MAKALAH WANITA SEBAGAI GADIS REMAJA
MAKALAH
JUDUL : WANITA SEBAGAI GADIS REMAJA
BAB I
PEMBAHASAN
A.Latar Belakang
Secara psikologis masa remaja dibedakan dalam dua fase usia perkembangan, yaitu:
• Masa Puber
Masa dimana remaja mulai mengenal dan berfikir serta tertarik dengan masalah-masalah seksual yang mereka kenal dari sekitar lingkungannya. Pada umumnya masa puber atau pubertas ini terjadi antara umur 11 - 15 tahun pada remaja wanita dan 12 - 16 tahun pada remaja pria.
• Masa Adolensi
Adolensi berarti tumbuh dan berkembang (Growth and development) menujualam dewasa. Artinya seseorang mulai meninggalkan masa kanak-kanak menuju masa dewasa awal yang penuh dengan berbagai tugas dan tanggung jawab
Pada kedua fase perkembangan tersebut diatas terjadi 4 macam perubahan fisik yang menyertai terjadinya dampak-dampak psikologis yang perlu diwaspadai. Keempat perubahan fisik tersebut menurut Hurlock (1990) adalah sebagai berikut :
• Perubahan ukuran tubuh yang cepat.
• Perubahan proporsi tubuh.
• Tumbuhnya ciri-ciri seks primer.
• Tumbuhnya ciri-ciri seks sekunder.
Perubahan-perubahan fisik dan seksual pada masa remaja mempunyai dampak psikologis yangbesar, meskipun akibatnya biasanya sementara, namun cukup menimbulkan perubahan dalam polaperilaku, sikap dan kepribadian padamasa remaja penampilan fisik merupakan faktor yang dianggap penting. Karena jika remaja merasa dirinya kurang menarik, mereka akan merasa rendah diri, sedih dan gelisah.
Ada masa remaja minatnya pada seks juga meningkat. Mereka mulai tertarik pada jenis kelamin lain, mereka mulai mengenal apa yang dinamakan cinta, saling memberi dan menerima kasih sayang dari orang lain. Jika perkembangan psikologis berjalan cukup sehat dan lancar, akhirnya mereka menuju kemasakan emosional.
Dan bahaya psikologi sutama dari masa remaja berkisardari kegagalan melaksanakan peralihan ke arah kematangan yang merupakan tugas perkembangan terpenting darimasa remaja.
Antagonis Sosial Pada Remaja
Masa remaja adalah masa yang ditandai oleh ada nyaperkembangan yang pesat dari aspek biologi, psikologi dan juga sosialnya. Kondisi ini mengakibatkan berbagai disharmonisasi yang membutuhkan penyeimbangan sehingga remaja dapat mencapai taraf perkembangan psikososial yang matang dan adekuat sesuai dengan usianya. Kondisi ini sangat bervariasi antar remaja dan menunjukkan perbedaan yang bersifat individual, sehingga setiap remaja diharapkan mampu beradaptasi dengan tuntutan lingkungannya.
Setiap remaja sebenarnya memiliki potensi untuk dapatmencapai kematangan kepribadian yang memungkinkan mereka dapat menghadapi tantangan hidup secara wajar di dalam lingkungannya, namun potensi ini tentunya tidak akan berkembang dengan optimal jika tidak ditunjang oleh faktor fisik dan faktor lingkungan yang memadai.Dengan demikian akan selalu ada faktor risiko dan faktor protektif yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian seorang remaja, yaitu:
a) Faktor risiko
Dapat bersifat individual, konstektual (pengaruh lingkungan), atau yang dihasilkan melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya. Faktor risiko yang disertai dengan kerentanan psikososial,dan resilience pada seorang remaja akan memicu terjadinya gangguan emosi dan perilaku yang khas pada seorang remaja.
Faktor risiko dapat berupa:
• Faktor individu
– Faktor genetik/konstitutional, berbagai gangguan mental mempunyai latar belakang genetik yang cukup nyata, seperti gangguan tingkah laku, gangguan kepribadian, dan gangguan psikologi lainnya.
• Faktor psikososial
– Keluarga
– Sekolah
– teman sebaya
b) Faktor Protektif
• Faktor protektif merupakan faktor yang memberikan penjelasan bahwatidak semua remaja yang mempunyai faktor risiko akan mengalami masalah perilaku atau emosi, atau mengalami gangguan jiwa tertentu.
• Rutter (1985) menjelaskan bahwa faktor protektif merupakan faktor yang memodifikasi, merubah, atau menjadikan respons seseorang menjadi lebih kuat menghadapi berbagai macam tantangan yang datang dari lingkungannya. Faktor protektif ini akan berinteraksi dengan faktor risiko dengan hasil akhir berupa terjadi atau tidaknya masalah perilaku atauemosi, atau gangguan mental di kemudian hari.
Antagonis emosional pada remaja
Masa remaja merupakan masayang penuh gejolak. Pada masa inimood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood (swing) yang drastis pada pararemaja ini seringkali di karenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari dirumah.
Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja pararemaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena merekamenganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang di refleksikan (self-image).
Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, remaja akan mulai sadar bahwaorang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah,remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. WANITA SEBAGAI GADIS/REMAJA
Terjadi pada usia 14-17 thn
n Masa anak menginginkan sesuatu dan mencari sesuatu
n Mengalami osilasi (ayunan) Ã bergerak dari suatu situasi ke situasi lain
n Berada diantara 2 iklim à psikis yang positif dan negatif, ketidak mantapan dan ketidak percayaan diri
Masa pubertas dicirikan dengan semakin berkembangnya fungsi-fungsi organis serta fungsi psikis pada anak gadis.
—- Proses organis yang paling penting pada masa pubertas adalah kematangan seksual.
—- Kematangan seksual sangat penting dalam menentukan sikap berkaitan dengan faktor psikis anak terhadap diri sendiri dan konstitusi tubuhnya.
- Adanya perasaan tertarik pada jenis kelamin lain.
—- Yang juga penting terjadi pada usia pubertas ini adalah proses identifikasi diri.
—- Proses identifikasi berperan sangat besar bagi hubungan gadis terhadap orang tuanya dan lingkungan sosial.
—- Menciptakan identitas diri yang benar adalah mengumpulkan semua pengetahuan dan menggabungkan semuanya menjadi satu citadiri.
—- Faktor penting yang akan menentukan identitas diri adalah role model atau seorang model yang bisa dijadikan model.
- Pada usia pubertas lebih suka berlagak dewasa.
—- Perilaku gadis puber lebih terkendali oleh perasaan dan terikat pada tradisi serta peratuan-peraturan keluarga.
—- Muncul pulaà kegelisahan, kecemasan, dan penolakan
—- Gadis remaja sering mengalami day dreaming (melamun) Ã berkaitan dengan fantasi sexual
—- Memiliki rasa malu yang berlebihan, terutama jika berhadapan dengan lawan jenis karena kesadaran terhadap perasaan-perasaan seksualnya meningkat.
