makalah Infeksi Menular Seksual
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di Indonesia, penyakit ini mulai menjalar dengan perkembangan penularan yang sangat cepat. Tidak dapat disangkal bahwa mata rantai penularan infeksi menular seksual adalah wanita tunasusila (WTS) yang dapat menyusup kedalam kehidupan rumah tangga. Perubahan perilaku seksual telah menyababkan timbulnya berbagai masalah yang berkaitan dengan infeksi menular seksual dan kehamilan yang tidak dikehendaki. Bila penyakit infeksi menular seksual sebagian besar dapat diselesaikan dengan pengobatan yang tepat sehingga tidak menimbulkan penyulit selanjutnya , berbeda dengan kehamilan yang tidak dikehendaki. Masalah terakhir ini mempunyai dampak yang lebih luas baik biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan etika.
Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak) yang memerlukan penanganan yang tepat karena akan dapat menjalar ke alat genetalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul. Pengobatan yang kurang memuaskan akan menimbulkan penyakit menjadi menahun (kronis) dengan akibat akhir rusaknya fungsi alat genetalia bagian dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau mandul.
1.2. Tujuan Penulisan
Adapaun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang Penyakit Infeksi Menular Seksual !
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pegertian IMS (Infeksi Menular Seksual)
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease(VD). Dimana pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).
IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan Rahardjo, 1999).
Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis.
PMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit AIDS yang menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang pengobatan yang paling manjur masih belum ditemukan. Apalagi komplikasi dari PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang banyak dan akibatnya pun cukup fatal, antara lain :
Ø Kemandulan
Ø Kecacatan
Ø gangguan kehamilan
Ø kanker
Ø kematian
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2 faktor, yaitu : faktor medis dan faktor sosial.
2.2. Gejala Umum Penyakit Menular Seksual
Tabel Gejala Umum Penyakit Menular Seksual
Gejala | Perempuan | Laki-laki | |
Luka | Luka dengan atau tanpa rasa sakit, disekitar alat kelamin, anus, mulut atau bagian tubuh yang lain. Tonjolan kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit di sekitar alat kelamin | ||
Cairan tidak normal | Cairan dari vagina bisa gatal, kekuningan, kehijauan, berbau atau berlendir. Duhtubuh bisa juga keluar dari anus. | Cairan bening atau berwarna berasal dari pembukaan kepala penis atau anus. | |
Sakit pada saat buang air kecil | PMS pada wanita biasanya tidak menyebabkan sakit atau burning urination | Rasa terbakar atau rasa sakit selama atau setelah urination terkadang diikuti dengan duhtubuh dari penis | |
Perubahan warna kulit | terutama di bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan bias menyebar ke seluruh bagian tubuh | ||
Tonjolan seperti jengger ayam | Tumbuh tomjolan seperti jengger ayam di sekitar alat kelamin | ||
Sakit pada bagian bawah perut | Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi (infeksi yang telah berpindah ke bagian dalam system reproduksi, termasuk servik, tuba falopi, dan ovarium) | ||
Kemerahan | Kemerahan pada sekitar alat kelamin, atau diantara kaki | Kemerahan pada sekitar alat kelamin, kemerahan dan sakit di kantong zakar | |
Gejala lain dari HIV/AIDS | Ø Demam Ø Keringat malam Ø Sakit kepala Ø Kemerahan di ketiak, paha atau leher Ø Mencret yang terus menerus Ø Penurunan berat badan secara cepat Ø Batuk, dengan atau tanpa darah Ø Bintik ungu kebiruan pada kulit | ||
1. Bahaya IMS
Dengan berbagai penyakit yang timbul pada IMS, adapun bahaya yang di timbulkan diantaranya yaitu :
Ø Membuat sakit sakitan
Ø Membuat mandul
Ø Merusak penglihatan, otak dan hati
Ø Menyebabkan mudah tertular HIV
Ø Menyebabkan kematian
2. Cara Mencegah IMS
a. Pencegahan Penularan lewat seks :
Ø Absen dari seks atau tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada cairan kelamin yang masuk kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks atau puasa seks saat jauh dari pasangan.
Ø Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan seorang yang di pastikan hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak bisa berpantang sek.
Ø Cegah infeksi degan menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks. Bila kita dapat memastikan kesetiaan pasangan kita atau tidak tau apakan dia pernah menerima transfusi darah, tato, suntikan, dengan jarum yang tidak steril. Juga bila kita tidak bisa setia kepada pasangan kita gunakan kondom untuk berhubungan seks baik lewat liang senggama, lewat mulut atau lubang dubur.
