerah sumbawa sudah mulai turun tangan dalam penanganan hama walang sangit (Leptocorixa acuta) yang meresahkan para petani. 
Organisme pengganggu tanaman terdiri dari tiga kelompok yaitu hama, penyakit dan gulma. Hama dapat berupa hewan, penyakit dari kelompok patogen dan gulma dari kelompok tanaman, hama dapat berupa apa saja selama berasal dari kelompok hewan, manusia juga dapat disebut sebagai hama selama manusia termasuk dalam mengganggu, merusak bahkan mengakibatkan tanaman menjadi mati, namun hama yang paling sering ditemui adalah dari kelomok serangga, cara pengendalian dari ketiga organisme pengganggu ini juga berbeda, dapat dilakukan juga dengan menggunakan pestisida maupun menggunakan pengendalian secara terpadu.
Pengendalian secara terpadu memang sangat efektif dan ramah lingkungan, namun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasilnya, tapi kebanyakan dari para petani lebih memilih menggunakan pestisida, pengendalian dengan cara ini boleh saja dilakukan asalkan pemakaiannya tidak berlebihan, karena jika pemakaian pestisida tidak sesuai dengan kebutuhan atau berlebihan dapat berdampak negatif bagi lingkungan seperti :
a. Hama/penyakit/gulma menjadi resistan atau kebal
b. Timbulnya hama tesebut/hama baru
c. Terjadinya ledakan hama/penyakit/gulma
d. Musuh alami musnah
e. Terbunuhnya makhluk bukan sasaran
f. Pencemaran lingkungan
g. Residual effect
h. Kecelakaan manusia.

Pengendalian hama, penyakit dan gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya pengendalian secara kimiawi seperti pestisida, pemakaian pestisidapun tidak sembarangan karena pemberian pestisida  dilakukan sesuai dengan serangan yang diterima oleh tanaman yang mendapat serangan, seiring dengan perkembanganya ada beberapa jenis pestisida yaitu;
a. Fungisida : pengendali cedawan
b. Insektisida : pengendali serangga
c. Herbisida : pengendali gulma
d. Nematisida : pengendali nematode
e. Akarisida : pengendali tungau
f. Ovarisida : pengendali telur serangga dan telur tungau
g. Bakterisida : penendali bakteri
h. Larvasida : pengendali larva
i. Avisida : pengendali burung
j. Rodentisida : pengendali tikus
k. Mollusida : pengendali bekicot
l. Sterillant : pemandul

Dari perkembangan pestisida tersebut yang paling banyak dikembangkan yakni pengendali hama, karena yang paling mudah dikenali gejala serangannya adalah hama, gejala serangan yang ditimbulkan hama dapat dilihat secara langsung. 
          
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk melihat Organisme pengganggu Tumbuhan dan jugalebih memperdalam ilmu di bidang hama atau penyakit

C. Waktu Dan Tempat
Adapun praktikum yang kami laksanakan dibalai benih tanaman bertempat di BBI KEUMALA yang di laksanakan di labotarium PHT (pengenalan hama terpadu). Dan berlangsung pada tanggal 7-1-2014



BAB  II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Adapun pelaksanaan yang kami lakukan yaitu mendengarkan dan menanggapi tentang semua arahan atau tiori yang diberikan oleh bapak atau dosen pembimbing kami.

Pengenlan OPT
Hama utama pada tanaman padi
1. Penggerek Batang
    - Sundep
    - Belup

Ada dua fase 
a. Fegetatfi yang menimbulkan gejala sundep
    Yaitu mati pucuk 
b. Generatif yang menimbulkan gejala belup
    Yaitu malai hampa : putusnya titik di pucuk malai
• Cara mengatsinya
1. Penagturan pola tanam harus melakukan pergiliran tanaman
2. Tanama serentak
3. Membenamkan tungul-tunggul jerami 
4. Menggunakan insektisida sistemik