—- Antagonisme social à sering bertentangan dengan ibu (ortu) à merasa sudah dewasa, dan benar sendiri
B.ANAK GADIS PADA MASA PUBERTAS
1. Mimpi Basah (DAY DREAMING)
Istilah mimpi basah,atau datang bulan,sama2 menandakan kematangan seorang remaja. Mimpi basah akan terjadi pada laki-laki berusia 9-14 tahun,umumnya terjadi secara periodic berkisar sekitar 2-3 minggu sekali.mimpi basah merupakan pengeluaran cairan sperma yang terjadi secara alamia.sperma ini di produksi oleh testis, yang merupakn sala satu organ reproduksi laki-laki. ketika alat reproduksi ini mulai berfungsi maka testisnya mulai berproduksi.
Mimpi basah kita pakai untuk mengambarkan pengalaman para laki-laki yang menginjak dewasa. karena sperma baru muncul dalam kehidupan seorang anak laki-laki saat ia menginjakmasa pubernya, biasanya sekitar 9-14 tahun . saat itu otak mulai mengaktifkan fungsi seksual, organ-organ reproduksi mulai aktif. sala satunya testis dimana ia memproduksi sel sperma sebanyak kira-kira sejuta sampai 3 juta tiap harinya.mimpi basah merupakan mekanisme alami untuk menguras timbunan sperma dari dalam tubuh jika tidak di keluarkan melalui mimpi, maka akan terjadi penyerapan kembali sperma oleh tubuh.ini merupakan tanda akil balik dari seorang anak laki-laki remaja.dan harus bersyukur apabila seorang anak laki-laki mengalami mimpi basah,karena itu menandakan anak laki-laki tersebut organ reproduksinya berfungsi, dan dia termasuk anak laki-laki yang normal.
2. Rasa Malu Berlebihan
Setiap manusia haruslah memiliki rasa malu,karena rasa malu merupakn sala satu control dalam kehidupan seseorang,tetapi apabila rasa malu itu berlebihan dan tidak masuk akal maka itu akan menjadi masalah. karena rasa malu berlebihan akan menghambat kehidupan social seseorang yang sekaligus bisa berdampak terhadap kemajuan dan kesuksesan dalam hidup dan kehidupan seseorang.rasa malu juga merupakan kombinasi dari kegugupan social dan pengkondisian social, rasa malu dan rendah diri memiliki keterkaitan dan apabila di telusuri banyak orang yang merasa malu yang di sebabkan karena dia merasa rendah diri, rasa malu juga dapat di gambarkan semacam perasaan tidak nyaman, sementara orang yang menderita rendah diri apabila orang tersebut kurang berharga di banding dengan orang lain.
Di bawa ini beberapa cara menghilangkan rasa malu berlebihan:
§ Kenalilah rasa malu itu,apa yang membuat kamu merasa malu, apakah keadaan fisik,atau hal-hal yang bersifat psikologis.
§ Berhentilah menyalakan orang lain untuk menutupi rasa malu.sadarilah bahwa rasa malu itu bersumber dari dalam diri sendiri bukan dari luar,namun jangan pernah menjalakn diri sendiri.
§ Ketika sedang mengalami rasa malu, amatilah reaksi tubuh kamu,apakah kamu merasa tidak nyaman,gelisah,serba salah, tangan gemetar,atau reaksi fisik lainya. telusurilah apa yang menyebabkan perasaan negative itu muncul.
§ Kenalilah kelemahan kamu,apa yang membuat kamu merasa malu,karena semua orang memiliki kelemahan,tidak ada orang yang sempurna namun sebisa mungkin kita mencoba memperbaiki kelemahan tersebut.
§ Kenal dan kembangkan terus kelebihan dan keistimewaan kamu, karena seseorang selain memiliki kelemahan pasti memiliki kelebihan, dan kelebihan itu merupan modal untuk percaya diri.
§ Apabila kamu merasa perasaan malu itu benar-benar di luar control maka berkonsultasilah dengan seorang yang berpengalaman dan kamu percayai.langkah terahir adalah jumpai psikolog untuk meminta solusi permasalahan.
§ Lawan rasa malu dengan berusaha bersikap lebih santai,karana rasa malu berlebihan akan membuat kita kelihatan kaku dan konyol.
§ Tambpilkan sisi terbaik,toljolkan kelebihan yang di miliki.
§ Jangan takut akan penolakan dan cacian,jika di awal mental kita sudah jatuh,maka dapat di pastikan penampilan tidak akan maksimal.
§ Pelajari situasi,jangan sampai rasa malu,justru membuat kita terjebak dalam situasi,harus belajar untuk tetap tenang,dan pelajari apa yang sedang terjadi.
3. Antagonisme Sosial
Pada usia remaja 14-15 thn sampai 17-18tahun, percepatan pertumbuhan fisik sangat menonjol dan kematangan fungsi layaknya orang dewasa akan timbul. gejolak emosional, sebagai penyertaan perkembangan fisik sering terjadi begitu ekstrim sehingga menyulitkan remaja sendiri maupun lingkungannya. Konflik dengan orang tua,teman sebaya, umumnya akan berkembang yang sering di tandai oleh satu sisi kebutuhan untuk mandiri,sedangkan di sisi lain ketergantungan baik moril maupun materiil masi sangat besar terutama pada orang tua.dan pada kenyataannya remaja merasa belum yakin akan kebutuhan otonomi sehingga remaja sering di hadapkan pada situasi frustrasi.
4. Antagonisme Sex
Antaginisme sex dapat di artikan sebagai suatu perasaan tidak senanag atau menentang suatu yang berhubungan dengan sex, yang di aplikasikan dalam sikap dan prilaku.seorang yang mengalami hambatan sexual,tidak dapat merasakan ataupun membedakan,antara jender yang ada pada dirinya.
Factor-Faktor terjadinya antagonism sex
· Meskipun dia seorang laki-laki atau perempuan tidak normal yang sering kita sebut dengan gay atau lesbi,maka dia tidak akan menikmati fantasi seksual yang normal.dan dia akan gagal menikmati fantasi sexual pada dirinya.
· Memiliki hambatan nafsu sex dengan lawan jenis
· Trauma perkosaan,atau melihat kejadian penyiksaan yg berhubungan dengan sex.
· Mendengar ceritra-ceritra tentang sex yang tidak jelas,dan yang ada hanya informasi yang salah tentang sex.(ketidak tahuan ttg info sex)
· Hubungan keluarga dan lingkungan yang buruk,di mana beberapa orang tua mengajarkan anak gadisnya untuk mempercayai,sek adalah sesuatu yang buruk,kegiatan yang memalukan,di mana seseorang berbuat sekehendak hatinya,sex tidak pernah di bicarakan terbuka dalam keluarga.