2.3. Jenis-Jenis Infeksi Menular Seksual Berdasarkan Infeksi Bakteri
1. Gonore (Kencing Nanah)
Gonorrhea merupakan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual dan disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Pada pria ditandai oleh uretritis dengan nyeri dan secret purulen, biasanya asimptomatik pada wanita, tetapi dapat meluas menyebabkan salphingitis. Bakteri ini dapat terjadi pada kedua jenis alat kelamin, mengakibatkan lesi kulit dan arthritis (Dorland, 2002).
Neisseria gonorrhoeae adalah bakteri penyebab infeksi gonore yang merupakan salah satu penyebab terpenting Infeksi Menular Seksual. Sama halnya dengan Infeksi Menular Seksual lainnya, gonore Iebih banyak mempengaruhi kesehatan wanita dari pada pria (Josodiwondo, 1993). Hal ini disebabkan karena wanita Iebih mudah terinfeksi dari pada pria (kemungkinnanya 50-60% dibandingkan dengan 35%) dan karena 50-80% infeksi pada wanita tidak menimbulkan gejala (asimptomatik). Wanita biasanya tidak mencari pengobatan sampai terjadi komplikasi yang Iebih berat (Sweet et al, 1995).
Gejala-gejala:
Ø Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari alat kelamin
Ø Nyeri di perut bagian bawah (hanya pada perempuan)
Ø Seringkali pada perempuan tanpa gejala
Komplikasi yang mungkin terjadi:
Ø Penyakit radang panggul pada perempuan
Ø Kemungkinan terjadi kemandulan baik pada perempuan atau laki-laki
Ø Infeksi mata pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan kebutaan
Ø Kehamilan ektopik (di luar kandungan)
Ø Memudahkan penularan infeksi HIV
2. Chancroid (Ulkus Mole)
Ditularkan melalui hubungan kelamin, yang disebabkan oleh Haemophillusducreyi, ditandai dengan ulkus primer yang nyeri pada tempat inokulasi, biasanya alat kelamin luar (Alfa, 2005). Dicarlo (1995) melaporkan kasus chancroid di Amerika serikat mencapai 118 (39%).
3. Granuloma Inguinale
Merupakan infeksi kulit kelamin yang disebabkan oleh Calymmatobacterium granulomatis, menyebabkan peradangan menahun pada alat kelamin. Bagian tubuh yang terkena pada pria adalah penis, buah zakar, selangkangan dan paha, sedangkan pada wanita meliputi vulva vagina dan kulit di sekitarnya (Richens, 2006).
4. Bacterial vaginosis
Bakterial vaginosis merupakan gejala klinis pada vagina akibat pergantian dari lactobacillus yang normalnya memproduksi hydrogen peroksida di vagina dengan bakteri anaerob yaitu Gardnerella vaginalis(WHO, 2003). Menurut Oduyebo (2009) sebanyak 30% wanita menderita bakterial vaginosis ditandai dengan keluarnya cairan dari vagina. Hal ini akibat dari pergantian lactobacillus dengan peningkatan bakteri anaerobGardnerella vaginalis.
5. Sifilis
Syphilis disebabkan oleh Treponema pallidum. Sifilis menular melalui kontak langsung antara luka (yang bernanah atau yang membengkak) di kulit dengan selaput lendir atau dengan cairan tubuh (air mani, darah, cairan vagina) selama senggama (Goh, 2005). 6 Kasus sifilis di Colombia tahun 1996-1999 mengalami peningkatan dari 0,5-3,4 per 100.000 orang (Patrick et al, 2002). Munculnya gejala-gejala dibagi menjadi tiga tahap:
Ø Primer: tanpak luka tunggal, menonjol dan tidak nyeri
Ø Sekunder:
Ø Bintil/bercak merah di tubuh yang hilang sendiri
Ø Kelenjar limfa generalisata membesar tanpa tanda radang (limfadenopati)
Ø Pada masa laten tanpa gejala
Ø Tersier: kelainan jantung, kulit, pembuluh darah dan gangguan saraf
Komplikasi yang mungkin terjadi:
Ø Kerusakan pada otak dan jantung
Ø Pada kehamilan dapat ditularkan pada bayi
Ø Keguguran atau lahir cacat
Ø Memudahkan penularan infeksi HIV
6. Klamidia
Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya krons, karena 70% perempuan pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak memeriksakan diri.