2. Wereng Coklat
Wereng coklat (Nilaparvata lugens) sampai saat ini masih dianggap sebagai hama utama pada pertanaman padi karena kerusakan yang diakibatkan cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim pertanaman.
Penggunaan pestisida yang melanggar kaidah-kaidah PHT (tepat jenis, tepat dosis dan tepat waktu aplikasi) turut memicu ledakan wereng coklat. Hal ini juga merupakan konsekuensi dari penerapan sistem intensifikasi padi (varietas unggul, pemupukan N dosis tinggi, penerapan IP >200 dan sebagainya). Tergantung pada tingkat kerusakan, serangan wereng coklat dapat meningkatkan kerugian hasil padi dari hanya beberapa kuintal gabah sampai puso.
Kerusakan yang disebabkan dapat terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung karena kemampuan serangga wereng coklat menghisap cairan jaringan tanaman padi sehingga tanaman menjadi kering dan akhirnya mati. Secara tidak langsung karena serangga wereng coklat dapat menjadi vektor virus penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa.
Dengan menghisap cairan dari dalam jaringan pengangkut tanaman padi wereng coklat dapat menimbulkan kerusakan ringan sampai berat pada hampir semua fase tumbuh sejak fase bibit, anakan, sampai fase masak susu (pengisian).
Gejala yang tampak dari serangan wereng coklat dapat terlihat dari daun yang menguning kemudian tanaman mengering dengan cepat (seperti terbakar). Gejala ini dikenal dengan istilah hopperbum. Dalam suatu hamparan gejala hopperbum terlihat sebagai bentuk lingkaran yang menunjukkan pola penyebaran wereng coklat yang dimulai dari satu titik kemudian menyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran. Dalam keadaan seperti ini populasi wereng coklat biasanya sudah sangat tinggi.
Langkah-langkah pencegahan hama wereng coklatsecara umum dapat dilakukan dengan cara menggunakan variatas tahan, penanaman padi serempak dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pergiliran varietas dan pengendalian dengan insektisida.

3. Tikus
Tikus merupakan salah satu hama utama di Indonesia yang menimbulkan kerugian besar. Di Indonesia, kehilangan hasil akibat serangan tikus sawah diperkirakan mencapai 200.000 - 300.000 ton per tahun.
Beberapa cara pengendalian hama tikus telah dilaksanakan oleh para pelaku utama , namun dalam pelaksanaan dilapangan belum ada keterpaduan antara cara yang satu dengan yang lain dan cara penerapannya. Sehingga walaupun sudah dilakukan usaha pengendalian namun masih terjadi kerusakan tanaman yang selanjutnya terjadi kegagalan panen.


4. Ulat Grayak
Ulat grayak ini menyerang tanaman padi pada semua stadia. Serangan terjadi biasanya pada malam hari sedangkan siang harinya larva ulat grayak bersembunyi pada pangkal tanaman, dalam tanah atau di tempat-tempat yang tersembunyi. Seranga ulat ini memakan helai-helai daun dimulai dari ujung daun dan tulang daun utama ditinggalkan sehingga tinggal tanaman padi tanpa helai daun. Pada tanaman yang telah membentuk malai, ulat grayak seringkali memotong tangkai malai, bahkan ulat grayak ini juga menyerang padi yang sudah mulai menguning . Batang padi yang mulai menguning itu membusuk dan mati yang akhirnya menyebabkan kegagalan panen. Serangan saat padi menguning atau keluar malai inilah yang sangat merugikan petani.

5. Hama Puti
Hama putih (Nymphula depuntalis guenee) menyerang tanaman yang berumur lebih dari 6 minggu. Ciri khas yang bisa dilihat sebagai tanda hama putih adalah adanya tabung-tabung yang terbuat dari daun tanaman padi yang tergerek (terpotong) yang berisi larva dan kepompong yang digunakan untuk perlindungan diri dan penyebaran dalam mencari makan. Biasanya tabung-tabung tersebut banyak terapung di areal persawahan. Berbeda dengan hama putih palsu yang hanya menggulung tanaman tanpa memotongnya dan menggerek klorofilnya.
Cara pengendalian hama putih ( Nymphula depuntalis guenee) :
1. Membersihkan rumput-rumputan yang merupakan tanaman inang hama putih( Nymphula depuntalis guenee). Tanaman inang hama putih diantaranya adalah rumput lempuyangan dan rumput asinan 
2. Cara pengendalian yang paling efektif menurut maspary adalah dengan cara mengeringkan lahan selama 5-7 hari. Karena larva dari hama putih ini bernafas dengan cara mengambil oksigen dari dalam air sehingga kalau dikeringkan hama ini akan kehilangan oksigen/ tidak bisa bernafas. 
3. Ada cara yang lain, yaitu mengumpulkan larva dan pupa hama putih tersebut lalu penguburnya. 