· Kesehatan yang buruk, mengalami penyakit fisik dan mental, namun ini kemungkinannya sangat kecil.
5. Kurang Percaya Diri
Kurang percaya diri atau rendah diri adalah perasaan menganggap terlalu rendah pada diri sendiri ,orang yang rendah diri berarti menganggap diri sendiri tidak mempunyai kemampuan berarti.
Ciri kurang percaya diri:
• Selalu menyendiri dan menarik diri dari pergaulan (bersifat introfert)
• Selalu ragu dalam bertindak
• Tadak dapat bersaing positif,seperti persaingan kepandaian,dan kegiatan lainnya.
Secara psikologi kurang percaya diri di sebabkan oleh:
1. Overprotected anak yang selalu di kekang, kurang diberi kebebasan untuk mengaktualisasi diri,merasa independen atau menerima keputusan sikapnya sendiri.mereka merasa takut untuk berbuat salah akibatnya banyak hal yang membuat mereka ragu untuk melakukan sesuatu bahkan membuat si remaja menjadi tidak mau untuk melakukannya.
2. Terlalu dibiarkan. tampaknya akan membuat anak melakukan banyak hal dan menjadikannya PD. Namun hal ini bisa sebaliknya jika kebebasan yang di dapatkan tampa arah dan bimbingan mereka akan merasa dirinya tidak di butuhkan,bahkan seperti di buang begitu saja oleh keluarganya, sehinga mereka merasa kosong dan tidak memiliki hub emosyonal yang baik.
3. Perfeksionis. Kita adalah manusia yang juga memiliki kelemahan,menuntuk kesempurnaan untuk seorang anak tanpa di barengi pengertian,anak akan menjadi takut untuk berbuat dan takut untuk tidak sempurna.
4. Sering di kritik dan di kecewakan.kritik merupakn hal yang wajar,akan tetapi harus ada solusi dan alasan,demikian pula dengan di kecewakan,berilah alasan dan sebab-sebab kenapa harus di kritik,kita juga harus memberikan pujian sebagai sisi positif penyeimbang.
5. Mencontohi lingkungannya.arahkan mereka,agar jika mencari panutan sebaliknya fahami dulu sikap2 orang yang akan di panut.jangan menerima mentah-mentah.
6. Percaya dengan ketidak mampuan.dengan terlihat tegang dan putus asa kemudian mengatakan “Aku tidak sangup”Aku tidak bisa”. dan kalimat-kalimat penolakan lainya,karena takut gagal kemudian di marahi dan di kucilkan.ahirnya lama kelamaan mereka benar2 merasa tidak mampu.
HAL-HAL YANG PERLU DI LAKUKAN TERHADAP ORANG YG KUPERDIR
1. Memberi pengertian.komunikasi adalah kuncinya, ajak mereka berfikir rasional, kenapa harus melakukan tugas ini, mengapa harus bersikap seperti ini, kenapa harus meruba penampilan.dll
2. Beri pujian.beri pujian sangat penting untuk memotivasi mereka.pujian dan kritik harus proposinal(memiliki kadar yg sama).ingt bahwa remaja belum matang dan perlu bimbingan.
3. Beri contoh.tunjukan kepada mereka orang2 yang sukses,dan berhasil karna mereka PD, walaupun kadang-kadang secara fisik mereka tidak cantik,tapi bisa juga pintar dan memiliki kelebihan.
HAL-HAL YG DI LAKUKAN UNTUK MENGATASI KURANG PERCAYA DIRI
1. Menciptakan definisi diri positif
Membuat kesimpulan yang positif tentang diri sendiri,belajar melihat bagian-bagian positif dalam diri, menghentikan opini negative dalan diri
2. Memperjuangkan keinginan yang positif
3. Mengatasi masalah secara positif
4. Memiliki model teladan yang positif
6. Sikap Tidak Tenang
Sikap tidak tenag adalah suatu keadaan ketidak seimbangan emosi, yang manifestisinya kepada tingka laku, yaitu gelisah,banyak tingkah, mudah berubah-ubah.kebiasaan remaja ketika mengalami hal ini adalah,tidak bisa duduk atau berdidri dengan tenang dalam waktu yang lama, hal ini di sebabakan oleh tidak adanya control emosi, sehinga fisikpun merasakan agresifitas mentalnya.
7. Merasa Bosan
Merasa bosan adalah perasaan jemu atau mengalami hal-hal yang sama berulang ulang.anak pada saat memasuki puberitas akan merasa jenu dengan rutinitas yang di jalaninya sehari-hari terus menerus dengan kegiatan yang sama.hal ini di sebabkan perubahan fisik dan psikis yang semakin hari semakin berkembang sehinga perubahan fisik yang tidak seimbang mempengaruhi psikis anak tersebut.
8. Keinginan Untuk Menyendiri
Anak pada masa perkembanganya terkadang membutuhkan space (tempat) untuk menyendiri,tidak berteman dan mengasingkan diri dari kelompoknya ketika dia bermasalh dengan dirinya sendiri atau bermasalah dengan teman sebayanya.anak pada masa puberitas cenderung mengsingkan diri mana kala merasa ada hal yang kurang cocok dengan dirinya atau (minder).
9. Keengganan Untuk Bekerja
Keseganan untuk bekerja adalah, tidak mau tidak sudi,atau rasa malas untuk melakukan suatu pekerjaan.ketika masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa remaja,di mana pada masa remaja sudah mulai di beri tanggung jawab untuk bekerja maka situasi seperti ini akan menjadi masalah,karena sebelumnya tiidak terbiasa dengan pekerjaan serius.
Kepada orang tua di harapkan agar dapat:
7. Berkomunikasi untuk mengarahkan remaja bahwa mereka sudah mulai belajar di beri tanggung jawab.
8. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk aktualisasi diri
9. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk bertanggung jawab dengan apa yang di lakukan
10.Konsisten dengan menerapkan disiplin
C. ANAK GADIS PADA MASA ADOLESCENCE
Pada masa adolescence,biasanya akan terjadi perubahan pada diri seorang gadis baik fisik maupun psikis,walaupun akibatnya sementara akan tetapi mempengaruhi perubahan dalam pola prilaku,sikap dan kepribadian.perubahn-perubahn tersebut di antaranya:
1. CINTA DIRI
Dua kata yang perlu di jelskan dari kutipan di atas yaitu: cinta dan diri sediri.Cinta bermakna perasaan puas pada diri seseorang,sehinga suatu atau yang di cintai akan mendapat perlakuan yang istimewa dari orang yang di cintainya, mendapat penjagaan,di perlakukan secara istimewa, membayangkan keberadaannya,semua hal yang di lakukan karena cinta adalah demi menjaga keberadaan dan rasa puas yang di miliki terhadap yang di cintai.kalau yang di cintai berupa barang,maka barng tersebut tidak akan pernah di rusakan, cacat atau di rampas orang. Diri sendiri artinya bukan orang lain istilahnya yaitu “AKU”,meliputi tubuh dan batin.jadi mencintai diri sendiri adalah mencintai tubuh dan batin,bagaimana seseorang mencintai didrinya maka ia akan merawat tubuhnya, menjaganya,dan tidak akan membahayakannya.
Cinta diri merupakan sumber pergeseran dan benturan sebanyak komponen yang ada pada manusia,cinta diri menciptakan tuntutan hasrat dan kebutuhan serta kebebasan yang meluas pada manusia. ada dua kepentingan hidup yaitu kepentingan pribadi dan kepentingan umum.berkorban demi kepentingan umum menjadi tidak berarti, karena naluri cinta dirinya tidak membiarkan kehilangan kesempurnaan sedikitpun dari dirinya.berdasarkan cinta diri setiap manusia selalu mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum.
Ada 2 jenis Cinta Diri:
a. Cinta Diri Positif
1. Terdiri dari,kecintaanmu pada dirimu,jelas melebihi kecintaanmu pada orang lain.
2. Cinta pada diri sendiri dan orang lain dapat saling berdampingan
3. Cintailah orang di sekelilingmu sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri, menunjukan bahwa integritas keunikan diri serta cinta dan pengertian terhadap manusia lainya.
b. Cinta diri negative
1. di mana seseorang hanya mencintai dirinya sendiri tanpa mementingkan kepentingan orang lain.dan mementingkan kepentingan dirinya tanpa mempertimbangakan orang lain di sekelilingnya.
2. FANTASI SEXUAL
Pada masa ini seseorang mulai merasakan cinta dan kasi saying satu sama lain,mempunyai perhatian yang lebih mengenai siapa dan bagaimana mereka(lawan jenis) di mata orang lain,mereka mulai merasakan ketertarikan secara sexual antara satu dengan yang lain.sehinga timbul yang di namakan rasa suka,ingin memiliki dan saling memuji.bagi remaja yang pola perkembanganya normal dalam arti dia menyadari setiap tahap perkembangan, maka tidak adanya hambatan dalam dirimya untuk melewati fase ini,akan tetapi apabila ada remaja yang memang tidak melewati fase ini maka akan terjadi keterbelakangan daya tarik atau ketertarikan dengan lawan jenis pada masanya.
3. MULTIPLE PERSONALITY
Kepribadian ganda (tidak hanya 2 kepribadian, bisa lebih dari 2) atau multiple personality.secara mudahnya bisa di katankan 2 atau lebih jiwa yang menghuni badan dan raga seseorang.ini merupan sala satu bentuk kelainan jiwa,dalam pengertian umum kelainan jiwa tidak sama dengan sakit jiwa.sakit jiwa konotasinya seseorang yang kehilangan realitas hidupnya,tertawa sendiri,menagis,berhalusinasi.sedangkan kelainan jiwa lebih halus dari sakit jiwa,kelainan jiwa masi dalam tahap normal,tidak mengganggu dan biasanya tidak teridentifikasi bila tidak mengunakan alat tes psikologi.,contoh:rasa takut berlenihan,takut gelap,takut keramaian,takut laba-laba (secara berlebihan).kelainan jiwa ini bisa bersifat keturunan atau juga pengaruh lingkungan biasanya karena obsesi yang mendalam atau tekanan jiwa/batin yang keras dan lama.penyebab terjadinya gangguan kepribadian majemuk di akibatkan oleh penyiksaan fisik yang di lakukan oleh ibu atau bapaknya sendiri.akan terjadi pribadi dominan bisa menyadari pribadi-pribadi lainya namun pribadi asli kadang tidak menyadarinya sama sekali.
4. PSEDOAFEKTIVITAT
Menurut Dr.helena deutsh bahwa relasi emosional,dari identifikasi total,di sebut PSEDOAFEKTIVITAT,yang dapat menimbulkan gejala-gejala neorologis dan patologis.ada juga gadis-gadis adoleseanse yang berbakat intelektual tinggi yang tidak mampu mengendalikan macam-macam identifikasi,dan tidak mampu membatasi wilayah identifikasinya ia sangat mudah terpengaruh oleh sugesti dari luar, sehinga ia sulit mendapatkan keseimbangan batin.
Peristiwa ini memberikan efek yang destruktif merusak pada diri sendiri dan lingkunganya.contoh kongkritnya adalah:
a. Peristiwa kawin cerai berulang kali
b. Prostitusi/pelacuran
c. Berganti-ganti lapangan kerja tanpa sebab yang jelas
d. Petualangan cinta (ganti2 pacar).
Adakalnya identifikasi total ini mengakibatkan timbulnya,pribadi majemuk di mana munculnya pribadi sendiri yang tidak sama dengan pribadi yang teridentifikasi,freud menanamkan gejala tersebut sebagai fenomena hidup.proses identifikasi ini bisa berlangsung terhadap beberapa orang sehinga timbul perpecahan pribadi yang di kenal sebagai gejala majemuk pribadi.
D.KEADAAN PSIKOLOGIS BAYI DAN ANAK
Yang mempengaruhi psikologi anak
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam passage (peredaran waktu) tertentu.
Perkembangan dalam pengertian sempit bisa disebutkan sebagai:
“Proses pematangan fungsi-fungsi yang non-fisik”
Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis-otomatis. Sebab perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor secara simultan, yaitu:
1) Fakto herediter (warisan sejak lahir, bawaan)
2) Faktor lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan
3) Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
4) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
Dalam unsur kehidupan itu selalu ada tenaga-pendorong-maju (forward impetus) untuk bergiat, berubah dan berkembang.
Anak merupakan agen subyek aktif yang memfungsikan segenap kemampuan dalam proses perkembangannya. Dalam perkembangan anak terdapat impuls-impuls bawaan yang mendorong segenap mekanisme dari potensialitasnya untuk berfungsi aktif, berkembang dan terus maju. Jika fungsi-fungsi psiko-fisik itu mengalami proses pematangan, maka terjadilah proses pemekaran dan pembukaan dari “lipatan” pada setiap potensi organisme. Inilah yang disebut sebagai prose perkembangan.
a. Tahap perkembangan
Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting. Mengapa? Karena dalam rentang lima masa kanak-kanal (prenatal, masa bayi dan tatih, masa kanak-kanak pertama, masa kanak-kanak kedua, dan masa remaja), priabdi dan sikap seseorang dibentuk. Bila pada masa penting itu seseorang anak ''salah bentuk'', akibatnya bisa fatal. Hal ini kerap dilakukan orang tua, guru, atau orang dewasa karena mereka memiliki pengetahuan yang minim mengenai perkembangan anak.
Untuk mendapatkan wawasan yang jelas mengenai perkembangan anak, orang membagi masa perkembangan dalam beberapa periode. Adapun sebabnya ialah sebagai berikut: pada saat-saat perkembangan tertentu, anak-anak secara umum memperlihatkan ciri-ciri dan tingkah laku karakteristik yang hampir sama.
Dalam ilmu jiwa perkembangan kita kenal beberapa pembagian masa-hidup, yang disebut sebagai fase atau perkembangan. Fase perkembangan ini mempunyai ciri-ciri yang relatif sama, berupa kesatuan-kesatuan peristiwa yang bulat.
b. Dasar prinsip Perkembangan
Psikologi Perkembangan Anak tidak hanya memberikan kerangka teoretis buat Anda di dalam mengenal dan mendampingi seorang anak, tetapi juga menyajikan langkah-langkah praktis yang bisa langsung diterapkan. psikologi berasal dari kata psyche yang artinya jiwa dan logos ilmu pengetahuan. Mengingat jiwa seseorang dapat diketahui,diselidiki melalui prilakunya,maka psiokologi serng dikatakan Ilmu yang mempelajari prilaku manusia. Karena prilaku seseorang adalah hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungan maka prilaku harus dipelajari dalam hubungan dengan lingkungannya.
Prinsip perkembangan yang aktif itu terletak di dalam diri anak sendiri. Jelasnya, perkembangan itu bukan proses yang selalu digerakkan oleh faktor/pengaruh dari luar (di luar individu anak). Tujuan setiap perkembangan adalah: menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri sendiri (mandiri).
Perkembangan yang dinamis itu didasari oleh:
1) Faktor-faktor hereditas (pembawaan kodrati)
2) Dirangsang oleh pengaruh lingkungan atau alam sekitar,
3) Diperlancar oleh usaha belajar
Anak merupakan pelaku atau author yang bebas merdeka; yaitu leluasa memilih satu pola hidup tertentu, mengarah pada satu tujuan hidup tertentu pula. Namun selanjutnya anak akan memahami, bahwa kebebasannya pada hakekatnya dibatasi (ada limitasinya) oleh faktor-faktor hereditas atau pembawaan kodrati, dan dibatasi pula oleh kondisi-kondisi lingkungan hidupnya.
Menurut orang jerman bahwa hakekat perjuangan hidup anak manusia dan manusia dewasa ialah: “Thomme passe infiniment Thomme” = manusia itu tidak habis-habisnya berusaha mengatasi kemanusiaannya.
Perbedaan fisik serta psikis anak yang didukung pula oleh perbedaan sistem-nilai anak mengakibatkan perbedaan respons/reaksi masing-masing anak terhadap pengaruh lingkungan, usaha bimbingan, dan upaya pendidikan.
Perkembangan yang sehat akan berlangsung, jika kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan dan potensialitas kodrati anak bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuan anak.
Unsur dinamisme merupakan ciri pokok pada individu anak yang sehat. Jadi, hidup ini berisikan usaha-usaha yang berkesinambungan dan tidak pernah berhenti, karena organisme manusia dilengkapi dengan impuls-impuls untuk memobilisir segenap potensi agar bisa berfungsi sepenuhnya.
Sejak masa bayi, anak senantiasa menunjukkan usaha untuk maju dengan bantuan segenap peralatan fisik dan psikisnya, untuk mencapai kemungkinan-kemungkinan baru yang terletak di depannya. Pada saat itu terlihat adanya selingan di antara cepat dan lambatnya perkembangan, yang kurang lebih tetap konstan sifatnya. Inilah yang disebut sebagai irama perkembangan.
Dalam usaha mempelajari macam-macam kesanggupan baru itu anak dijiwai oleh entusiasme atau kegairahan yang amat besar. Lambat laun, dalam proses pertumbuhannya, suatu peristiwa yang dianggap baru dan mencekam segenap minat serta hatinya, lalu jadi tidak menarik perhatiannya lagi. Sebab ketrampilan baru tadi sudah jadi bagian dari totalitas pola tingkah lakunya, yang kini sudah jadi “otomatis”, bahkan kurang dihayati secara sadar.
Salah satu sukses dalam usah perjuangan seorang ondividu yang matang itu ialah: kemampuan untuk memikul duka derita dalam perjuangannya. Luka lara.
Maka dalam perkembangan anak itu terdapat apa yang disebut sebagai saat-saat kritis, di mana bisa berlangsung titik patah/breaking point. Pada peristiwa sedemikian pengalaman-pengalaman tertentu akan meninggalkan akibat buruk berupa cedera rokhaniah yang parah pada anak, yang sukar dipulihkan.
Maka dalam perkembangan anak itu terdapat apa yang disebut sebagai saat-saat kritis, di mana bisa berlangsung titik patah/breaking point. Pada peristiwa sedemikian pengalaman-pengalaman tertentu akan meninggalkan akibat buruk berupa cedera rokhaniah yang parah pada anak, yang sukar dipulihkan.
Ciri yang sangat mencolok dalam fase pertumbuhan bayi ialah: kemampuan mental dan daya akalnya pada umumnya berkembang lebih cepat dari kemampuan fisiknya. Keaktifan jasmaniah anak bayi itu berkembang sebagai berikut:
Bulan pertama : melihat, mendengar, mencium/membau
Dan kedua dan merasakan dengan segenap inderanya.
Bulan ketiga : pada akhir bulan ini bayi menegakkan dan menggerak-gerakkan kepala.
Bulan kelima : telungkup dan menggeser-geserkan badan.
Bulan kelima : telungkup dan menggeser-geserkan badan.
Dan keenam :
Bulan ketujuh : duduk
Bulan kedelapan : merangkak
Bulan kesembilan : mengangkat badan dan bangkit berdiri Dan kesepuluh
Bulan kesebelas : merambat, jalan dengan berpegangan
Bulan keduabelas : berdiri sendiri dan mulai berjalan mengendalikan dan mengontrol ledakan-ledakan kehidupan jiwanya.
Suami istri Clara dan William Stern membagi perkembangan bahasa anak yang normal dalam 4 periode perkembangan yaitu:
1) Prastadium. Pada tahun pertama: meraban, kemudian menirukan bunyi-bunyi.
2) Masa pertama k.l 12-18 bulan. Stadium kalimat-satu-kata. Satu perkataan dimaksudkan untuk mengungkapkan satu perasaan atau satu keinginan.
3) Masa kedua: 18-24 bulan. Mengalami stadium-nama. Pada saat ini timbul kesadaran bahwa setiap benda mempunyai nama. Jadi ada kesadaran tentang bahasa.
4) Masa ketiga: 24-30 bulan. Mengalami stadium-flexi, (flexi, flexico = menafsirkan, mengikrabkan kata-kata).
5) Masa keempat. Mulai usia 30 bulan keatas, stadium anak kalimat.
Anak-anak yang kidal, apabila ia dipaksakan untuk menggunakan tangan kanannya, bisa mengalami trauma psikis dan menjadi gagap.
Waktu bayi itu lahir, dia merupakan “subyek dengan dunianya sendiri” yang melingkupi DIRI sendiri saja. Mengingat perkembangan anak yang amat pesat pada usia sekolah, dan mengingat bahwa lingkungan keluarga sekarang tidak lagi mampu memberikan seluruh fasilitas untuk mengembangkan fungsi-fungsi anak terutama fungsi intelektual dalam mengejar kemajuan zaman modern maka anak memerlukan satu lingkungan sosial yang baru yang lebih luas; berupa sekolahan, untuk mengembangkan semua potensinya.
Dalam perkembangan jiwani anak, pengamatan menduduki tempat yang sangat penting. Beberapa teori mengenai fungsi pengamatan ini dipaparkan oleh Meumann, Stern dan Oswald Kroh.
pengamatan anak selama periode sekolah rendah itu berlangsung sebagai berikut:
1) Dimulai dari pengalamatan kompleks totalitas, menuju pada bagian-bagian/onderdil
2) Berangkat dari sikap pasif menerima, menuju pada sikap pamahaman: aktif, mendekati, dan mencoba mengerti
1) Dimulai dari pengalamatan kompleks totalitas, menuju pada bagian-bagian/onderdil
2) Berangkat dari sikap pasif menerima, menuju pada sikap pamahaman: aktif, mendekati, dan mencoba mengerti
3) Bertitik tolak dari AKU, menuju kepada obyek-obyek dunia sekitar dan milieunya
4) Dari dunia fantasi menuju ke dunia realitas
4) Dari dunia fantasi menuju ke dunia realitas
Usia 5-11 tahun disebut pula sebagai masa latensi (latensi latens, latere = tersembunyi, belum muncul, masih terikat). Pada periode ini macam-macam potensi dan kemampuan anak masih bersifat “tersimpan”, belum mekar, belum terpakai. Maka akhir masa latensi itu disebut sebagai masa pueral atau pra-pubertas.
Masa pueral atau pra-pubertas ini ditandai oleh perkembangannya tenaga fisik yang melimpah-limpah. Keadaan tersebut menyebabkan tingkah laku anak kelihatan kasar, canggung, brandalan, kurang sopan, liar dan lain-lain. Periode percepatan tumbuh dengan bertambahnya berat badan dan panjang tubuh dengan ukuran tidak konstan ini pada umumnya berlangsung pada usia 11-15 tahun pada anak-anak gadis, dan umur 13-18 tahun pada anak-anak laki.
Peningkatan aktivitas tersebut bukannya berarti peningkatan agresivitas anak; akan tetapi Semua kegiatan itu dimungkinkan oleh adanya prinsip perkembangan yang aktif –dinamis pada anak.
Anak-anak laki-laki dan anak perempuan yang berkumpul bersama-sama pada usia ini lebih banyak didorong loleh faktor rasa-ingin-tahu (curiousity); dan bukan oleh masalah-masalah seksual. Aktifitas mereka bersifat netral. Bahkan ada kalanya bersifat “ofensif”; yaitu saling mengganggu, saling berolok-olok, bahkan kadang-kadang juga melakukan perkelahian.
Pada usia pubertas tersebut muncul pula aspirasi-aspirasi (peranan, usaha peningkatan), impian-impian hidup, dan cita-cita paling mulia tinggi. Tapi sebaliknya mungkin pula dibarengi timbulnya nafsu-nafsu rendah dan fikiran-fikiran yang paling inferior pada anak puber.
Identifikasi bisa bermanfaat, karena bisa memperkokoh perkembangan AKU dan kepribadian anak, serta memberikan spirit kegairahan. Sedang tanpa identifikasi sama sekali, pribadi menjadi lemah, bisa jadi inferior, dan akan timbul banyak kecemasan serta macam-macam gejala neurotis (neuron = syaraf; neurotis = gangguan pada syaraf). Oleh karena itu proses identifikasi memainkan peranan besar bagi lancar tidaknya relasi anak muda terhadap orang tua, dan komunikasinya dengan lingkungan sosial yang lebih luas.
Proses organis paling penting pada masa pubertas ini ialah: kematangan seksual. Kematangan seksual yang normal berlangsung pada usia k. l. 12 sampai 18 tahun. Namun ada kalanya kematangan seksual ini berlangsung lebih cepat atau lebih lambat dari usia 12-18 tahun. Sebab-musabab percepatan atau kelambatan itu belum dapat diterangka dengan jelas.
Kematangan seksual atau kematangan fungsi jasmaniah yang biologis ini berupa kematangan kelenjar kelamin, yakni testes (buah zakar, kelepir) untuk anak laki-laki, dan ovarium (indung telur) pada anak-anak gadis; beserta membesarnya alat-alat kelamin. Sebelumnya peristiwa tadi didahului oleh tanda-tanda kelamin sekunder. Tanda-tanda kelamin sekunder antara lain berupa: gangguan peredaran darah, jantung sering berdebar-debar, cepat menggigil, mudah capai, kepekaan pada susunan syaraf; juga pertumbuhan rambut pada alat kelamin dan ketiak, tumbuhnya cambang dan kumis pada anak laki-laki, dan perubahan suara. Sedang pada anak-anak gadis berlangsung meluasnya/melebarnya dada, tumbuhnya payudara, penebalan lapisan lemak disekitar pinggul, paha dan perut.
Akhirnya, tingkah laku gadis puber tadi menjurus pada free sex and free love (seks bebas dan cinta bebas), yang secara berangsur-angsur mengarah pada tingkah laku tuna susila dan a-moral lainnya. Pendidikan pada usia puber ini betul-betul menuntut pada orang tua, guru-guru dan pemimpin-pemimpin pemuda adanya Besinnung (kesadaran yang terang, pemawasan diri bersungguh-sungguh) dan KEBIJAKSANAAN; agar tidak terjadi salah tindak dan salah langkah, sehingga membuat anak muda menjadi lebih bingung dan lebih sengsara.
Anak-anak adolesens dan puber ini benar-benar tidak menyadari, bahwa perbuatan-perbuatan seksual bebas tanpa norma susila itu justru merupakan perbudakan dan pembelengguan diri oleh hawa nafsu seksual primitif yang tidak terkendali dan oleh fantasi-fantasi seksual yang fiktif.
Intelektualisasi yang ekstrim bisa menghambat perkembangan psikis yang wajar dari anak gadis. Sebab perasaan kewanitaan dan kehidupan fantasinya bisa terdesak, dan mengalami proses atrofi (melisut, mundur, merana, lumpuh tidak berfungsi). Potensi neuritas tadi jadi lebih intensif/kuat pada masa adolesens. Peristiwa ini disebabkan oleh:
1) Pengaruh pendidikan orang tua yang keras
2) Pengaruh dogma-dogma religius yang keras dari guru-guru agama yang fanatik
3) Ditambah dengan kumulasi (bertimbunnya) macam-macam konflik batin pada periode pubertas dan adolesensi.
Reaksi anak gadis pada saat menstruasi pertama itu berbeda-beda; bergantung pada:
1) Kondisi psikis
1) Kondisi psikis
2) Usia, dan
3) Pengaruh milieunya
Selanjutnya, gadis tadi lalu menampilkan motif-motif naif tentang kesakitan yang dihubungkan dengan cyclus/siklus menstruasinya. Jelasnya sebagai berikut:
1) Menstruasi itu di identikkan dengan satu “penyakit”
2) Penyakit ini lalu dikaitkan dengan “special care” atau pelayanan istimewa dan kasih sayang ekstra dari lingkungan, khususnya atensi dari ibu
3) Maka sakit pada masa menstruasi tadi dipakai sebagai olah-gerak-penyesatan atau “afleidings-manoevers” bagi kekerdilan batinnya.
Persentase total dari anak laki-laki pubertas dan adolesens yang melakukan onani sangat tinggi; diperkirakan berkisar antara 70-90%. Atas dasar inilah gejala onani bisa dianggap sebagai: peristiwa perkembangan yang normal pada usia pubertas dan adilesensi. Persentase yang tinggi tersebut khususunya terdapat pada anak laki-laki. Akan tetapi jika onani tersebut berubah sifatnya menjadi patologis atau gejala penyakit, maka peristiwa tersebut pastilah disebabkan oleh gangguan psikis yang lebih serius, yang bersarang dalam ketidaksadaran atau pada kehidupan di bawah sadar anak muda.
Masalah onani dalam batas-batas normal hendaknya dianggap sebagai satu jalan pemuasan terhadap kebutuhan yang alami. Yaitu kebutuhan kodrati, yang beralaskan pertimbangan-pertimbangan psikologis-biologis-sosial-moril tidak bisa dipuaskan secara wajar, terkecuali dengan melakukan onani.
Adapun kriteria pertimbangan paling tepat dalam penentuan eksesif tidaknya onani adalah sebagai berikut: melakukan onani yang terlalu intensif pada usia berapaun juga, merupakam simptom kondisi psikis yang abnormal, yang mengarah pada sifat neurotis. Juga bisa dianggap sebagai “zucht” atau nafsu ketagihan yang berlebih-lebihan dan patologis, yang bisa disamakan dengan nafsu ketagihan pada morfine dan alkohol.
Termasuk soft grugs ialah:ganja atau marihuana(mariyuana), yang disebut pula sebagai daun surga atau canabis sativa; yaitu merupakan narkotika alami yang mempengaruhi syaraf dan jiwa penderita tidak terlalu keras.
E.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PSIOLOGI
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik,dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model.
Tampaknya terdapat kesepakatandi kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu . Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah:
1. Kecakapan dan keterampilan seorang anak.
Seorang anak yang cakap dan terampil akan lebih mudah dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya: seorang anak yang pandai bergaul, akan lebih mudah dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.
2. Harga diri.
Seorang anak yang dapat menghargai dirinya sendiri dengan baik tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadapi berbagai hal yang dihadapinya.
3. Persepsi seseorang anak mengenai diri sendiri.
Pandangan seorang anak terhadap dirinya dapat mempengaruhi dalam perkembangan konatifnya. Seorang anak yang memandang dirinya buruk akan lebih sulit dalam mengembangkan potensi dalam dirinya.
Contoh: seorang anak yang kurang percaya diri akan merasa malu untuk menunjukkan kemampuannya.
4. Keinginan.
4. Keinginan.
Anak yang memiliki keinginan dipastikan memiliki motivasi yang tinggi untuk meraih keinginannya.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
1. Adanya orang terdekat yang dapat dipercaya.
Dengan adanya orang-orang yang mempunyai hubungan erat/dekat dan orang tersebut dapat memberikan kepercayaan sehingga melalui orang-orang terdekatnya itu perkembangan konatif anak dapat meningkat karena adanya dorongan dari orang-orang yang tersayang. Contohnya: sahabat, orang tua, kakak, dan adik.
2. Cara orang tua mendidik dan membina anak.
Orang tua yang mendidik anak dengan cara bertahap dalam menjelaskan sesuatu hal, dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, biasanya anak-anak mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan mudah dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Contohnya: orang tua mengajarkan tentang kepercayaan diri kepada seorang anak disertai dengan memberikan dorongan kepada anak.
3. Jenis dan sifat pergaulan.
Pergaulan seorang anak dalam lingkungannya akan berpengaruh terhadap motivasi yang dimunculkan dalam dirinya.
4. Kelompok bermain dimana seseorang anak bergabung.
Kelompok bermain yang diikuti oleh seorang anak berpengaruh dalam pengembangan potensi seorang anak.
Para ahli yang beraliran “Nativisme” berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh unsur pembawaan. Jadi perkembangan individu semata-mata tergantung kepada faktor dasar/pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah Scopenhauer.
Berbeda dengan aliran Nativisme, para ahli yag mengikuti aliran “Empirisme” berpendapat bahwa perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran empririsme ini menjadikan faktor lingkungan/pembawaan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seseorang individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke.
Aliran yang tampak menengahi kedua pendapat aliran yang ekstrim di atas adalah aliran “Konvergensi” dengan tokohnya yang terkenal adalah Willian Stern. Menurut aliran Konvergensi, perkembangan individu itu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut. Baik faktor dasar/pebawaan maupun factor lingkungan/pendidikan keduanya secara convergent akan menentukan/mewujudkan perkembangan seseorang individu. Sejalan dengan pendapat ini, Ki Hajar Dewantoro, tokoh pendidikan nasional juga mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu faktor dasar/pembawaan (faktor internal) dan faktor ajar/lingkungan (faktor eksternal).
Manurut Elizabeth B. Hurlock, baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan, terlebih lagi untuk dibedakan mana yang penting dan kurang penting. Tetapi bailklah beberapa diantara faktor faktor-faktor tersebut ditinjau:
1. Intelligensi
Intellegensi merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Berdasarkan penelitian Terman LM (Genetic studies of Genius) dan Mead TD (The age of walking and talking in relation to general intelligence) telah dibuktikan adanya pengaruh intellegensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam perkembangan berjalan dan berbicara.
2. Seks
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata kelihatan adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniyah. Pada waktu lahir anak laki-laki lebih besar dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki.
Anak perempuan pada umumnya lebih cepat mencapai kematangan seksnya kira-kira satu atau dua tahun lebih awal dan pisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak laki-laki. Hal ini jelasa pada anak umur 9 sampai 12 tahun.
3. Kelenjar-kelenjar
Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukkan adanya peranan penting dari sementara kelenjar-kelenjar buntu ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah dilahirkan.
4. Kebangsaan (ras)
Anak-anak dari ras Meditarian (Lautan tengah) tumbuh lebih cepat dari anak-anak eropa sebelah timur. Amak-anak negro dan Indian pertumbuhannya tidak terlalu cepat dibandingkan dengan ank-anak kulit putih dan kuning.
5. Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak kedua, ketiga, dan sebagainya pada umumnya perkembangannya lebih cepat dari anak yang pertama. Anak bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya lebih lambat.
Dalam hal ini anak tunggal biasanya perkembangan mentalitasnya cepat, karena pengaruh pergaulan dengan orang-orang dewasa lebih besar.
6. Makanan
Pada tiap-tiap usia terutama pada usia yang sangat muda, makanan merupakan faktor yang penting peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan. Bukan saja makanannya, tetapi isinya yang cukup banyak mengandung gizi yang terdiri dari pelbagai vitamin. Kekurangan gizi/vitamin dapat menyebabkan gigi runtuh, penyakit kulit dan lain-lain penyakit.
7. Luka dan penyakit
Luka dan penyakit jelas pengaruhnya kepada perkembangan, meskipun terkadang hanya sedikit dan hanya menyangkut perkembangan fisik saja.
8. Hawa dan sinar
Hawa dan sinar pada tahun-tahun pertama merupakan faktor yang penting. Terdapat perbedaan antara anak-anak yang kondisi lingkungannya baik dan yang buruk.
9. Kultur (budaya)
Penyelidikan Dennis di kalangan orang-orang Amerika dan Indiana menunjukan bahwa sifat pertumbuhan anak-anak bayi dari kedua macam kultur adalah sama. Ini menguatkan pendapat bahwa sifat-sifat anak bayi itu adalah universal dan bahwa budayalah yang kemudian merubah sejumlah dasar-dasar tingkah laku anak dalam proses perkembangannya. Yang termasuk faktor budaya disini selain budaya masyarakat juga di dalamnya termasuk pendidikan, agama, dsb.
Elizabeth B. Hurlock juga mengemukakan beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya perkembangan (Cause of Development) yaitu:
1. Kematangan (Maturation)
Perkembangan fisik dan mental adalah sebagian besar akibat dari pada kodrat yang telah menjadi bawaan dan juga dari pada latihan dan pengalaman si anak. Kodra ini diperoleh dari turunan perkembangan (Heredity Endownment) dan menimbulkan pertumbuhan yang terlihat, meskipun tanpa dipengaruhi oleh sebab-sebab nyata dari lingkungan.
Pertumbuhan karena kodrat terkadang timbulnya secara sekonyong-konyong. Rambut tumbuh di muka, suara berubah dengan tiba-tiba. Sikapnya terpengaruh antara lain terhadap seks lain, yang berkembang menjadi kegila-gilaan gadis atau kegila-gilaan pemuda sebagai kebalikan dari kebencian yang ditujukan pada masa sebelumnya (Masa Pueral). Pada anak-anak sering terlihat, tiba-tiba anak itu dapat berdiri, berbicara, dan sebagainya yang terkadang setelah seseorang berpendapat bahwea anak-anak itu sangat terbelakang dalam pekembangannya.
2. Belajar dan latihan (Learning)
Sebab terjadinya perkembangan yang kedua adalah dengan melalui proses belajar atau dengan latihan. Disini terutama termasuk usaha anak sendiri baik dengan atau tidak dengan melalui bantuan orang dewasa.
3. Kombinasi kematangan dan belajar (Interaction of Maturation and Learning)
Kedua sebab kematangan dan belajar atau altihan itu tidak berlangsung sendiri-sendiri, tetapi bersama-sama, bantu membantu. Biasanya melalui suatu latihan yang tepat dan terarah dapat menghasilkan perkembangan yang maksimum, tetapi terkadang meskipun bentuan kuat dan usahanya efektif tidak berhasil seperti yang diharapkan, jika batas perkembangannya lekas tercapai atau daya berkembangnya sangat terbatas.
Kematangan selain berfungsi sebagai pemberi bahan mentah yang berupa potensi-potensi yang siap untuk dilatih/dikembangkan juga sebagai penentu batas atau kualitas perkembangan yang akan terjadi. Kematangan itu dalam periode perkembangan tidak hanya dicapai setelah lahir, tetapi sebelum lahir juga ada kematangan; bedanya ialah bahwa kematangan dalam masa sebelum lahir hanya dipengaruhi kodrat dan tidak memerlukan latihan. Kematangan suatu sifat sangat penting bagi seorang pengasuh atau pendidik untuk mengetahuinya, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang sebaik-baiknya terhadap semua usaha bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagi mereka.
Telah banyak percobaan-percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengajaran/pengalaman. Hasilnya antara lain:
a. Pada tahun-tahun pertama “kematangan” ini penting karena memungkinkan pengajaran/pelatihan.
b. Dalam hal perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan di antaraanak kembar dan anak yang berbeda rasnya (Nego dan Amreika misalnya).
c. Berlangsungnya secara bersama-sama antara pertumbuhan kodrat (kematangan) dengan pengajaran/latihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembangan anak.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Setiap manusia haruslah memiliki rasa malu,karena rasa malu merupakn sala satu control dalam kehidupan seseorang,tetapi apabila rasa malu itu berlebihan dan tidak masuk akal maka itu akan menjadi masalah.
Peristiwa ini memberikan efek yang destruktif merusak pada diri sendiri dan lingkunganya.contoh kongkritnya adalah:
a. Peristiwa kawin cerai berulang kali
b. Prostitusi/pelacuran
c. Berganti-ganti lapangan kerja tanpa sebab yang jelas
d. Petualangan cinta (ganti2 pacar).
Suami istri Clara dan William Stern membagi perkembangan bahasa anak yang normal dalam 4 periode perkembangan yaitu:
1) Prastadium. Pada tahun pertama: meraban, kemudian menirukan bunyi-bunyi.
2) Masa pertama k.l 12-18 bulan. Stadium kalimat-satu-kata. Satu perkataan dimaksudkan untuk mengungkapkan satu perasaan atau satu keinginan.
3) Masa kedua: 18-24 bulan. Mengalami stadium-nama. Pada saat ini timbul kesadaran bahwa setiap benda mempunyai nama. Jadi ada kesadaran tentang bahasa.
4) Masa ketiga: 24-30 bulan. Mengalami stadium-flexi, (flexi, flexico = menafsirkan, mengikrabkan kata-kata).
5) Masa keempat. Mulai usia 30 bulan keatas, stadium anak kalimat.
DAFTAR PUSTAKA
Scrib doc/89721678/psiokologi
Luluvikar.wordpress 2011/01/02/anak-gadis-pada-masa-puber-adolescence
Arumsarwono.blogspot 2012/03/kesehatan-wanita-sepanjang-siklus
Edukasi kompasiana2010/11/16/pertumbuhan perkembangan anak dan faktor yang mempengaruhi dalam lintasan psikologis
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html
0 Response to "MAKALAH WANITA SEBAGAI GADIS REMAJA"
Post a Comment