Gejala-gejala yang mungkin muncul:
Ø Cairan vagina/penis encer berwarna putih –kekuningan
Ø Nyeri di rongga panggul
Ø Pendarahan setelah hubungan seksual (pada perempuan)
Komplikasi yang mungkin terjadi:
Ø Biasanya menyertai Gonore
Ø Penyakit radang panggul
Ø Kemandulan akibat perlekatan pada saluran Falopian
Ø Kehamilan ektopik (di luar kandungan)
Ø Infeksi mata dan radang paru-paru (pneumpnia) pada bayi baru lahir
Ø Memudahkan penularan infeksi HIV
2.4. Penatalaksanaan dan Pengobatan IMS
1. Antibiotik
Antibiotik merupakan zat-zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman (Tjay dan raharja, 2007). Adapun mekanisme dari antibiotik yaitu mengganggu sintesis dinding sel bakteri (penisilin, sefalosporin), menghambat sintesis protein (kloramfenikol, tetrasiklin), mengganggu sintesis asam nukleat (rifampisin, ciprofloksasin), mengganggu pembentukan membran sel (polimiksin) dan menghambat sintesis metabolit esensial (sulfametoksazol) (Tenover, 2006)
Pengobatan sendiri dengan antibiotik, tidak hanya terjadi di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Selebihnya di negara-negara Eropa seperi Romania dan Lithuania juga ditemukan prevalensi yang tinggi pada pengobatan sendiri dengan antibiotik (Al-Azzam, 2007). Suatu penelitian yang dilakukan di Saudi Arabia tingginya prevalensi pengobatan sendiri dengan antibiotik pada orang dewasa (44%) dan anak-anak (34%). Persentase pengobatan sendiri dengan antibiotik yang ditemukan di India (18%), Sudan (48%), dan Jordan (40%) (Abasaeed, 2009). Adapun penelitian yang dilakukan di Brazil menunjukkan bahwa 74% dari 107 apotek yang telah dikunjungi, termasuk 88% apotek yang didaftar oleh Municipal Health Secretary, menjual antibiotik tanpa resep dokter (Volpato, 2005).
2. Pengobatan yang Rasional
Pemakaian obat yang rasional hanya menggunakan obat-obatan yang telah terbukti keamanan dan efektifitasnya dengan uji klinik. Suatu pengobatan dikatakan rasional apabila memenuhi beberapa kriteria tertentu. Kriteria pemakaian obat secara rasional meliputi: tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, selalu ada dan harganya terjangkau (WHO, 1985).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
IMS (Infeksi Menular Seksual) merupakan salah satu penyakit yang mudah ditularkan melalui hubungan seksual, dengan ciri khas adanya penyebab dan kelainan yang terjadi terutama di daerah genital. IMS sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang.
Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS di antaranya Gonore (kencing nanah) dan Kondiloma Akuminata (KA). Prilaku seksual berupa bergonta-ganti pasangan seksual akan meningkatkan penularan penyakit, Kelompok berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual yaitu PSK (Pekerja Seks Komersial). Angka penyakit IMS di kalangan PSK (Pekerja Seks Komersial) tiap tahunnya menunjukkan peningkatan. Saat ini diperkirakan 80%-90% PSK terinfeksi IMS seperti : Neisseria gonorrhoeae, Herpes simplex vinio tipe 2 dan clamidia. Pekerja seks memerlukan skrining secara rutin untuk IMS seperti penggunaan kondom tidak sepenuhnya protektif.
3.2. Saran
Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita semua dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan IMS ( Infeksi Menular Seksual ), dan dapat melakukan berbagai tindak pencegahan, karna ini merupakan kewajiban kita semua untuk mengurangi tingkat kejadian pada penyakit mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks bebas, meberikan pengetahuan pada seluru remaja agar menghindari tidakan yang tidak bermoral tersebut karna dapat merusak masa depan mereka dan dapat menjadi penyesalah seumur hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.dr. Ida Bagus Gede,Manuaba .SPog,Mengenali Kesehatan Reproduksi.Arcan.Jakarta.1999
KPAN.HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual Lainnya di Indonesia.Tantangan danPeluang Untuk bertindak.Jakarta 2001
http://pisangkipas.wordpress.com/infeksimenularseksual
http://belajarbersamalagi.blogspot.co.id/2012/03/makalah-infeksi-menular-seksual.html(Diakses pada tanggal 25 oktober 2017 pada jam 20.05 wib)
0 Response to "makalah Infeksi Menular Seksual"
Post a Comment