Seminar Karya Ilmial Ke SD-an Tema : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad
MATA KULIAH : Seminar karya Ilmial Ke SD-an
Tema Proposal/Usulan : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad
Judul : 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas IV
2. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan
Menggunakan Model Kooperatif Tipe Stad di Kelas IV SD Negeri 1 Tiro
Dokument PDF Jurnal Karya Ilmiah Ke SD-an
Jurnal 1 >>>>> Link
Jurnal 2 >>>>> Link
A. Pendahuluan
Keberhasilan proses pembelajaran dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tidak hanya guru dan siswa yang berperan aktif dalam pendidikan, juga harus di tunjang aspek lain yaitu model pembelajaran. Seorang guru harus mampu dalam menentukan strategi dalam model pembelajaran yang di terapkan. Kesalahan dalam pemilihan model pembelajaran mengakibatkan tidak maksimalnya pencapaian hasil belajar. Seorang guru perlu mengetahui dan mengusai berbagai model pembelajaran mengingat guru sebagai fasilitator, pembimbing,serta memegang fungsi transfer pengetahuan.
Belajar IPS memerlukan keterampilan dari seorang guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan guru. Jika guru kurang menguasai strategi mengajar maka siswa akan sulit menerima materi pelajaran dengan sempurna. Guru dituntut untuk mengadakan inovasi dan berkreasi dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa memuaskan
Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas IV SDN 1 Tiro menurun dan terlihat kurang bergairah dalam menerima materi pelajaran. Hanya ada beberapa siswa yang terlihat antusias dalam mengikuti pelajaran. Dari hasil observasi dan diskusi dengan teman sejawat terungkap beberapa masalah yang terjadi di dalam proses pembelajaran yaitu pada saat proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang permisi ke luar kelas, saat proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa kelihatan kebingungan ketika guru menyuruh siswa untuk bertanya hal yang belum dimengerti hanya satu orang siswa yang bertanya, penjelasan guru kurang mengarah pada materi pembelajaran, ketika ditanya hanya sebagian kecil siswa yang dapat menjawab dengan benar. Keadaan ini menyebabkan hasil belajar mereka secara klasikal rendah atau kurang dari ketetapan KKM <65 yakni dari 24 siswa hanya 6 siswa memenuhi KKM. Dari hasil observasi diperoleh data bahwa banyak siswa yang merasa tidak senang dengan metode yang diterapkan guru selama ini.
Penyebab dari permasalahan tersebut diduga karena metode yang selama ini diterapkan tidak memotivasi mereka untuk lebih aktif.Hal inilah yang diperkirakan menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Lebih dari 50% siswa mengatakan bahwa IPS merupakan pelajaran yang sulit. Keadaan ini hendaknya segera direspon secara positif dengan mencari alternatif model pembelajaran yang efektif, yang membuat siswa mudah memahami materi pembelajaran.
Di samping itu model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan interaksi antara guru dan siswa, meningkatkan kerja sama, kreativitas, berpikir kritis serta ada kemauan membantu teman (Ibrahim, 2000).
Berdasarkan dari pernyataan tersebut, maka peneliti diarahkan melalui judul skripsi “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam Pembelajaran IPS Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD N 1 Tiro.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam Pembelajaran IPS Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD N 1 Tiro
2. Bagaimana penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam Pembelajaran IPS Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD N 1 Tiro
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak di capai adalah :
1. Untuk mengetahui Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV SD N 1 Tiro
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam Pembelajaran IPS Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD N 1 Tiro
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengharapkan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan gambaran yang jelas tentang penggunaan model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam Pembelajaran IPS Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD N 1 Tiro.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1. Peningkatan hasil belajar siswa.
2. Termotivasi sehingga bersemangat dan senang dalam mengikuti proses belajar.
3. Memupuk pribadi yang aktif dan kreatif.
b. Bagi Guru
1. Sebagai referensi bagi peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya di Sekolah Dasar.
2. Model pembelajaran discovery learningakan mempermudah guru dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di Sekolah Dasar.
d. Bagi Peneliti
1. Menambah pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas.
2. Peningkatan pengetahuan dan penguasaan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam Pembelajaran IPS.
E. Hipotesis
Menurut Narbuko, Cholid (2001:13) hipotesis merupakan jawaban dengan sifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.
F. Defenisi Operasional
Model pembelajaran adalah suatu pola yang menggambarkan perilaku pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. (Joyce & Weil, dalam Rusman :2013)
Slavin (dalam Chairani : 2003 : 3) mendefinisikan belajar kooperatif (CooperatVIe Learning) sebagai suatu teknik pembelajaran dimana siswa bekerja dalam suatu kelompok yang heterogen yang beranggotakan 3-4 orang. Heterogen anggota kelompok dapat ditinjau dari jenis kelamin, etnis, prestasi akademis maupun status sosial, kerja kelompok baru akan dihentikan jika seluruh anggota kelompok telah memahami dengan status materi pelajaran.
Salah satu pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD (Student Team Achievement DVIision) atau tim siswa kelompok prestasi. STAD merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan dalam pelaksanaannya meliputi lima langkah yaitu :
1. Menyampaikan tujuan dan memotifasi siswa
2. Menyajikan informasi
3. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok – kelompok
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5. Evaluasi
6. Memberikan penghargaan
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. (Nasution, dalam Mulyana,2015)
G. Kajian Pustaka
Model Pembelajaran Kooperatif
Slavin (dalam Chairani : 2003 : 3) mendefinisikan belajar kooperatif (CooperatVIe Learning) sebagai suatu teknik pembelajaran dimana siswa bekerja dalam suatu kelompok yang heterogen yang beranggotakan 3-4 orang. Heterogen anggota kelompok dapat ditinjau dari jenis kelamin, etnis, prestasi akademis maupun status sosial, kerja kelompok baru akan dihentikan jika seluruh anggota kelompok telah memahami dengan status materi pelajaran.
Beberapa materi pembelajaran kooperatif menurut Slavin ( dalam Chairani : 2003 : 5 ) diantaranya yaitu : (1). Student Team Achievement DVIision (STAD), (2). Team Games Tournament (TGT), (3). Team Asisted Individualization (TAI), (4) Learning Together (LT), (5). Group Investigation (GI), (6). Jigsaw.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yaitu : hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan social ( Ibrahim, 2000).
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Salah satu pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD (Student Team Achievement DVIision) atau tim siswa kelompok prestasi. STAD merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan dalam pelaksanaannya meliputi lima langkah yaitu :
1. Menyampaikan tujuan dan memotifasi siswa
2. Menyajikan informasi
3. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok - kelompok
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5. Evaluasi
6. Memberikan penghargaan
Dalam STAD siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 3 - 4 orang, kemudian siswa bekerja didalam tim mereka untuk memastikan bahwa bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dan pada saat kuis ini mereka tidak boleh saling membantu.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Adapun langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang di adaptasi dari Slavin (1995 : 12) yaitu :
(1) Penyajian Kelas
Pada tahap penyajian ini, guru dapat menggunakan berbagai metode atau pendekatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan, misalnya : ceramah, tanya jawab atau ekspositori, demonstrasi, dan peragaan.
(2) Tahapan Kegiatan belajar kelompok
Ide utama adalah siswa bekerja dan belajar bersama didalam kelompok. Waktu digunakan 1-2 jam pelajaran. Formasi anggota kelompok didasarkan pada hasil tes yang dapat dijadikan tes dasar seperti tes awal atau nilai raport atau tes paling akhir.
(3) Tahapan menguji hasil belajar individu
Setiap siswa wajib mengerjakan hasil tes, pada tahap ini siswa tidak diperkenankan untuk saling memberitahu yang lain. Setiap siswa berusaha untuk bertanggung jawab secara individual, melakukan yang terbaik.
(4) Skor perkembangan individu
Tujuan memberikan skor perkembangan individu adalah memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk menunjukan gambaran pencapaian hasil belajar maksimal yang telah dilakukan setiap individu
Apabila guru ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka langkah-langkah pembelajaran yang telah disampaikan haruslah diaktualisasikan dalam keseluruhan proses belajar mengajar yang dilaksanakan, terutama dalam pembuatan rencana perbaikan pembelajaran (RPP)
H. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kelas (PTK). PTK adalah cara guru memperbaiki proses pembelajaran yang mereka lakukan dengan mengevaluasi pengalaman guru itu sendiri (Wiriaatmadja, 2006). Sedangkan menurut (Sanjaya, 2009) PTK adalah proses menyelesaikan masalah-masalah yang muncul di dalam pembelajaran dengan melakukan tindakan yang nyata dan terencana, kemudian menganalisis hasil dari tindakan tersebut. Meningkatkan kualitas pembelajaran adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Dalam melaksanakan PTK harus didukung oleh kondisi guru atau pemimpin sekolah yang kondusif, artinya perlu dukungan dari berbagai pihak agar PTK ini dapat berhasil.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan non tes, yaitu:
a. Tes
Tes dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes (Poerwanti dkk, 2008:43).
b. Observasi
Observasi merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang studi dari objek sesuatu itu. Observasi dilakukan oleh teman sejawat di kelas yang diteliti. Observer mengamati hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung dan mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang telah dikuasainya. hal ini di maksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Data dari lembar observasi yang diperoleh dari setiap pertemuan pada masing-masing siklus yang berupa skor hasil belajar akan digunakan sebagai refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
3. Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan dan format penilaian tes hasil belajar. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung, segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut. Wawancara dilakukan terhadap guru yang bersangkutan. Pedoman wawancara ini berupa pertanyaan-pertanyaan kepada guru mengenai kegiatan belajar mengajar, mengenai kesulitan-kesulitan mengajar yang dialami oleh guru tersebut. Catatan lapangan digunakan selama proses pembelajaran, dan berfungsi untuk mencatat apa saja yang terjadi ketika model discovery learning ini diterapkan. Dan bentuk tes tertulis ini yaitu berupa tes essay atau uraian. Tes ini terdiri dari sejumlah pertanyaan dalam bentuk uraian yang harus dijawab dalam bentuk uraian tertulis atau berupa kalimat-kalimat bebas yang disusun sendiri. Tes tertulis berfungsi untuk mengukur kemampuan tentang suatu konsep atau kinerja.
4. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti, sesuai dengan instrumen yang telah ditentukan, yaitu observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes. Data yang diolah dalam penelitian ini merupakan data pelaksanaan tindakan dan data hasil belajar siswa.
Sedangkan analisis data adalah proses mencari, menyusun secara sistematis data yang diperoleh berdasarkan teknik pengolahan data sehingga temuannya dapat dipahami dan diinformasikan kepada orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2005). Langkah-langkah menganalisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan (Sugiyono, 2007).
I. Jadwal Penelitian
A. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di SD Negeri 1 Tiro Kecamatan Tiro/Truseb Kabupaten Pidie Aceh
B. Waktu Penelitian
Pada kegiatan penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada semester Ganjil 2017/2018.
J. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Tiro dalam mata pelajaran IPS dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus yng di dahului dengan pengambilan data tes awal melalui observasi setiap siklus dirancang menjadi dua kali pengambilan data dalam satu siklus.
Siklus I dilaksanakan pada hari senin tanggal 08 september 2017 dan di ketahui hasil observasi pada data awal dimana daya serap individu masih berada nilai 60 dan ketuntasan klasikalnya 31,25 %. Dari hasil observasi awal tersebut diadakan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus I terdiri dari dua kali pertemuan. Pengamatan di dasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Hasil tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas IV SD Inpres 2 Langaleso. Hal ini bisa diketahui dari 16 aspek yang di amati 1 aspek yang bernilai kurang, 10 yang bernilai cukup,dan yang berninai baik 5 aspek. Dengan melihat aspek guru dalam melaksanakan proses pelajaran perlu di perbaiki pada tahap ke dua.
Hasil pengamatan dari teman sejawat di peroleh data hasil pengmatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil pengamatan tentang pemberian metode kooperatif tipe STAD.
Hasil observasi tentang langka-langka pembelajaran yang di lakukan oleh siswa di atas juga memiliki 16 aspek kegitan yang di jadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data siklus pertama ke semua aspek pembelajaran di atas 3 aspek yang bernilai kurang, 9 yang bernilai cukup, dan 4 yang bernilai baik.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I selama kegiatan belejar mengajar berlangsung di peroleh kekurngan-kekurangan yang harus direfleksikan pada Siklus II sebai berikut:
1. Kekurangannya kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Perhatian siswa terhadap kegiatan belejar mengajar masih kurang.
3. Sebagai siswa tidak menjawab pertanyaan yang di berikan.
4. Memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang.
K. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka di simpulkan sebagai berikut:
1. Hasil pratindakan di dapatkan dimana hanya terdapat 5 orang (31,25%) yang tuntas dengan kriteria tuntas dan sebanyak 11 orang (68,75%) dengan kriteria tidak tuntas
2. Siklus I hasil belajar mengajar setelah di berikan dan hasil meningkat menjadi 10 orang (62,5%) dengan kriteria tuntas dan 6 orang (37,5%) yang belum tuntas.
3. Siklus Iihasil belajar mengajar setelah diberikan perlakuan tindakan meningkat menjadi 14 orang (87,5) yang tuntas dan ada 2 orang (12,5%) yang belum tuntas.
L. Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. (2004). Pedoman Penilaian, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS di SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Hanif. (2009). Belajar secara Kreatif dan Menyenangkan. Jakarta: Gramedia.
Herawati. (2010). Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas V SDN Jatinangor Bandung dalam Memahami Kegiatan Ekonomi di Indonesia dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Pembelajaran IPS Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: UPI.
Irawan. (2012). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Inpres Batu Malang pada Mata Pelajaran IPS Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UNM.
Ramadhan, A., dkk. 2013. Panduan Tugas Akhir (Skripsi) dan Artikel Penelitian. Palu: FKIP Universitas Tadulako.
Ramlan, (2009). Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Jakarta: Jurnal Pendidikan.
0 Response to "Seminar Karya Ilmial Ke SD-an Tema : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad"
Post a Comment