6.Hama Putih Palsu
Hama putih palsu (Cnaphalocrocis medinalis)  bukan hama utama dan hama yang membahayakan bagi tanaman padi akan tetapi serangan hama putih palsu tetap akan berdampak merugikan bagi petani. Dari pengalaman maspary serangan hama putih palsu terjadi pada saat tanaman masih dalam vase vegetatif (tanaman muda) walaupun tidak menutup kemungkinan juga kadang terjadi saat tanaman sudah keluar malai. Dan biasanya  menjadi serangan yang berarti bila kerusakan pada daun terjadi saat padi memasuki fase anakan maksimum dan fase pematangan mencapai > 50%.
Cara mengendalikan hama putih palsu :
Untuk mengendalikan hama putih palsu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Serangan hama putih palsu jika dibiarkan biasanya akan berhenti dengan sendirinya dan jarang yang mengakibatkan gagal panen. Tanaman padi yang terserang hama ini dapat pulih apabila air dan pupuk dikelola dengan baik.
2. Untuk mengurangi akibat serangan upayakan pemeliharaan tanaman sebaik mungkin agar tanaman bisa  tumbuh secara baik, sehat, dan seragam.
3. Lakukan pengeringan untuk mengurangi kelembaban udara sekitar padi
4. Gunakan insektisida (bila diperlukan) berbahan aktif fipronil atau dimehipo.

7.Walang Sangit
- Cara menyerangnya : mulut walang sangit mengucuk dan menghisap tanaman yamng sudah bersusu
- Cara mengendalikannya memasang perangkap dengan isikan bangkai kura-kura 

8. Kepinding Tanah
Menyerang pada tanaman padi mulai dari persemanyan sampai panen hama tersebut menyerang pada pangkal padi.
Cara mengendalikannya
- Tinggikan permukaan air
- Penggunaan pestisida dengan pestisida nabati


9.Siput Murbei
Siput Murbei (Pomaceae) mendapat julukan nama ini dikarenakan bentuk telurnya seperti buah murbei dengan warna merah jambu. Disebut juga dengan naman Keong Mas, karana warna cangkangnya yang berwarna kuning keemasan sehingga menarik bagi yang melihatnya, sedang dinegeri asalnya yaitu Amerika serikat siput ini dinamakan Golden Snail Kuhol. Siput murbei termasuk dalam Famili Ampuloracideae Kelas Gastropoda. Filum Molusca. Berbeda dengan siput biasa siput ini selain memiliki warna telur yang berbeda, cangkangnya juga lebih tipis dan lebih rapuh. Berkembang biak lebih cepat dan pesat serta makannya lebih rakus (Herbisor Polivagis). Pada kondisis lingkungan yang sesuai siput ini akan memeprcepat pertumbuhan dan perkembangannya, adapun besar dan ukuran tubuh siput ini dapat mencapai dimater 6-8 cm.

Penyakit disebabkan oleh pathogen
Patogen adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya. Sebutan lain dari patogen adalah mikroorganisme parasit. Umumnya istilah ini diberikan untuk agen yang mengacaukan fisiologi normal hewan atau tumbuhan multiselular. Namun, patogen dapat pula menginfeksi organisme uniselular dari semua kerajaan biologi.
Umumnya, hanya organisme yang sangat patogen yang dapat menyebabkan penyakit, sementara sisanya jarang menimbulkan penyakit. Patogen oportunis adalah patogen yang jarang menyebabkan penyakit pada orang-orang yang memiliki imunokompetensi (immunocompetent) namun dapat menyebabkan penyakit/infeksi yang serius pada orang yang tidak memiliki imunokompetensi (immunocompromised). Patogen oportunis ini umumnya adalah anggota dari flora normal pada tubuh. Istilah oportunis sendiri merujuk kepada kemampuan dari suatu organisme untuk mengambil kesempatan yang diberikan oleh penurunan sistem pertahanan inang untuk menimbulkan penyakit.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Praktikan dapat mengenal beberapa jenis hama yang menyerang tanaman pangan, dan perkebunan.
2. Praktikan dapat melihat dengan jelas gejala yang ditinggalkan oleh masing-masing hama
3. Praktikan dapat mengetahui cara penyerangan dari masing-masing hama.

B. Saran
Pada waktu melaksanakan praktikum, bahan-bahan yang digunakan harus lebih banyak lagi, untuk mempermudah dan mempercepat jalannya praktikum.

0 Response to "Laporan Organisme Pengganggu Tumbuhan Lengkap"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel